Sama seperti menonton film “Laskar Pelangi” tahun lalu, kali ini saya juga belum membaca bukunya yang ditulis oleh Andrea Hirata ketika memutuskan untuk menyaksikan sekuelnya, “Sang Pemimpi“. Meskipun begitu, saya sempat berharap isi film yang masih digarap oleh Riri Riza ini tidak memunculkan berbagai pertanyaan di benak saya ketika menontonnya. Namun ternyata harapan itu tidak mudah terwujud. 🙂
Film dibuka dengan adegan ayah Ikal (Mathias Muchus) yang sedang bersepeda di sebuah jalan yang sangat sepi. Sebuah adegan yang terlihat lumayan aneh ketika disandingkan dengan kemunculan judul film di layar bioskop.
Dari situ kemudian adegan demi adegan meloncat bergantian antar waktu, dari satu masa tertentu ke masa yang lain. Dari masa Ikal dewasa (Lukman Sardi) yang sedang bingung dengan menghilangnya Arai dewasa (Nazril Irham) secara tiba-tiba, lantas loncat ke masa remaja Ikal (Vikri Septiawan) dan Arai (Rendy Ahmad) di bangku SMA. Selanjutnya meloncat lagi ke masa kecil Ikal (Zulfanny) dan Arai (Sandy Pranatha) sebelum akhirnya balik lagi ke masa SMA yang diberi porsi terbesar dalam film ini. Butuh konsentrasi tersendiri biar tidak bingung mengikuti adegan-adegan yang berloncatan antar waktu seperti itu.
Continue reading…