Berkenalan dengan SITTI

Belum lama ini, tepatnya 25 September 2010 lalu, saya bersama beberapa blogger lain diundang (lewat Enda Nasution) ke Jakarta (lengkap dengan tiket pesawat pp dan akomodasi!) untuk berkenalan dengan SITTI. SITTI? Tenang, tidak perlu menatap sirik begitu dong. Yang mengundang saya bukan Siti yang penyanyi berwajah menawan dari negeri tetangga itu, tapi SITTI dengan dua T yang asal Kemang, Jakarta Selatan. ๐Ÿ™‚

Setelah jadwal penerbangan Mandala Air SUB-CGK sempat berubah sampai dua kali, akhirnya saya dan dua blogger lain yang berangkat dari Surabaya bisa juga tiba di Jakarta beberapa jam sebelum acara.

Kelar urusan check in di hotel yang ada di daerah Kemang, Jakarta Selatan, kami bertiga bergabung dengan beberapa blogger lain yang sudah tiba duluan untuk cari makan. Sayangnya, karena tidak punya informasi jelas soal tempat makan di sekitar situ, akhirnya kami malah ‘nyasar’ ke sebuah warung yang menjual bebek goreng. Jauh-jauh ke Jakarta kok makannya begor? Sudah begitu, penjualnya juga orang Surabaya. Duh! Ha ha ha… ๐Ÿ˜†

Rene Suhardono Canoneo

Balik lagi soal SITTI. Acara perkenalannya sendiri diadakan pada sore hari di Mezzaluna, letaknya tidak terlalu jauh dari hotel tempat kami menginap. Bertajuk Halal Bihalal Blogger, acara dimulai dengan presentasi dari Rene Suhardono, disusul kemudian oleh Andy Sjarif dan Enda Nasution. Kepada semua blogger yang hadir saat itu, baik dari luar kota maupun Jakarta, mereka mencoba memperkenalkan apa itu SITTI dan konsep di baliknya.

Andy Sjarif

Dari perkenalan singkat malam itu, saya jadi sedikit tahu soal SITTI. Terinspirasi dari nama tokoh novel Sitti Nurbaya karangan Marah Rusli, SITTI adalah platform iklan kontekstual berbasis pay per click dalam bahasa Indonesia. Singkatnya, seperti diakui oleh pihak SITTI sendiri, bayangkanlah SITTI adalah semacam AdSense (dan Adwords)-nya Google, tapi dalam versi khusus untuk situs web dengan konten berbahasa Indonesia. Dengan konsep seperti itu, iklan yang tampil (seharusnya) sesuai dengan konten yang ada pada laman di mana skrip SITTI dipasang.

Enda Nasution

Saya sendiri sebenarnya bukan termasuk penggemar sistem iklan berdasarkan jumlah klik seperti AdSense dan AdWords, namun SITTI tetap terlihat cukup menarik untuk dicermati. Terutama karena SITTI mengkhususkan diri sebagai jaringan iklan untuk situs web berbahasa Indonesia, yang selama ini belum dilirik pihak dengan layanan serupa dari luar negeri. Bahkan Google sendiri nampaknya masih setengah hati untuk membuka jaringan iklannya terhadap situs web berbahasa Indonesia.

Kru SITTI dan blogger

Meskipun masih kurang sreg dengan nama domain yang dgunakan, saya melihat kehadiran SITTI membawa secercah harapan bagi mereka yang tetap setia menulis dalam bahasa Indonesia baik di situs web umum maupun blog, juga bagi mereka yang selama ini memaksakan diri menulis dalam bahasa Inggris demi penampakan sepotong iklan dari Google.

Dengan dukungan perusahaan induk di belakangnya dan orang-orang di dalamnya, seharusnya tidak terlalu sulit bagi SITTI untuk bergerak lebih cepat. Walau masih menempel status BETA, adalah sangat penting untuk segera menyempurnakan fitur-fitur pendukung yang diperlukan, baik oleh pemasang maupun penerbit iklan.

Urusan menantang Google, lupakanlah sejenak. Biarkan saja Google yang datang memberikan tantangan pada suatu ketika, saat mereka sudah sepenuh hati membuka jaringan iklan AdSense untuk situs web berbahasa Indonesia. ๐Ÿ™‚