Beberapa hari lalu, saya mendapat sebuah pengalaman baru soal karcis parkir. Setelah makan di sebuah rumah makan di daerah jalan Diponegoro, Surabaya, saya berjalan menuju meja kasir untuk membayar.
Sambil mulai menghitung total jumlah pesanan saya, kasirnya bertanya, “Parkir mobil, Pak?” “Iya,” jawab saya. Dalam hati saya menduga, mungkin kasir itu hendak memberikan karcis parkir gratis sebagai bagian dari layanan, seperti layaknya di beberapa tempat lain lain. Namun rupanya kali ini tidak demikian.
Dalam notanya, ternyata biaya parkir mobil sebesar 2000 rupiah ikut ditagih juga. Selembar karcis parkir disertakan untuk diberikan kepada petugas di parkiran.
Hmm…
Kasir melanjutkan : “Tadi kencing pak ?”. Visitor mengangguk.
Printer pun kembali memuntahkan selembar bon bernilai dua rebu rupiah.
@ Brain90, ๐
pernah makan di rm padang di keberangkatan domestik juanda baru?
saya makan nasi + ayam + perkedel.
di notanya ke cetak detil, mulai nasi, ayam, perkedel, daun singkong, kuah nangka, kuah kare, cabe hijau, cabe merah (lupa apa lagi).
kuah doang dicharge (1000 kalo gak salah).
kalo pelanggan bilang “naik taksi”, ditagih 2000 juga, soalnya itu jatah preman ben ๐
@ dudi, ha ha ha ๐
tragis nian… jd mendadak laper lg dunk..
itu karena kmu ben. yg makan.. harusnya gratis kok..
*run run small*
@ budiwijaya, *plak*
rumah makan dimana tuh??? kok bisa ya…
karcis aja bayar ya…. hmmmm
Wagu tenan =))
ebuset, ben.. banyak amat makanmu =))
sate sapi, ada kambing pula :-” du du du du..
btw lucu juga tuh parkir ditagih di bon makanan. biar ga bisa kabur hahaha =))
bagus juga ya manajemen nya.. mantab….lucu juga
makasih infonya
salam kenal