Foods

Pencontreng Terakhir

4-surat-suara

Kemarin, 9 April 2009, saya juga ikut mencontreng dong. Tapi saya baru datang ke TPS menjelang pukul 12 siang bersama istri saya. :mrgreen:

Tiba di TPS dekat rumah, suasana sudah agak sepi. Yang terlihat hanya para petugas dan seorang warga lainnya.

Saat hendak mencontreng empat kertas suara yang diberikan oleh petugas, saya agak terkejut. Ternyata alat yang disediakan untuk mencontreng adalah pulpen bertinta merah. Saya pikir bakal disediakan spidol, biar lebih jelas contrengannya.

Setelah memasukkan empat kertas suara itu ke empat kotak yang berbeda dan mencelupkan ujung jari kelingking ke botol tinta, saya mendengar ada petugas yang mengingatkan para petugas lain bahwa sudah jam 12 (siang). Saya sempat melirik lagi ke bilik suara. Eh, sudah tidak ada warga lain. Kayaknya saya dan istri saya jadi pencontreng terakhir di TPS tersebut. :mrgreen:
Continue reading…

Jam Buka Tempat Makan di Bandara Internasional

Selama ini saya mengira di Bandara Internasional Soekarno-Hatta Jakarta yang kesibukan jadwal penerbangannya bisa dibilang hampir 24 jam, tempat-tempat makan yang ada di dalamnya buka terus sepanjang masih ada jadwal penerbangan yang tersisa. Setidaknya, tempat-tempat makan yang ada di dalam gedung bandara atau minimal airport lounge-nya ada yang buka terus sepanjang hari. Ternyata perkiraan saya salah. 😯
Continue reading…

Susahnya Beli Gift Voucher Makan di Surabaya

Adakalanya ketika cocok dengan menu di sebuah resto atau cafe dan ingin merekomendasikannya ke teman atau relasi bisnis, bisa dilakukan dengan memberikan voucher senilai sekian rupiah agar bisa langsung digunakan di tempat itu. Apalagi kalau voucher itu bisa sekalian sebagai kado ulang tahun.

Yang jadi masalah adalah kalau resto atau cafe yang ingin kita rekomendasikan itu ternyata tidak menyediakan penjualan voucher. Bahkan tidak ada niat sama sekali untuk membuatkan sebuah voucher khusus atas rupiah yang kita ingin bayarkan untuk digunakan oleh teman atau relasi bisnis kita.

Itulah yang saya dan istri saya alami pada Senin kemarin ketika hendak membeli voucher untuk dijadikan kado. Malay Village, La Rucola, dan Coffee Bean adalah tiga dari sejumlah resto dan cafe yang kami hubungi, baik datang langsung maupun tanya via telepon. Dan ternyata tidak ada yang menjual gift voucher makan. Diminta untuk membuatkan voucher khusus pun tidak bersedia. Entah mengapa. 🙄

Bukan Fotografer Buku Kuliner Jalansutra

Ya, saya memang seorang fotografer.
Ya, saya memang senang makan.
Ya, saya memang tercatat sebagai anggota milis Jalansutra.
Ya, saya memang bernama Benny Chandra.
Ya, saya memang memiliki domain BennyChandra.com
Tapi…
saya bukan orang yang tercatat sebagai fotografer dalam buku Kuliner Jalansutra 1 atau judul lengkapnya Kuliner Jalansutra: Tempat Makan Jakarta Tempo Doeloe.
Continue reading…

Lagu Jadul Indonesia di Resto (Masakan) Australia

the rocks

Pernah makan siang di restoran yang mengaku menyuguhkan “Modern Australian Cuisine” dan mengusung slogan “Feel 100% OZ with Our Australian Standard” sambil disetelkan dengan volume cukup besar lagu-lagu jadul Indonesia macam Anak Singkong-nya Bill & Brod, Kugadaikan Cintaku-nya Gombloh, Berdiri Bulu Romaku-nya Hetty Koes Endang, hingga lagu kebangsaan Indonesia Raya (walau hanya intro-nya saja)?

Gw dan istri gw baru mengalaminya kemarin siang di The Rocks, sebuah restoran yang berada di daerah Surabaya Barat.

Sekarang gw jadi tahu arti “Feel 100% OZ with Our Australian Standard” yang dipasang resto itu di mana-mana…