Media

Lagu Pertama Simply Red @ Java Soulnation

Setlist Simply Red Jkt

Waktu beberapa hari lalu googling untuk mencari informasi soal Simply Red, saya menemukan juga sejumlah berita dari berbagai media massa soal konser grup musik itu di Java Soulnation Festival 2010 belum lama ini.

Yang menarik, isi dari berita-berita itu kelihatan kurang kompak satu sama lain, terutama soal urutan lagu yang ditampilkan Simply Red pada 29 Oktober 2010 lalu. Khususnya lagi soal lagu pertama dan lagu yang jadi encore (tambahan pertunjukan).

Soal lagu pertama, ada yang mengatakan Night Nurse, tapi ada juga yang bilang Your Mirror. Tapi, ada juga yang menulis bahwa lagu Your Mirror justru baru dimainkan belakangan.

Saya sendiri yang kebetulan bisa menyaksikan langsung konser Simply Red tersebut dari awal hingga akhir, sangat yakin bahwa lagu pertama yang dinyanyikan oleh Mick Hucknall, sang vokalis, pada malam itu adalah Your Mirror. Sedangkan jumlah lagu yang dinyanyikan sebagai encore, setelah penonton ramai-ramai berseru “we want more!” berkali-kali, tidak hanya satu tapi dua buah lagu. Yaitu, Some­thing Got Me Star­ted dan If You Don’t Know Me By Now.

Masih kurang yakin? Kebetulan saya sempat memotret setlist dari konser bertajuk Farawell Tour tersebut. Ditambah lagi, ternyata daftar lagu yang dimainkan pada malam itu di Istora Senayan Jakarta telah terpasang juga di situs web resmi Simply Red. Silakan dicek. 🙂

Kalau sudah begini, mungkin ada yang salah nonton? Atau bagaimana? 😀 🙄

Jangan Hanya “Telah Diselesaikan dengan Baik”

metrowatch-1299

Siang tadi, saya menjumpai hal yang menarik ketika membaca rubrik Metropolis Watch di surat kabar Jawa Pos, halaman 30. Dalam rubrik yang menampung surat pembaca itu, ada sebuah pengumuman dari redaksi Jawa Pos yang isinya seperti ini:

Sesuai dengan permintaan pembaca, tanggapan atas keluhan yang dimuat di Metropolis Watch harus disertai penjelasan singkat tentang bentuk penyelesaian yang dilakukan. Tidak cukup hanya menyatakan “telah diselesaikan dengan baik”. Terima kasih.

Menarik bukan? 🙂 Semoga ketentuan seperti itu juga diterapkan oleh media-media lain yang mempunyai rubrik surat pembaca, sehingga pihak terkait yang dikeluhkan tidak lagi hanya sekedar mengatakan “telah diselesaikan dengan baik” dalam surat tanggapannya.

Menggoes dan Melounching

13/06/2008 16:05 WIB
BBM Naik, Warga AS Goes Sepeda
Rita Uli Hutapea – detikcom

Washington – Dampak kenaikan harga BBM juga dirasakan sebagian warga AS. Bahkan demi penghematan, mereka kini menggoes sepeda untuk pergi ke tempat kerja.

Membaca potongan salah satu berita di detikcom sore ini membuat saya tersedak (sedikit berlebihan memang, tapi daripada saya ngaku kalau saya ngakak sampai sakit perut, bukannyakah itu kurang sopan? 🙂 ).

detik-menggoes

Kembali ke soal “menggoes”. Saya baca di sumber terjemahannya, tidak terdapat kata “menggoes” ataupun “goes”. Jadi, sebenarnya apa artinya “menggoes”? Mungkin ini semacam ‘persaingan’ dalam menambah perbendaharaan kata? Pasalnya, awal Juni 2008 lalu Tempo Interaktif juga memperkenalkan ‘kata baru’: “melounching“. 🙂

tempo-melounching

5 Alasan Kenapa Kompas Tidak Seharusnya Naikkan Harga

kompas-harga

Baru kemarin saya kembali membeli Kompas di kios dekat rumah, setelah beberapa hari belakangan ini tidak membacanya. Saya cukup kaget melihat bandrol harga di sebelah kanan atas yang sekarang berubah menjadi 3.500 rupiah! Terakhir saya beli, bandrolnya masih Rp 2.900,- yang berarti sekarang naiknya Rp 600 atau sekitar 20%! Sebelumnya Jawa Pos sudah terlebih dahulu menaikkan harga bandrol dari Rp 3.000,- menjadi Rp 3.500,- atau naik sekitar 16%.

Agak menyedihkan memang. Harga BBM saja belum naik tapi media cetak sudah berlomba-lomba menaikkan harga. Kabarnya sih kenaikan itu ada hubungannya dengan kenaikan harga kertas koran impor.

Bagi media cetak di Indonesia pada umumnya mungkin masih terbilang wajar jika sampai harus seketika menaikkan harga. Namun untuk surat kabar sebesar Kompas, rasanya ikut menaikkan harga merupakan sebuah langkah yang terlalu tergesa-gesa. Apalagi menaikkannya hingga 20% padahal kenaikan harga kertas koran impor hanya sekitar 13%!

Menurut saya, tidak seharusnya Kompas dan surat kabar lain yang (termasuk yang sering mengaku) sebesar Kompas menaikkan harga bandrolnya pada saat ini. Kenapa?
Continue reading…