Anomali terhadap Terorisme: Jika ada bom meledak, menewaskan puluhan manusia tidak berdosa, aparat keamanan—termasuk aparat intelijen—dikecam habis-habisan. Namun, jika pihak keamanan berhasil menangkap gembong teroris, tidak ada yang memberi komentar, apalagi apresiasi. Aneh memang. Anomali. Meminjam istilahnya Idban: inilah bangsamu™. Eh, kira-kira tulisan Tjipta Lesmana Widyaiswara yang dimuat di Kompas itu bakal diprotes sama orang-orang tertentu gak ya? Mari kita lihat saja nanti… 😉
jangan2 salah tangkap dan orang itu dipaksa mengaku teroris, mustinya mereka yang ditangkap disuruh ngerakit bom yang sama dng bom2 yang mereka ledakkan biar yakin kalau mereka benar-benar teroris 🙂
btw anak tambang bisa jadi tersangka teroris karena anak tambang juga bisa buat bom dng solar untuk antisipasi kehabisan bahan peledak dipertambangan, atau nelayan pengguna bomb ikan bisa dituduh juga *doh* ;))
ini komentar.
ada lagi yang bilang gini: sangat tidak berperikemanusiaan menembak orang di depan anaknya. bagaimana kalau anaknya trauma?
well, orang seperti ini pasti tidak punya perasaaan sama sekali. dimana dia berada ketika bom bali meledak? berapa orang yang menjadi yatim piatu ketika bom diledakkan teroris? berapa orang yang kehilangan pekerjaan, cacat, menderita?
mendingan teroris itu ditembak mati saja, nggak usah ditembak kakinya. tembak saja kepalanya! dorrr!…
no…comment, baca dulu artikel2nya baru komen
eh, banyak kok yang apresiasi. salah baca koran kali. coba bacanya koran tempo.
“Rupanya, sebagian masyarakat masih percaya, terorisme hanya akal-akalan atau rekayasa negara tertentu untuk menekan kita. Padahal, hasil pemeriksaan terhadap sejumlah teroris yang ditangkap menunjukkan, gerakan mereka sama sekali tidak terkait negara tertentu. Mereka murni berjuang karena keyakinan ideologinya.”
Masyarakat percaya hasil pemeriksaan terhadap sejumlah teroris yang ditangkap tidak menunjukkan apa-apa selain perbuatan mereka adalah perbuatan kriminal
banyak yg apresasi, banyak pula yg ragu. biasa itu. malah berlebihan kalo sampe bilang: ini indonesia! proporsional aja.
di media basbang teroris pun dianggap pahlawan…
tuh om Ben!
ada (banyak) kok yang apresiatif! *lirik #5
#9, tersummon lo ya? 😛
@jalansutera
Iya. Orang yang meledakkan bom bali itu memang tidak berperasaan. Tapi ketika melampiaskan hal yang sama pada anak yang tidak menanggung dosa orangtua-nya cuma karena kesal, apa bedanya dengan hujatan “tidak berperasaan” itu?
Saya nggak suka dengan terorisme atas nama agama (apalagi ini bawa2 nama agama yg sama dengan yang di KTP saya). Tapi, saya juga nggak suka kalo dengan “atas nama terorisme” lalu semua disangkut-pautkan atau dibenarkan. Tak jauh beda dengan dalih “stabilitas nasional” di jaman dulu …
Yang paing tidak berperasaan itu ketika orang yang tidak bersalah ditangkap (baca: culik) selama berbulan-bulan, disiksa, dipaksa mengaku sebagai teroris — sementara teroris yang sebenarnya justru dibiarkan gentayangan terus.
Ini pola lama mas, sudah dari zaman Orba. Alasannya bisa macam-macam, tapi pada dasarnya semuanya ada kesamaan, yaitu soal kepentingan.
Ini terjadi pada kawan saya sendiri; dia diculik lama sekali sampai kita semua sudah pasrah dengan nasibnya. Syukurlah kemudian dia dilepas, kemudian dia berhasil merintis usaha sendiri. Sekarang sudah jadi konsultan manajemen yang sukses.
Jadi maaf saja kalau kita pesimis soal penangkapan teroris ya. 🙂
Kesalahan-kesalahan yang saya sebut itu bukan karena intelijen kita tidak kompeten. Kebalikannya, mereka sangat kompeten, dan mampu menyusup ke berbagai kelompok Islam. Saya tahu karena saya dulu banyak masuk ke berbagai kelompok tersebut, dan menemukan berbagai infiltrasi intelijen disana; karena kadang2 ada agen yang mustinya menyusup namun justru tobat dan mengaku 😀
Dan menyusup ke berbagai kelompok “teroris” Islam ini mudah sekali; karena mereka sangat mudah mempercayai orang. Salah satu yang paling awas soal security, tarbiyah, justru mungkin adalah yang paling banyak disusupi.
Untuk pembanding.
Jadi penting sekali kita menuntut BIN untuk menangkap teroris yang SEBENARNYA.
Jangan kambing hitam melulu yang ditangkap 😛 😆
Tapi ini akan sulit sekali, karena sudah melibatkan kepentingan asing. Kegiatan penangkapan teroris ngawur ini di sponsori oleh dana asing. Berbagai kekacauan di Indonesia juga demikian – seperti di kasus Maluku beberapa kali terpergok kapal asing dengan muatan senjata. Tapi akhirnya tidak ada tindakan apa2 terhadap mereka.
Kasihan sekali Indonesia jadi permainan terus….
mantaplah kalau pak polisi udah bias nangkep.
mudah2 makin banyak yg sadar kalau teroris itu berbahaya. jgn cuman diam, tapi dlm hati mendukung teroris yg dianggap pahlawan :)). parah
penyakit dunia : HIV, SAR, TeRorIs
@jalansutera – bayangkan, Anda sudah tembak si teroris itu di kepalanya. Ala Densus kemarin itu, tanpa pengadilan.
Model Judge Dredd saja 🙂
Tiba-tiba, kemudian baru ketahuan bahwa ybs tidak bersalah.
Yah, seperti Ba’ashir saja, yang sudah difitnah habis-habisan, dikurung lama sekali dan disiksa bermacam-macam; kemudian ternyata terbukti tidak benar tuduhan2 tsb.
Sampeyan bisa menghidupkan orang yang sudah mati ?
Mari kita ganyang teroris yang sebenarnya :plok:
ada koq… beberapa pengajian malah mengecam mereka yang diluncurkan dalam bentuk buku
Saya tidak tahu siapa teroris yang sebenarnya. Tapi yang jelas ulah mereka telah memporakporandakan Bali, tanah kami. Janganlah saudara-saudara menutup mata akan perbuatan mereka-mereka itu yang katanya menegakkan jihad atau apalah namanya. Jujur saja, sepertinya diam-diam sebagian rekan2 islam banyak yang mendukung kegiatan mereka. Ini terbukti dengan marahnya banyak komponen ketika Abu Dujana tertangkap.
asyik juga ngomoin teroris,…
pada dasarnya terorisme oleh dan atas nama apapun serta dilakukan oleh siapapun adalah kejahatan dan harus diperangi! OK????
Bom bali, Marriot, dan lainnya boleh disebut teroris!
Penembakan rakyat di Pasuruan kemarin, jika kita fair harus juga di anggap teroris donk.
@Mieka – ini persis seperti di Amerika & Inggris pasca 9/11, umat Islam dicaci maki karena tidak mengutuk para teroris tersebut.
Buntutnya, banyak yang di harass, sampai ada yang tewas.
Ternyata, yang dikutip oleh media massa adalah mereka yang pro teroris.
Sedangkan yang kontra teroris, dan jumlahnya JAUH lebih banyak, tidak dikutip sama sekali.
Setelah itu, saya jadi makin bertekad untuk memasyarakatkan blog 🙂
btw; pada kasus di Inggris & Amerika, untungnya ada MCB & CAIR. Setelah lama melobi berbagai pihak, akhirnya suara umat Islam mayoritas (dan tidak melulu yang ekstrim & minoritas) mulai makin muncul di media massa.
kesimpulan: jangan cepat menarik kesimpulan hanya berdasarkan data dari media “massa”
yaaa banyak-banyak ja berdo’a kepada yang maha kuasa,,,
agar selalu diberi ketenangan hati. 👿
Subhanallah untung yang aku tahu bagaimana caranya menjual sapiku supaya cepat laku ada hasil dan barokah….