Ada yang tahu pertimbangan apa yang biasa dipakai pemilik resto dalam menentukan harga jual makanan yang ditawarkan? Apakah ada rumusnya atau asal-asalan aja sesuai feeling? 😉
Pasalnya, seringkali gw menemukan ‘harga-harga ajaib’ di resto-resto tertentu. Dan Entah kenapa seringkali pula menu yang dipasangi ‘harga ajaib’ itu adalah masakan Indonesia. Sudah rasa hidangannya biasa-biasa saja (tidak istimewa), porsinya sedikit, harus nunggu lama, setting ruangannya kurang nyaman, pelayanan standar, dan tempatnya bukan kelas hotel bintang lima, tetapi harganya mendekati harga resto hotel.
Salah satu contohnya, yang kebetulan baru beberapa hari lalu gw kunjungi, adalah resto “dapur jawa” yang baru buka di daerah Manyar Kertoarjo, Surabaya. Lihat saja. Di tempat itu, antara lain, menu Nasi Liwet ditawarkan Rp 25.000 dan Nasi Goreng Rp 16.500! (lainnya lupa, masih gw ingat-ingat dulu).
Di Resto Tomodachi juga demikian. Resto yang belum lama buka di daerah Embung Embong Ploso, Surabaya itu membandrol menu masakan Indonesianya dengan ‘harga-harga ajaib’, Seperti Nasi Goreng dijual sekitar Rp 26.000 Rp 21.500 dan Ayam Betutu Rp 25.000. Padahal untuk western foodnya, harga yang dipasang berkisar 50-80an ribu per porsi. Cenderung lebih murah ketimbang harga western food di tempat lain.
Sebenarnya masih ada beberapa tempat lain yang juga (entah kenapa.. 🙄 ) memasang ‘harga-harga ajaib’ untuk menu Indonesia. Tetapi dua tempat tadi itu yang paling terakhir gw datangi. 😈
Oh ya, gw bukannya pengen semuanya dipasang dengan harga murah, tetapi lihat-lihat dululah seberapa enak sih masakan yang ditawarkan. Sejauh ini, jarang gw mendapati menu-menu dengan ‘harga ajaib’ itu punya keistimewaan sendiri. Seringkali rasanya biasa-biasa aja. Sehingga gw sempat berpikir, mungkin yang masang harga terlalu percaya diri! 😆
Saran gw, kalau memang ada yang istimewa gak apa-apa masang harga sedikit ‘ajaib’. Kalau memang ada yang spesial, tolong jelasin hal itu di dalam daftar menu. Biar ketahuan harga yang dipasang sebanding gak dengan rasa masakan yang disajikan… 😉
mungkin alesannya abuat menyeragamkan harga, ada faktor psikologis kalau harga makanan jauh berbeda. mungkin lho 🙂
yang bikin mahal mungkin biaya layanannya. komponen sewa tempat, biaya kebersihan, gaji pegawai, dll. dimasukin ke harga.
tapi sering nyesek juga sih makan mahal di tempat yang ga nyaman dengan pelayan jutek. kalo dah kaya gitu, ga tau lagi deh apa yang bikin mahal.
mahal di suasananya (tempat), kalau soal makanan dimana aja bisa sama.
keren nih…biru….lagi blogwalking pak…salam kenal 🙂
Bisa jadi karena: 1. Daerah Elit jadi harga juga elit (MaKer), 2. Mengincar wisdom atau turis asing yang biasanya ga peduli sama harga asal tempatnya bersih dan pinggir jalan, 3. Sudah punya ‘brand’ jadi PeDe walo mahal dan rasanya so-so gitu tapi tetep diuber (ex: Pecel Bu Kus yang di Baratajaya 6rb/porsi dan di Bekasi 8rb/porsi padahal rasanya sama aja sama pecel pinggir jalan yang 2 ribuan :D)
#1 & #2, tapi sampai harus maksa mahalin menu yg sebenarnya tdk sebanding dgn apa yg disajikan, apa masih masuk akal?
Apalagi di “dapur jawa” itu, petugas2nya kurang enak melayani.. trus, kalo jalan ke sana ke mari kayak terburu-buru.. jadi gak enak liatnya.. 🙁
#5, di daerah itu gak semua makanan mahal kok… kalau ada yg mahal pun cukup sebanding dgn menu yg disajikan (steak misalnya)
Sebelumnya saya Ronald Latief atas nama Manajemen mengucapkan terimakasih atas kunjungan Bp Benny Chandra di Tomodachi Cafe Jl Embong Ploso 27. Saya ingin mengklarifikasi sedikit mengenai Menu kami Nasi Goreng Dijual dengan harga Rp 21.500 sedangkan Andalan kami yang lain seperti Soto Betawi (23.500) Ayam Betutu(27.500) Nasi Campur Bali (25.500) dan bebek Crispy(29.500) Menu -menu ini memang sedikit sulit jika mencari di Surabaya. Selain itu kami juga menyajikan Western Food dan Japanese Food dengan kisaran harga 24.500-34.000 untuk daging lokal.Untuk Harga juga diimbangi dengan Kualitas, Rasa, Suasanya dan pelayanan. Kami memang Menerapkan pricing Strategy dibawah harga pesaing kami yang sekelas. Semoga ini dapat membawa kehadiran bapak kembali di Tomodach Cafe. Terima kasih banyak. Hormat saya Ronald Latief ( 031.5322627)
Untuk informasi saja Rujak Cingur Achmad Jais Saat ini seporsi harganya Rp 30.000 Apakah ini juga termasuk Ajaib?
Terima kasih Bapak Ronald Latief atas konfirmasinya. Sudah saya koreksi. 🙂
Mudah-mudahan soal “sedikit sulit jika mencari di Surabaya” bukan sebuah alasan utama yang membuat makanan-makanan itu dijual dengan harga agak ‘aneh’ di Tomodachi ya… 🙂
Mengenai rujak cingur itu saya sdh pernah dengar sebelumnya dan tetap saja bagi saya hal itu ajaib!
Thank You pak atas sarannya, Semoga bisa membawa bapak kembali ke Tomodachi untuk mencoba menu yang lain. Harga pasti dibawah Stuart Kok dan harga yang terjangkau
Kalau pas mampir cari saya ya pingin ngobrol2. Salam hormat
Sebenarnya penentuan harga itu tidak terkait semata-mata dengan masalah bahan baku atau cost of production, namun ada juga yang namanya “experience” factor.
Nah, kalau udah menyangkut masalah “experience” ini, maka besaran harga yang ditentukan adalah subyektif, tergantung seberapa nilai yang produsen anggap layak untuk ditukar dengan “experience” yang didapat oleh pengunjung.
Tak jarang pula faktor harga yang terakhir ini yang sering menjadi ganjalan bagi konsumen… Seberapa laikkah harga dari “experience” ini harus dibayar? Bisa dibandingkan terhadap restoran sejenis sekualitas, atau makanan sejenis sekualitas.
Kalo mau maen2 dan baca2 soal info tempat makan mana yang oke, silakan mampir ke: http://epicurina.multiply.com/
He he he
Saya dari resto Pecel bu Kus…
Dulu duit 5.000 kalo buat jajan di kaki lima bisa buat 2-3 org kenyang sekaligus, ttp sekarang itu hanya harga segelas juice dipinggir jalan. Inflasi mmg bikin harga dan biaya naik, 8th terakhir harga property naik signifikan, contoh: dulu sewa ruko dr 10-15jt/th skrg jadi 40-60 jt/th, naik 400% lebih. Nasi pecel (kelas ruko)dulu Rp3.000/porsi skrg 6.000, cuma naik 200%. Nah, belum lagi naiknya biaya produksi lain seperti harga bahan mentah, transportasi, gaji karyawan, dll. kenaikan harga mmg tidak selalu dibarengi dgn naiknya kualitas rasa atau servisnya, karena itu juga tergantung dari kelas atau visi resto yang bersangkutan. Tetapi mmg benar kalau “kepantasan” sering mjd tolok ukur penentuan harga, yaitu dg membandingkan thd resto sekelas dan sejenis nah kalo dia cukup pede biasanya sedikit ditambahi ttp kalo nggak sedikit dibawah pasaran, ttp percayalah itu sudah diitung2 sampai njlimet dan biasanya muncul faktor angka nett profit antara 10-15% (dulu sblm krismon bisa 30-50%)jadi tergantung seberapa efisien resto tsb dijalankan. Mengapa resto di hotel2 nggak beda jauh? ya liat dulu hotelnya, kalo hotel menengah bawah ya mmg karena selevel, lagian hotel mikir juga dg hunian yg makin turun dan persaingan resto nya dg resto2 disekitarnya pasti nggak ada untungnya kalo jual trll jauh diatas resto rival, dan juga perlu diingat profit hotel nggak cuma didapat dari restonya, coba kita bandingkan harga makanan di HardRock cafe dan Hotel Mulia, nah pasti cucok…
Mengapa harga kaki lima beda jauh padahal produk hampir sama? itu karena mrk tidak bnyk fixed costnya, no sewa, no gaji, no rekening listrik air telpon. Dan biasanya mereka cukup puas dg dikelola sendiri dan keuntungan dibawah 10%, meskipun sbtlnya mereka punya resiko2 cukup tinggi yang tidak mrk hitung dg uang, misal: preman/pungli liar, diuber2 trantib, dll
Nah ada juga kaki lima ttp punya biaya tetap spt di KYA-KYA Kembang Jepun Surabaya, ttp harga menunya? bandingkan sendiri ….. thanks hehehe
#11, FYI, saya adalah penggemar nasi pecel dan cukup sering Nasi Pecel Bu Kus yg ada di jalan Barata Jaya, Surabaya. Biasanya kalo makan nasi pecel, saya pasti nambah ini dan itu, tetapi khusus Nasi Pecel Bu Kus, saya tidak perlu nambah macam-macam. Cukup menikmatinya dengan peyek yang disertakan, karena bumbunya sendiri sdh cukup banyak dan rada kental 🙂
Terakhir saya makan harganya sekitar 6000 + PPN. Dengan harga segini, menurut saya, masih sesuai dengan rasa, tempat, dan pelayanan. Tidak murah tetapi tidak terlalu mahal juga…
Kalaupun suatu saat naik, tetap pertahankan cita rasanya. Kalo perlu ada tambahan bonus, misalnya dapat tambahan peyek gratis atau tempe bacem atau minuman gratis 😉
Terimakasih Bang Ben, akan kami perhatikan masukan dan kritik sarannya ….
ach menurut gua mah yang punya resto males aja kalo ada yang pesen masakan indo, males masaknya, pan biasanya bikinnya lama dibanding ama western food, tinggal dimasukin minyak panas doank or lebih praktis gitu,…so males bisa jadi salah satu alasannya hehehehehe
Bos di Tomodachi lagi ada Chicken Promo nih Ayam Betutu , Chicken Steak , Chicken Katsu , Chicken Teri yaki cuma Rp 18.000,- + dapat free Ice Lemon Tea sampai jam 18.00 setiap hari
Ditunggu Ya.
menurut aku harga makanan direstaurant mahal ya karena tergantung masakan yg petama dan yang kedua tempat dan suasana itu aja seh menururt aku simple aja kok
klo menurut yang saya pelajari di kampus. harga tuh ditentukan oleh penawaran dan permintaan gak ada hubuingannya dengan cost produksi. klo memang harga dipasang terlalu tinggi pasti nanti secara otomatis restoran itu gak laku sendiri. tapi klo emang harganya realistis. tentu yg datang juga gak bakalan habis
kalo masalah harga diresto2 or cafe2 skarang ini yg makin berjamur emg sama ama yg pernah ku alami mreka pasang tarip gila2an yah kadang emang sesuai dengan suasana yg ditawarkan, tp klo udh tmpat gak nyaman, playanan asal2an uh nyesel udh nakan d situ.
Sebenarnya harga makanan ditentukan oleh produksi dan bahan juga. khan duit gak bisa bohong. Kemarin2 saya jalan2 ke bandung, ama teman diajak makan chinese food di pinggiran jln. kebon kawung, trus dibawa lagi ke depan stasiun kereta api makan sop buntut. Emang enak banget sih.. soalnya gratis hehhehh… tp, emang enak banget kog, ampe terbayang2… 🙂
Supaya berkelas tujuannya, jadinya nggak berkesan makanan kampungan.
Gw termasuk yg suka bgt makan di Tomodachi Cafe.Makanannya enak2,tempatnya nyaman,pelayanannya ramah dan harganya sesuai.Misalnya menu favorit gw kebetulan makanan Indonesia yaitu Nasi Campur Bali yg dihargai Rp 29.500.Isinya antara lain nasi putih,teri kacang,kulit ayam crispy,terusss (gw lupa namanya) daging yg disuwir2,sate yg pake sereh gitu ,plecing kacang panjang,sambal matah,eh masih ditambah irisan buah segar yaitu melon,semangka,dan nanas.Rasanya jg endang majendang.Apalagi yg d Bellagio Jakarta ada free internet access.Jd betah nongkrong lama2..Pokoknya hidup Tomodachi Cafe!!Hihihi..Oia menurut gw kalo org jual makanan,mau makanan indo atau western mau dibandrolin mahal asal enak pasti dicari.Tp kl ga enak pasti ditinggalin.
pengen yang gratis……makanan ama minuman bawa dari rumah , jadi tar diresto tinggal pinjem piring ama gelas
beres dah gratis kan….
Salam, saudara. Saya Asyraf dan pada hari Isnin buat pertama kalinya saya akan ke Indonesia (surabaya) atas urusan bercuti. Sekiranya tidak keberatan, boleh saudara beritahu saya harga lazim makanan di Indonesia? Terima kasih.
@ Asyraf, utk kelas warung atau rumah makan kecil, jika menunya sejenis nasi campur atau nasi goreng harganya sekitar 8000 hingga 20.000 / porsi. Utk rumah makan besar atau gerai makan di mal, harga wajarnya rata-rata sekitar 20.000 hingga 35.000 / porsi.
Bener banget kenapa makanan yang biasa aja kalau di resto harganya malah mahal ya
Yaah lumayan juga ya.