lion air

Jarak Antar Kursinya Wings Air dan Lion Air

Untuk ke Gorontalo, sebenarnya saya agak enggan naik pesawat Wings Air / Lion Air. Kenapa? Pertama, karena jadwal terbangnya dari Surabaya yang sekitar pukul 06.30 WIB itu terlalu pagi bagi saya 😛 . Kedua, rata-rata jarak antar kursi dalam pesawat MD-82 dan MD-90 yang digunakan Wings Air / Lion Air sangat tidak nyaman bagi yang bertubuh lumayan tinggi seperti saya.

Makanya beberapa kali terakhir waktu pulang ke Gorontalo dari Surabaya, saya lebih memilih naik Sriwijaya Air karena jam penerbangannya sore hari dan jarak antar kursi di pesawat Boeing 737-200 yang digunakannya sedikit lebih friendly bagi saya.

Sayangnya, belakangan ini jadwal penerbangan Sriwijaya Air dari Surabaya ke Gorontalo berubah. Dari Surabaya jadwalnya menjadi pagi sekali sekitar jam 06.00 WIB, kemudian singgah di Makassar sekitar enam jam (!) baru terbang ke Gorontalo pada sore harinya.
Continue reading…

Airbus A319 ke Gorontalo

Akhirnya, Airbus A319 datang ke Gorontalo. Setelah sempat tertunda sekitar lima hari dari rencana semula, Sabtu kemarin (20/9) pesawat Airbus A319 yang dioperasikan Batavia Air jadi juga terbang ke dan dari Gorontalo. Saya sempat kuatir akan tertunda lagi. Namun kabar via SMS dari adik saya di Gorontalo soal jadi masuknya Airbus A319 menepis kekuatiran saya. Istri saya pun bisa dengan lancar ikut penerbangan hari kedua dari Jakarta pada hari Minggu pagi kemarin.

Masuknya Airbus A319 ke Gorontalo menjadi menarik karena selama beberapa tahun belakangan ini, setahu saya, jenis pesawat yang rutin mendarat di kota yang sudah menjadi provinsi itu rata-rata tergolong generasi lama. Sebut saja seperti Boeing 737-200, Boeing 737-300, MD-82, dan MD-90. Apalagi, menurut catatan Airfleets.net, pesawat Airbus A319 itu baru beroperasi mulai 2006. Bandingkan dengan keempat jenis pesawat lain tadi yang rata-rata umurnya sudah di atas 20 tahun, kecuali MD-90 sekitar 10 tahunan (berdasarkan catatan Airfleets.net).
Continue reading…

Cara Lion Air Menghadapi Komplain Penumpang

“Ini Lion Air. Saya ini orang Lion Air!,” demikian kata-kata bernada pongah yang dilontarkan petugas di counter check in Lion Air di Bandara Juanda Surabaya pada Minggu pagi kemarin (31 Juli 2005) ketika diprotes soal aturan berat bagasi yang tidak sama.

Si petugas Lion Air ngotot kalo soal berat maksimal bagasi sekarang adalah 30kg, padahal di tiket jelas-jelas tertulis masih 35kg! Ketika dikonfirmasi ke petugas Lion Air lainnya, tetap saja si petugas gak mau tahu soal batasan yang tertulis di tiket itu. Pihak Lion Air malah Continue reading…