Nonton Twilite Goes to Campus

Twilite
Bagi gw, tempat konser Twilite Orchestra identik dengan tempat-tempat sekelas hotel atau convention hall. Nah, apa jadinya kalau tempatnya di lingkungan kampus? Satu hal yang pasti, harga tiket nonton jadi lite alias ringan! :mrgreen:

Begitu juga ketika tampil di Graha ITS pada 30 Juli 2004 kemarin. Saat itu, bandrol tiketnya dipasang 25 ribu. Suatu harga yang tergolong murah untuk pertunjukan orkestra, apalagi sekelas orkestra pimpinan Addie MS itu. Iya gak?! ๐Ÿ˜‰

So, gimana kualitas pertunjukannya sendiri? Secara gw sendiri sebelumnya belum pernah lihat aksi mereka pas main di ballroom hotel berbintang atau sekelasnya, jadinya gak bisa bilang apakah malam itu mereka tampil dalam versi lite atau tidak. Yang jelas, malam itu orkestra yang mengusung aliran pop (pops orchestra) tersebut tampil mengesankan dan mengagumkan! ๐Ÿ˜ฏ

Yang menarik adalah bagaimana sebuah pertunjukan orkestra dikemas tampil tidak membosankan. Sejumlah aksi lucu sempat ditampilkan, yang membuat penonton tertawa geli. Padahal dari segi musik yang dimainkan saja sudah membuat penonton berkali-kali tepuk tangan. Bahkan sampai standing ovation segala! ๐Ÿ˜ฏ ๐Ÿ™‚

Sayangnya, meskipun akustik gedung yang digunakan pada malam itu cukup bagus, namun posisi tempat duduk yang kurang strategis dan tidak tersedianya pending ruangan (AC) sedikit mengganggu kenyamanan menikmati alunan dari Twilite Orchestra malam itu. Yah…. namanya juga bukan di hotel berbintang…. :mrgreen: ๐Ÿ˜ˆ

Etika Ngelaba

Etika Ngelaba: ketika kurang puas dengan penghasilan yang didapat dengan bekerja di sebuah perusahaan atau kantor… ada etikanya lho!

Nonton Si Big Red Sebelum Basi

hellboy
Agak aneh ya sistem pemutaran film di bioskop di Indonesia. Kadang jadual main sebuah film bisa berbarengan dengan jadual di bioskop negara-negara besar, tetapi tidak jarang sebuah film akhirnya main di bioskop-bioskop jaringan 21 setelah versi VCD / DVDnya sudah hampir dirilis atau malah sudah ada di toko-toko duluan… ๐Ÿ˜ฏ

Itulah yang terjadi dengan film Hellboy, yang menjadi pilihan Midnite Lovernya 89.7 HRFM Surabaya edisi Sabtu kemarin (24 Juli 2004). DVDnya udah mau dirilis 27 Juli 2004 besok, eh 21 Cineplex baru mau putar minggu ini….

Meskipun secara jadwal pemutaran film itu tergolong super basi, untungnya kualitas film itu sendiri gak basi dan gak garing! ๐Ÿ˜‰ Awalnya, gw sempat under estimate terhadap film soal si Big Red itu. Gw tidak banyak berharap soal efek dan setting yang wah. Eh, ternyata… asik juga lho setting, efek, dan pencahayaan yang ada di film itu. Seru!

Di samping itu, gw masih punya beberapa catatan lain:

  • Kisah awal si Big Red digambarkan terjadi pada tahun 1944 dan dikawal setting yang wah dan serba canggih… Sepertinya kurang nyambung ya? Tahun segitu emangnya udah ada peralatan secanggih yang dimunculkan di film itu? ๐Ÿ™„
  • Yang dimunculkan sebagai lawan si Hellboy adalah monster! Buset! Gw kok jadi ingat film tempo dulu macam Megaloman dan Gaban ya?! ๐Ÿ˜ˆ :mrgreen: Gak ada jenis musuh lain apa ya?!!! ๐Ÿ˜›
  • alur cerita yang kurang greget dan mudah ditebak… ugh! ๐Ÿ˜ˆ

Mudah-mudahan sekuelnya yang akan dirilis tahun 2006 nanti bisa lebih baik! Gw tunggu lho! ๐Ÿ˜‰ ๐Ÿ˜ˆ