Menyewa(kan) Koran?

sewa majalah

Beberapa tahun lalu ketika bertemu di Surabaya, seorang pemimpin redaksi majalah komputer (bukan, bukan dari majalah yang terlihat pada skrinsut di samping) terkejut ketika mengetahui selama ini gw membaca majalahnya dengan cara menyewa dari tempat persewaan buku. Ya, menyewa, bukan membeli :mrgreen:

Mudah-mudahan bukan karena itu rubrik yang sempat ditawarkan ke gw tidak jadi muncul di majalahnya… he he he 😆

Nampaknya bagi sejumlah orang, menyewa buku -entah itu majalah, komik, maupun novel- masih dianggap sesuatu yang aneh atau tidak umum. Entah karena tidak mengetahui adanya tempat persewaan buku atau enggan menyewa. Ada yang memang lebih memilih membeli ketimbang menyewa.

Meskipun kadang-kadang masih membeli majalah-majalah tertentu, sejak SMP gw sudah terbiasa menyewa buku. Menurut gw, menyewa adalah cara termurah agar bisa membaca majalah, komik, maupun novel sebanyak-banyaknya, asalkan tidak sering-sering kena denda dalam jumlah besar karena terlambat mengembalikan hingga berminggu-minggu… 😉

Selain itu, menyewa buku bolehlah dianggap bisa berhemat tempat. Hemat tempat? Selesai baca majalah atau komik gw tidak perlu menyimpannya, isi gudang tidak perlu bertambah.

Sayangnya, hingga sekarang gw masih belum menemukan tempat yang menyediakan koran dan tabloid untuk disewa…