Ketika membaca status Roni Lantip di Facebook mengenai keprihatinannya terhadap penggunaan istilah “hack/hacking” yang salah kaprah, saya teringat kembali pengalaman saya ketika ikut melokalkan atau menerjemahkan proyek Mozilla Webmaker beberapa waktu lalu.
Waktu itu, saya sempat agak kebingungan menemukan padanan yang pas untuk istilah hack. Untuk langsung menerjemahkannya menjadi “meretas”, seperti yang selama ini umum dipakai berdasarkan panduan yang ada, saya merasa tidak sreg. Mengapa?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, meretas:
1 memutuskan benang-benang pada jahitan; 2 membuka (surat) dengan pisau; 3 membedah atau membelah kulit (karung dsb); 4 menebangi pohon untuk membuat jalan; merintis; merentas; 5 menembus dengan merusak dinding dsb;
Menurut saya, definisi “meretas” itu kurang sesuai dengan yang dimaksud dalam penggunaan istilah hack di Webmaker. Webmaker adalah sebuah program dari Mozilla yang bertujuan membantu para pengguna Web meningkatkan keterampilannya menjadi pembuat Web, membuat sesuatu yang luar biasa dengan Web.
Dari situ kemudian saya berusaha mencari padanan lain yang berkesan lebih positif dan sesuai dengan penggunaannya di Webmaker. Setelah mempertimbangkan sejumlah alternatif dan mendiskusikannya dengan Romi Hardiyanto (penerjemah senior dalam proyek Mozilla), akhirnya saya memilih “utak-atik“.
utak-atik:
melakukan pekerjaan perbaikan dengan mencoba-coba
Mungkin itu bukan sebuah padanan yang sangat tepat tapi setidaknya lebih cocok daripada “meretas”.
Dalam proyek itu, kami juga memutuskan menerjemahkan “remix” menjadi “olah kembali”. Tapi jika “remix” dicantumkan sebagai nama tombol, kami biarkan tanpa diterjemahkan, untuk menghemat ruang.
munngkin harus merujuk pada kamus hasan shadily untuk penggunaannya, memang kadang singkronisasi bahasa indonesia dan bahasa inggris tidak nyambung.
bahasanya mudah dimengerti, tp agak rancu sih
kereeen
Mungkin penggunaan kata “meretas” karena arah tujuannya cenderung merugikan seseorang yang tidak seharusnya bersifat privasi.