Konsekuensi Cyberlove

TReMMPernah terlibat cyberlove? Aku sih gak pernah. 8)

Sepertinya adanya jalur Internet memang memuluskan berbagai hal, termasuk proses mencari cinta. Untuk urusan PDKT, cukup via jalur chatting baik dengan mIRC atau instant messenger. Kencanpun bisa dengan sambil ngerjakan hal lain. Bisa sambil nyamil, browsing, download, ngetik, dan mungkin sambil kencan dengan calon lainnya. Dapat info dari si calon juga bisa lebih detil dan cepat. Kalo dibanding dengan model kencan biasa, sepertinya bisa dibilang lebih efisien (baca: hemat waktu dan biaya) dan efektif. Kira-kira sih begitu… 😉

Namun, di samping berbagai keasyikannya, ber-cyberlove juga punya konsekuensi yang perlu jadi perhatian sebelum terlibat lebih serius. Apakah itu? Seperti yang sempat gw lontarkan dalam obrolan “Cyber, I’m in love” di TReMM-nya HardRockFM Surabaya edisi 18 Februari kemarin, karena bentuk hubungan cyberlove itu rata-rata dimulai dari sesama penggemar berat chatting (minimal salah satunya) alias ketemu di salah satu channel IRC, maka bersiap-siap aja cemburu berat dan untuk dinomorduakan setelah jadian nanti gara-gara soal chatting juga. Pasalnya, besar kemungkinan si pasangan yang maniak mengobral kata-kata lewat jalur IRC tadi itu bakal sulit meninggalkan hobinya. Tetap aja dia online berjam-jam di Internet dengan lebih dari lima jendela channel chatting terbuka di monitor komputernya. Resiko terbesar, terbuka lebar kemungkinan ia mendapat selingkuhan baru dari situ juga. 😉 Waspadalah! 😀

Print Friendly, PDF & Email