Layanan 24 Jam ala Apotek K-24

apotek k-24

Tadi dini hari, karena mendadak butuh beli obat, gw tanya ke 108 nomor telepon Apotek K-24 yang setahu gw buka 24 jam. Begitu ditelepon, hingga nada sambung terakhir tidak diangkat. Setelah telepon lagi barulah dijawab. Ada suara perempuan di sana. Waktu ditanya alamat lengkap Apotek K-24 itu, eh dijawab tidak tahu (belakangan gw lihat di slip pembelian, alamatnya tertera dengan lengkap). Dia hanya ngasih ancar-ancar sebelah Alfamart di jalan Dharmahusada. Gak lama setelah itu, gw langsung ke sana.

Tiba di depan apotek tersebut hampir jam 3 pagi, gw mendapati pintunya terkunci. Hanya ada loket yang terbuka. Rupanya di baliknya ada bell. Bell-nya gw tekan sekali, gak ada orang yang muncul. Tekan kedua kali, belum ada yang nongol juga. Kok seperti tidak ada tanda-tanda kehidupan? πŸ™„

Setelah gw ngebel hampir sepuluh kali dan mau cabut karena bete, barulah ada sosok karyawati berseragam yang muncul dengan tampang kusut layaknya orang baru bangun tidur… *gedubrak*

Gw segera bilang mau beli obat apa. Eh, cewek itu masuk lagi ke dalam. Tapi tak lama kemudian keluar lagi bareng cewek lain yang (juga berwajah mengantuk dan) sepertinya merupakan kasir di tempat tersebut.

Selesai gw membayar, uang kembalian (termasuk permen pengganti uang tiga ratus rupiah) dan obat ditaruh begitu saja di loket oleh si kasir tanpa memasukkannya dalam kantong plastik. Si kasir pun dengan cepatnya langsung menghilang. Mungkin melanjutkan tidurnya yang terganggu.

Sepanjang perjalanan pulang, gw terheran-heran dengan model pelayanan apotek waralaba yang katanya mengandalkan layanan 24 jam itu. Tadinya gw mengharapkan setidaknya menjumpai wajah yang segar dengan layanan yang cepat dan ramah. Ternyata malah sebaliknya.

Kalau sudah begitu, buat apa gembar-gembor soal layanan 24 jam tapi malah ditinggal tidur sama yang jaga? Layanan 24 jam ala Apotek K-24? πŸ™„

Workshop Fotografi yang Penuh Semangat

Antusias! Itulah kesan yang terpancar dari peserta maupun pihak penyelenggara workshop fotografi hari ini yang baru saja selesai beberapa jam yang lalu.

workshop sdfSebagai salah satu pembicara dalam acara yang digelar di ruang workshop HiTech Mall Surabaya itu, terus terang gw rada terkejut menjumpai antusias yang tinggi dari para peserta sejak awal acara. Begitu diberi kesempatan bertanya, banyak yang langsung mengacungkan tangan. Dan hal itu terjadi tidak hanya di sesi pertama yang dibawakan oleh Onet, tapi juga di sesi kedua yang diisi oleh gw. Sungguh menggembirakan dan bikin tambah bersemangat dalam berbagi ilmu.

Sudah gitu, mereka juga bukan sekedar asal bertanya. Rata-rata pertanyaan yang diajukan menunjukkan kalau yang bersangkutan memang memerhatikan dan punya perhatian khusus soal fotografi.

Hal lain yang juga bikin gw terkejut adalah ketika mengetahui peserta yang hadir tidak hanya dari Surabaya saja tetapi ada juga yang dari daerah lain seperti Madura dan Lamongan. Tentunya butuh semangat yang tinggi ke Surabaya untuk mengikuti sebuah acara fotografi. Dan ternyata jumlah peserta yang ikut dalam workshop kali ini melebihi target panitia, bahkan sampai menolak segala. πŸ™‚

HiTech Mall dan Surabaya Design Forum (SDF) sebagai penyelenggara pun tidak kalah bersemangat. Kabarnya anak-anak SDF sampai lembur hingga tadi dini hari untuk men-setting objek pemotretan indoor dan sebagainya. Sementara pihak HiTech Mall ikutan sibuk mencari model pengganti lantaran model sebelumnya mendadak batal.

Jika semua workshop fotografi diliputi semangat seperti itu, asik banget! πŸ™‚ Selamat buat panitia dan peserta atas semangatnya! :plok: