Untuk kedua kalinya muncul versi text only dari detikcom dan kembali versi itu harus menghilang gara-gara mendapat e-mail peringatan / teguran dari situs berita yang tampilan websitenya tidak user friendly itu.
Seharusnya detikcom jangan tahunya hanya ngamuk-ngamuk aja, tetapi juga bisa sedikit introspeksi diri. Coba pikir, kenapa sih orang lain terpikir bikin versi teksnya dan disukai banyak orang? Apalagi sampai dua kali (atau bahkan mungkin akan lebih, tidak termasuk yang tidak ketahuan) begitu. Satu yang pasti adalah karena banyak orang yang merasa grafis-grafis di situs web aslinya sudah terlalu berlebihan sehingga lambat diakses dan kurang sedap buat mata yang ingin membaca beritanya. Kalau gak mau terulang lagi kasus kayak begitu, bikin dong versi teksnya seperti Google News begitu atau Satunet.com dulu. Soal iklan dalam text version? ‘Kan bisa tawarin yang text only kayak AdWords-nya Google! Kecuali kalau SDMnya yang kurang bisa… ๐
Kalo gak gitu, ya siap-siap aja besok-besok bakal muncul lagi kasus serupa dan (seharusnya) tidak perlu marah-marah… 8)