“Ini Lion Air. Saya ini orang Lion Air!,” demikian kata-kata bernada pongah yang dilontarkan petugas di counter check in Lion Air di Bandara Juanda Surabaya pada Minggu pagi kemarin (31 Juli 2005) ketika diprotes soal aturan berat bagasi yang tidak sama.
Si petugas Lion Air ngotot kalo soal berat maksimal bagasi sekarang adalah 30kg, padahal di tiket jelas-jelas tertulis masih 35kg! Ketika dikonfirmasi ke petugas Lion Air lainnya, tetap saja si petugas gak mau tahu soal batasan yang tertulis di tiket itu. Pihak Lion Air malah menuduh pihak travel yang salah karena sudah diberitahu sejak beberapa waktu lalu mengenai perubahan itu.
Well, meskipun malam sebelumnya sudah dikonfirmasikan lagi ke pihak travel, mungkin pihak travel yang keliru… Mungkin sang petugas Lion Air sedang berusaha taat pada peraturan… Tetapi, begitukah caranya Lion Air? Memberikan tanggapan yang SANGAT tidak ramah terhadap komplain penumpang, berlagak sok, dan sekedar mengkambinghitamkan pihak travel tanpa ada tawaran solusi yang bijaksana?! 😡
Seandainya (ingat, SEANDAINYA) pihak Lion Air bisa bersikap bijaksana dengan mempertimbangkan untuk memberikan potongan harga atas kelebihan timbangan yang tidak sampai 5kg dari 30kg misalnya (ingat, MISALNYA), mungkin penumpang akan bisa memakluminya. Atau memang kepongahan sudah menjadi identitas perusahaan? 😛
Lagipula, bukankah pihak travel adalah kepanjangan tangan secara tidak langsung dari maskapai penerbangan? Atau memang begitukah posisi pihak travel di mata Lion Air? Hanya sebagai penjual tiket dan pihak yang bisa dikambinghitamkan di mata penumpang ketika pihak Lion Air dikomplain penumpang? Hmm… 🙄
Oh ya, belakangan ketahuan kalau rupanya ada pengecualian khusus mengenai aturan tersebut terhadap orang-orang tertentu. Ketika sedang menunggu jam keberangkatan, ada penumpang lain yang cerita kalau bagasinya yang kelebihan 20kg ternyata hanya perlu membayar separuhnya saja dari biaya resmi. Oh, gitu caranya…
ketidakadilan memang ada dimana2 😀
selalu ada pengecualian khusus, jalur khusus, untuk orang2 khusus. mau gimana lagi, paling kita hanya ngedumel. karena kita bukan bagian dari orang2 khusus.
harap maklum…tu petugas baru kena lion king, alias raja singa..:D
salah satu solusinya, catat nama pegawai tersebut, catat waktu dan kejadiannya, lalu kirim ke pihak manajemen, atauuu… tulis aja di surat pembaca di harian kompas. pasti tokcer.
#4, jangan cuma ditulis di kompas, tapi disebar ke media yang lain termasuk weblog, milis, etc. Takutnya kalo ke kompas aja, nanti salah ketik lagi. 😛
Kasian lion air, sedang gencar2nya meningkatkan image karena beberapa kali pesawat kecelakaan, tapi orang2 ground nya malah bertingkah.
weks.. begini toh…
*prihatin*
hidup memang ngga pernah adil Ben… dan kadang kenyataan itu pahit!
Sebenarnya pegawai lion kebayakan bukan org2 yg profesional buktinya mantan napi, dah gitu sma kagak naek kelas, trus jadi pemimpin keluarga aja gagal bisa lolos jadi DM di salah satu daerah
Lion air tidak bertanggung jawab, pada waktu ada panggilan boarding saya masuk ke ruang boarding tp staff nya bilang sudah close padahal pangilan boarding tsb adalah panggilan pertama yg saya dengar setelah saya menunggu satu jam di depan ruang tunggu dan tidak ada panggilan boarding sebelumnya, ketika saya urus tidak ada solusi dr lion air, malah disuruh beli ticket lagi…. Parah sekali service lion air
Berapa ya tarif bagasi lion air bila barang yang kita bawa melebihi dari tarif yang telah ditetapkan oleh pihak air lion ?
Lion air itu memang seperti itu, keponakan saya dari juanda surabaya kupang, kopernya hilang, dikomplain suruh tunggu, kini sudah sebulan lebih gak ada hasilnya. saya pikir memang lion air pelayanannya paling buruk, jelek, paling piara maling dan sejenisnya
ya… saya juga Saya penumpang LION AIR JT 395 pukul 11.00 dari Kualanamu ke Jakarta, Kamis, 06 Maret 2014 , kehilangan barang dari KOPER di Bagasi berupa 1 unit TAB 7.0 Smartfren, dan 1 unit Kamera NIKON Coolpix S6500,-. Kehilangan sudah saya lapor ke LION Tower dan ke Bandara Cengkareng pada tanggal 06 Maret 2014 via telepon, kemudian kami laporkan langsung pada tanggal 07 Maret 2014. Berulang-ulang kami telepon untuk menanyakan hasil dari pencarianyang dilakukan oleh LION, pihak LION akhirnya telepon Selasa, 01 April 2014, menyatakan hasil pencarian negative artinya barang tidak ditemukan. Maka kami mengajukan pertanggungjawaban atau penggantian secara tertulis dan antar langsung ke LION TOWER Gajah Mada, namun Pihak Lion hanya mencari-cari alasan supaya luput dari tanggung jawabnya dengan mengatakan bahwa ada Peraturan Mentri Perhubungan No.77 tahun 2011 yang melarang penumpang memasukkan barang berharga dalam bagasi. Hal iru telah saya jelaskan bahwa : Peraturan Mentri Perhubungan No.77 tahun 2011 itu, berlaku apabila penumpang sudah diberitahukan. Artinya kami tidak mengetahui isi dari Peraturan tersebut. Petugas Check-In hanya menanyakan apakah kopernya di Gembok? Saya jawab ya. Tidak ada larangan apapun ketika saya Check-In di Kualanamu. Yang kedua, Pelaporan isi bagasi hilang kami lakukan setelah kami keluar dari wilayah Bandara, hal itu kami lakukan karena kami sangat percaya kepada LION, tidak ada kecurigaan sedikitpun, yang walaupum memang kami sudah mengetahui sesaat setelah kami mengambil koper dari bagasi resleting koper rusak, kami buka kopernya susunan pakaian masih sangat rapi, tanpa curiga kami langsung pulang naik BUS Bandara Damri jurusan Pasar Minggu. Dari Pasar Minggu kami langsung naik TAXI sampai kerumah. Ini artinya tidak ada tempat dan waktu hilangnya barang kami di tempat lain kecuali di BAGASI LION. Setibanya di rumah anak-anak mau melihat foto Oppungnya yang meninggal di kampung saat itulah kami baru menyadari bahwa Resleting yang rusak ternyata karena dibongkar paksa, TAB dan KAMERA hilang. Cover TAB dan KAMERA tetap pada posisi semula yaitu di dalam lipatan pakaian. Sungguh profesional para petugas LION melakukannya. Dengan alasan ini kami tidak bisa menerima hanya permintaan maaf dari Pihak LION tanpa adanya tanggungjawab. Seharusnya LION melindungi penumpang tetapi sebaliknya penumpang menjadi objek kejahatan. Kami sangat merasa dirugikan, dokumen dalam KAMERA tersebut adalah dokumen terakhir satu-satunya kenangan “PESTA SAUR MATUA” orang tua kami yang meninggal di kampung.
Dengan tehnologi yang begitu canggih di pasang di Bandara, dan adanya kerjasama yang serius dan DISIPLIN yang tegas kepada para petugas yang menangani BAGASI pada penerbangan JT 395 pukul 11.00 dari Kualanamu ke Jakarta, Kamis, 06 Maret 2014, dalam rangka pencarian barang tersebut pasti bisa ditemukan. Pihak LION jangan hanya mencari-cari peraturan dan lain-lain alasan supaya bisa luput dari tanggung jawabnya tanpa perduli dengan perasaan dan keadaan penumpang. Dengan kejadian ini, saya pribadi banyak merasakan tekanan dari Keluarga karena dokumen dalam kamera tersebut sangat diperlukan. Dengan kejadian ini juga saya ketakutan yang luar biasa apabila mendengar suara pesawat. Sampai sekarang saya masih trauma dengan kejadian ini. Maka dengan ini saya sangat memohon pengertian, dan tanggungjawab dari PIHAK LION. LION adalah perusahaan besar, kepercayaan publik, mohon diperdulikan,j eritan hati penumpang mohon pengertiannya yang sudah mempercayakan kenyamanan kepada LION.