Awalnya, saya mengira film A Man Called Ahok ini akan benar-benar mengisahkan segala hal tentang Ahok dari kecil hingga dewasa. Ternyata, sayangnya, tidak demikian.
Dari awal hingga kira-kira 60 menit berlalu, film ini lebih banyak bercerita soal Kim Nam, ayahnya Ahok, yang diperankan oleh Danny Sumargo. Mulai dari karakternya yang suka menolong orang hingga kesulitan ekonomi dan oknum pejabat tengil yang harus dihadapinya. Meskipun agak loncat-loncat, kisahnya itu sebenarnya cukup menarik, bukannya tidak menarik.
Namun, hal tersebut membuat fokus film ini terhadap Ahok seperti teralihkan. Tidak hanya sesaat tetapi lebih dari separuh film. Akan beda situasinya jika, misalnya, penggambaran kisah sang ayah itu semuanya diperlihatkan dari kacamata Ahok kecil. Pembacaan narasi oleh Daniel Mananta tidak banyak membantu merangkaikan semua hal itu agar selaras dengan judul film.
Continue reading…