… petugas itu meminta kembali uang Rp 250.000 atau dollar Australia. Lalu kami mengatakan bahwa kami adalah relawan di sebuah organisasi di Indonesia sehingga tidak mempunyai pecahan dollar, tetapi hanya memiliki rupiah. Setelah itu kami menawarkan Rp 50.000 dan ditolak. Lalu dia mulai berkata dengan perkataan yang tidak sopan, “Kamu cantik sekali. Saya suka sama kamu,” dan bertanya tentang status perkawinan kami.
Meskipun merasa marah, kami tetap menjawab pertanyaan polisi itu dengan mengatakan bahwa akan menikah dengan warga Australia. Setelah mendengar jawaban itu, polisi tersebut tampak kelihatan agak takut. Pada saat itu ada seorang polisi lainnya yang lebih senior sempat lewat dekat kami, tetapi kemudian cepat berlalu. Kemudian polisi tersebut meminta membayar Rp 100.000, tetapi ditambah sebuah ciuman. Kalau di Australia perilaku polisi seperti ini adalah sebuah pelecehan seksual dan dapat diancam hukuman penjara…
Itulah petikan salah satu pengalaman warga atau pengguna jalan ketika harus berurusan dengan polisi, yang dimuat di rubrik “Redaksi Yth”-nya KOMPAS (7/11). Sudah malak, masih minta dicium pula! Ugh, sebuah potret buram nan memalukan dari petugas kepolisian di negeri kita ini! 😡 🙁
disini udah kena penjara tuh polisi… jujur, keluhan temen2 cewek non-indonesia gue yang pernah ke indonesia mayoritas adalah perilaku para ‘mas-mas’ yang kurang ajar… hm, apakah ini udah jadi budaya kita ya? 🙁
serem ih…
Ah, nak Benny, itu kan hanya oknum… :p
sang oknum mencoreng wajah kepolisian dan publik bisa menuding kepolisian (oknum sudah diabaikan)
bakal repot jika yang terlibat tidak proporsional melihatnya
btw, judul posting ini pun cukup bombastis, bayangkan jika judul ini ada di halaman depan koran nasional
betul kata bang jay,
harusnya ini masuk dalam berita utama, biar para polisi itu malu sendiri….
kalo baik-baik, disebut anggota… kalo jelek-jelek, disebut oknum… tetapi oknum-oknum itu masih terus dibiarin… entar kalo oknumnya lebih banyak dari ‘anggota’ gimana dong? 😉 he he he 😀
menurut gw, baik atau jelek tetaplah anggota.. apalagi saat dia melakukan tindakan memalukan itu, dia sedang bertugas sbg anggota! Lain halnya kalau ‘si oknum’ saat malak dan minta dicium itu sedang cuti dari tugasnya…
Mudah-mudahan dimuatnya surat itu di KOMPAS akan mendapat tanggapan yang positif dari institusi terkait.. bukan malah ngeles…
Yah akhirnya ada bersuara dengan kebenaran juga
disgusting…
wah…
*ck..ck..ck..*
kalo di Aceh, perlakuan-perlakuan dari “mas-mas” ber-beceng itu sudah cukup biasa. Adek gw aja kena dikerjain!! Brengsek emang!
*tarik napas.. turunin emosi*
tapi mau gimana lagi?! Atasan kencing berdiri.. anak buahnya ya.. ngencingi orang 😀
setuju!! memang seharusnya itu dimuat di halaman depan koran nasional! Biar jadi kepiting rebus tuh muka-muka petingginya
(walo nanti komentar gitu-gitu aja: “akan diproses! 🙁 ).
I don’t like police too much… they’re so… much trouble-maker!!