Lost in Imari

imari

Pernah gak berada dalam sebuah restoran yang hampir semua jenis makanannya terasa asing? Gw pernah dan itu terjadi hari Minggu kemarin (2/7).

Sekitar seminggu yang lalu gw terpilih sebagai salah satu penanya yang beruntung dalam talk show JW Marriott di Hard Rock FM Surabaya. Hadiahnya adalah undangan menikmati Sunday Brunch di Imari, JW Marriott Surabaya untuk dua orang. Asyik, bisa MAKAN-MAKANβ„’ (Thanks to JW Marriott & HRFM!) πŸ™‚

Setelah sehari sebelumnya melakukan konfirmasi, akhirnya baru hari Minggu kemarin gw dan istri bisa datang ke japanese restaurant itu. Jam 11 lebih sedikit kita sudah tiba di hotel. Saat konfirmasi, oleh manajernya gw udah diwanti-wanti agar datang kurang dari jam 11 siang biar tidak sampai harus antri.

Secara gw dan istri tergolong bukan penggemar masakan Jepang, menikmati hidangan buffet bernuansa Jepang di Imari merupakan pengalaman tersendiri. Bahkan sempat gw agak kuatir jangan-jangan semua masakannya serba mentah kayak sushi dan sebangsanya. Hiii… 😐 Untunglah kekuatiran gw tidak terbukti πŸ˜†

Ketika menengok deretan sajian siap saji yang berada di bagian agak belakang, terlihat sejumlah masakan non-mentah di samping sushi. Selain kue-kue, buah segar, dan es krim, terlihat ada tempura udang, beef dan ayam masak yakiniku, belut, udang asam manis, nasi goreng, dan beberapa masakan lain yang gw tidak tahu namanya. Tidak dipasangnya keterangan pada setiap hidangan yang tersedia membuat semakin menyulitkan mereka yang tidak terbiasa makan makanan Jepang.

Awalnya gw langsung mengincipi semua masakan non-mentah sedikit-sedikit. Dari semuanya, yang menurut gw paling enak hanya beef dan ayam yakiniku. Tempuranya agak tawar, nasi gorengnya juga. Sementara paduan bumbu udang asam manisnya terasa tanggung di lidah. Akhirnya, gw bolak balik ambil yakiniku hingga kenyang. Yang lainnya buat selingan aja… Mumpung gratis… he he he πŸ˜€

Ternyata di bagian depan tersedia juga sejumlah jenis makanan lain yang mungkin termasuk golongan ‘camilan’. Ada baby corn bakar, udang goreng kering, kacang polong rebus, dan beberapa ‘camilan’ lain. Oh ya, untuk minumnya sebenarnya sudah termasuk dalam paket tetapi pilihannya hanya teh Jepang. Gw sendiri memilih memesan air minum botolan. Belakangan gw rada nyesal setelah mengetahui harga yang dipatok untuk sebotol air minum… 😯 Untung makannya gratis! πŸ˜‰

Semakin siang, pengunjung yang datang semakin banyak. Menurut Ibu Wahyu, sang manajer, keadaan seperti itu selalu terjadi setiap hari Minggu. Bahkan biasanya malah lebih ramai. Mungkin karena hanya pada hari Minggu saja tersedia paket buffet. Hari biasa kudu pesan satu-satu, a la carte.

Tidak seperti kita berdua, rata-rata pengunjung lain terlihat sebagai penggemar sejati masakan Jepang. Meja mereka dipenuhi dengan berbagai macam sushi. Dan kita pun semakin merasa tersesat. We’re lost in Imari… :help: