Airbus A319 ke Gorontalo

Akhirnya, Airbus A319 datang ke Gorontalo. Setelah sempat tertunda sekitar lima hari dari rencana semula, Sabtu kemarin (20/9) pesawat Airbus A319 yang dioperasikan Batavia Air jadi juga terbang ke dan dari Gorontalo. Saya sempat kuatir akan tertunda lagi. Namun kabar via SMS dari adik saya di Gorontalo soal jadi masuknya Airbus A319 menepis kekuatiran saya. Istri saya pun bisa dengan lancar ikut penerbangan hari kedua dari Jakarta pada hari Minggu pagi kemarin.

Masuknya Airbus A319 ke Gorontalo menjadi menarik karena selama beberapa tahun belakangan ini, setahu saya, jenis pesawat yang rutin mendarat di kota yang sudah menjadi provinsi itu rata-rata tergolong generasi lama. Sebut saja seperti Boeing 737-200, Boeing 737-300, MD-82, dan MD-90. Apalagi, menurut catatan Airfleets.net, pesawat Airbus A319 itu baru beroperasi mulai 2006. Bandingkan dengan keempat jenis pesawat lain tadi yang rata-rata umurnya sudah di atas 20 tahun, kecuali MD-90 sekitar 10 tahunan (berdasarkan catatan Airfleets.net).

Karena belum pernah naik Airbus A319-nya Batavia Air, saya belum tahu bagaimana tingkat kenyamanannya. Semoga saja susunan seat-nya senyaman Airbus A320-nya (satu seri kan?) Valuair yang pernah saya tumpangi sewaktu ke Singapura. Selama ini saya selalu merasa pengaturan jarak antar tempat duduk pesawat Sriwijaya Air dan Lion Air yang digunakan untuk terbang ke dan dari Gorontalo tidak friendly terhadap orang yang bertubuh besar seperti saya. Jaraknya yang terlalu sempit membuat saya merasa tidak nyaman. ๐Ÿ™

Hal menarik lainnya seputar penerbangan Airbus A319 ke dan dari Gorontalo adalah soal jadwal terbangnya. Dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta Jakarta, pesawat itu terbang langsung ke Bandara Jalaluddin Gorontalo tanpa singgah di Makassar seperti rute pesawat lain. Mungkin ini pertama kalinya ada rute penerbangan langsung seperti itu dari Jakarta ke Gorontalo.

Sudah sepantasnya memang pesawat generasi baru sekelas Airbus A319 digunakan terbang langsung untuk rute jauh. Semoga maskapai lain, terutama yang gembor-gembor sudah beli banyak pesawat baru seangkatan Airbus 319, mengikuti langkah Batavia Air dengan tidak hanya menggunakan pesawat baru berkemampuan besarnya untuk seputar rute Jakarta-Surabaya saja.

Dengan terbang langsung, waktu perjalanannya menjadi lebih singkat. Kalau biasanya penerbangan lain berangkat dari Jakarta pada pukul 05.30 WIB, setelah singgah di Makassar, tiba di Gorontalo pada jam 11.00 WITA. Jadi, butuh waktu sekitar 4 jam 30 menit. Bandingkan dengan terbang pakai Airbus A319 yang dari Jakarta berangkat 01.50 WIB, tiba di Gorontalo pada pukul 05.25 WITA. Sementara dari Gorontalo ke Jakarta, malah terasa lebih singkat karena perbedaan wilayah waktu. Terbang pukul 06.00 WITA, mendarat pukul 07.30 WIB. Kalau dihitung, lama penerbangan sebenarnya adalah sekitar 2 jam 30 menit. Di luar urusan pemilihan jam terbang dari Jakarta di saat jam tidur, durasi terbang yang singkat itu memang menjadi salah satu faktor menarik.

Sayangnya, kalau perlu atau ingin terbang dengan Airbus A319 ke Gorontalo, saya harus ke Jakarta dulu. Batavia Air belum membuka rute Surabaya-Gorontalo. ๐Ÿ™ Eh, bagaimana kalau Airbus A319-nya dari Jakarta mampir Surabaya dulu sebelum ke Gorontalo? ๐Ÿ˜‰