Akhirnya bisa juga nonton Ca Bau Kan hari Kamis malam di Mitra 5. ๐
* Settingnya asyik banget. Suasananya dapat. Urusan baju dan bangunan juga cukup mengesankan. Kelihatan deh kalo niat bikin film. ๐
* Tapi jalan ceritanya kayaknya loncat-loncat ya. Adegan satu belum tuntas, loncatnya udah jauh ke tempat lain. Jadi ingat film Pulp Fiction aja nih…
* Pengenalan tiap tokoh terlalu singkat, malah tiba-tiba muncul aja. Mungkin memburu waktu / durasi film yang cuma 2 jam-an kali ya. Mestinya bikin aja sampai 3 jam-an kayak Lord of.. ๐
* Sepertinya kata-kata yang digunakan banyak merupakan kosa kata baru dalam Bahasa Indonesia. Terlalu canggih dan lancar, terutama ketika adegan para orang Kong Koan lagi berunding. Padahal kan itu cerita di tahun-tahun silam (sekitar 1930 – 1960an). Detilnya kata-kata yg. mana, gak ingat. Tapi kalo bisa lihat skenarionya mungkin bisa dibedakan tuh.
* Si Tan Peng Liang Semarang kelihatan muda terus hingga umur 60-an. Apa emang ceritanya awet muda atau gara-gara gak bisa bikin si Ferry Salim kelihatan tua ya?
* Kualitas audionya kok jelek banget ya. Apa karena nontonnya di Mitra 5 yang non digital?!
Gimana pendapat kamu? ๐
Ayo mandi-o. Ambumu wis ndak karu-karuan.
– Tan Peng Liang Semarang