Antara Deadpool yang Konyol dan Membosankan

Ketika mendengar atau membaca kabar bahwa dalam film Deadpool terdapat banyak kejenakaan yang mengundang senyum, sebagian orang mungkin menduga isinya tidak jauh berbeda dengan sejumlah film bergenre superhero seperti X-Men, Ant-Man, Iron Man, atau The Avengers yang memang mengusung cukup banyak unsur komedi dan sama-sama merupakan karakter keluaran Marvel (meskipun ada perbedaan dalam hal hak produksi film).

Dugaan tersebut kurang tepat. Formula komedi atau ramuan kelucuan film Deadpool yang disutradarai oleh Tim Miller ini bukanlah seperti itu.

Penampilan sosok Deadpool alias Wade Wilson kali ini juga tidak persis dengan yang muncul di film X-Men Origins: Wolverine (2009), walaupun sama-sama diperankan oleh Ryan Reynolds.

Di film Deadpool ini, bisa dibilang unsur komedinya lebih didominasi celotehan satire atau sindiran pedas serta lontaran istilah-istilah vulgar yang lebih gampang dicerna oleh orang dewasa yang menghabiskan masa kanak-kanak atau remajanya dulu dengan lagu-lagu dari penyanyi dan kelompok musik macam Salt-N-Pepa, DMX, Juice Newton, Wham!, dan Chicago.

Ada cukup banyak sindirannya yang ditujukan kepada superhero lain. Urusan kendaraan, misalnya. Berbeda dengan kebanyakan superhero yang selalu digambarkan punya kendaraan sendiri dan terkadang super canggih, Deadpool cukup menumpang taksi butut ke mana-mana. Termasuk ketika mengajak Colossus (Stefan Kapicic/Andre Tricoteux) dan Negasonic Teenage Warhead (Brianna Hildebrand) dari X-Men ke markas musuhnya.

Soal hanya ada dua anggota X-Men yang terlihat, bahkan ketika dalam adegan di X-Mansion (markas X-Men), Deadpool berceletuk bahwa itu mungkin karena studio pembuat film ini tidak punya cukup uang untuk menghadirkan lebih banyak anggota X-Men.

‘Kebiasaan’ sejumlah tokoh superhero yang selalu membuat jalan menjadi retak-retak setiap kali mendarat atau meloncat dari tempat tinggi tidak luput dari sentilannya.

Ia juga sempat mengolok-olok penampilan Negasonic Teenage Warhead yang mirip dengan Sinead O’Connor dan tokoh Ellen Ripley di film Alien 3.

Dari adegan awal yang sengaja dibekukan untuk menampilkan rangkaian komentar konyol mengenai para pemeran hingga akhir film, termasuk animasi singkat dan adegan bonusnya, film ini memang penuh berbagai aksi dan celetukan jenaka yang mengundang tawa. Tetapi, Deadpool bukan hanya soal komedi.

Di film ini, mendampingi sejumlah adegan baku hantam yang lumayan brutal, rentetan makian juga berhamburan hampir sepanjang cerita. Begitu pula penampakan ceceran dan cipratan darah segar, cukup gampang ditemui. Lihat saja ketika Deadpool menumpahkan kekesalannya terhadap Ajax (Ed Skrein) dan anak buahnya. Semua itu membuat Deadpool semakin berbeda ketimbang film rombongan superhero Iron Man dan teman-temannya.

Sebenarnya Deadpool akan menjadi semakin menarik jika bagian yang menceritakan asal mula Wade sampai menjadi sosok berkostum merah marun atau merah tua itu ditampilkan secara flashback agar tidak menjadi terasa bertele-tele dan membosankan. Selain itu, cerita dan karakter musuhnya kali ini juga tergolong kurang mengesankan.

Semoga sekuelnya nanti, beserta kehadiran sosok Cable di dalamnya, akan menutupi beberapa kekurangan tersebut.

Di luar semua itu, secara keseluruhan, Deadpool adalah sebuah tontonan aksi komedi satire antihero yang cukup seru dan menyegarkan. Hitung-hitung sebagai pembuka dan pemanasan sebelum menyaksikan serbuan rombongan film superhero pada tahun 2016 ini.

[rate 3.0]

Print Friendly, PDF & Email