Rumah Tahan Gempa ala ITS

Lulusan arsitektur says:

hmmm, dari artikel tersebut tidak ditemukan solusi utama, saat ini Aceh butuh arsitek turun ke lapangan, bukan hanya sekadar gambar dan rancangan.

soal rancangan yang manusiawi haruslah melibatkan rakyat Aceh, pola hidup, tipologi ruang/rumah harus sesuai dengan budaya mereka di sana. Jangan disamakan membuat rumah di tanah Jawa dengan di Aceh sana, ada faktor sosial dan keagamaan yang melekat erat dalam sebuah rumah Aceh.

di sisi lain dari mana rakyat Aceh mendapat kayu? yang sangat banyak di sana adalah pohon kelapa.

halo para arsitek! turunlah ke bumi, jangan duduk di singgasana saja bersembunyi di balik meja gambar menanti proyek yang akan datang sebagai pembangunan Aceh.

Civil Unsyiah ( Reno ) says:

Pembangunan rumah di aceh harus melihat aspek budaya rakyat aceh, dan diharapkan pembangunan rumah rakyat aceh korban Tsunami tidak menimbulkan konflik baru di aceh, karena tidak tepatnya sasaran penerima bantuan di aceh. Jadi NGO dan LSM yang ada di Aceh harus benar2 dalam pendataan penerima bantuan. BRR juga harus segera aktif dalam mengatur bantuan2 tersebut sehingga tepat sasaran nantinya mengingat masih banyak rakyat aceh korban Tsunami yang tinggal di tenda – tenda,. Jangan membuat janji2 maniez yang akhirnya menyakiti masyarakat Aceh.. Sehingga menimbulkan konflik baru di masyarakat.. Dan diharapkan kepada Seluruh Civil Engineer yang ada di Aceh Agar Pro Aktif dalam Rekonstruksi Di Aceh,, Jangan sampai terbuai oleh Gaji BESAR di NGO sehinnga anda melupakan ini semua…….