The Amazing Spider-Man: Serba Baru dan Iklan Terselubung

Terus terang, awalnya saya sempat skeptis terhadap film The Amazing Spider-Man. Keraguan itu muncul terutama karena faktor Andrew Garfield, pemeran baru karakter Peter Parker.

Setelah Spider-Man 3 yang mengecewakan itu, memang sudah sepantasnya perlu ada penyegaran untuk film seri pahlawan super yang satu ini.

Tapi, me-reboot film seri Spider-Man dan memasang Andrew sebagai tokoh utama yang sosoknya sangat berbeda dengan pemeran sebelumnya, Tobey Maguire? Itu yang bikin saya kurang sreg.

Hingga film berakhir, saya merasa karakter sebagai seorang pemuda yang pemalu, kikuk, dan kurang percaya diri yang selama ini melekat pada tokoh Peter masih kurang berhasil dimunculkan dengan baik oleh pemeran baru.

Selain itu, ada beberapa hal lain yang terasa kurang memuaskan, bahkan sangat mengganggu kenyamanan dalam menonton film ini. Nasihat legendaris “With great power comes great responsibility” dari Paman Ben di film Spider-Man rilisan tahun 2002, misalnya, kali ini hanya ditampilkan dalam versi lain yang terlalu samar dan tidak mengesankan.

Meskipun di sini Peter tidak digambarkan bekerja sebagai fotografer lepas seperti dalam film-film Spider-man sebelumnya, tapi ia masih ditampilkan menenteng kamera. Sayangnya, kameranya terlihat berjenis non-digital. Sesuatu yang terbilang janggal mengingat di sisi lain ia ditampilkan punya komputer bagus, ponsel pintar, dan pintu kamar yang dilengkapi kunci canggih.

Peter juga kini ditampilkan lebih suka membawa kostum Spider-Man dalam ransel ke mana-mana ketimbang memakainya terlebih dahulu dan melapisinya dengan pakaian sehari-hari. Bahkan setelah selesai bereaksi pun, masih dengan kostum Spider-Man, ia tetap diperlihatkan menggendong ransel kesayangannya. Sebenarnya lucu dan unik juga sih melihat penampilan Spider-Man seperti itu, hingga tiba-tiba terdengar dering ponsel dari dalam ransel!

Ya, keberadaan ponsel dalam film ini menjadi sangat mengganggu karena kemunculannya yang terlalu sering dipaksakan dalam berbagai adegan, dengan berusaha selalu menampilkan bentuknya secara utuh pula, sehingga tidak sulit menyebutnya sebagai iklan terselubung berlebihan dari ponsel merek tertentu. Itu jauh lebih mengganggu ketimbang iklan terselubung dari sebuah mesin pencari yang digunakan Peter dalam mencari informasi mengenai hasil penelitian ayahnya.

Di luar semua hal mengganggu tadi, untunglah masih ada sejumlah hal menarik yang bisa ditemui dalam film arahan Marc Webb -sutradara yang menggantikan Sam Raimi- ini.

Salah satunya adalah penampilan menyegarkan dari Emma Stone yang berperan sebagai Gwen Stacy, cewek Peter Parker kali ini. Setelah tiga film Spider-Man berlalu, akhirnya ada juga wajah baru yang lebih menarik dipandang ketimbang pemeran utama cewek sebelumnya. 🙂

Alur ceritanya juga cukup berhasil membagi porsi cukup seimbang antara sisi drama dan adegan aksi. Di samping itu, adanya adegan bonus berupa percakapan Dr. Curt Connors/The Lizard (Rhys Ifans) dengan seseorang alias Norman Osborn(?) yang ditampilkan di sela closing credit memberikan nilai tambah tersendiri bagi film ini.

Memang jika dibandingkan dengan film reboot lain seperti Batman Begins, The Amazing Spider-Man terbilang kurang amazing. Tapi secara keseluruhan, film ini layak ditonton. Bahkan lebih dari sekali. Cocok bagi penonton yang kecewa berat dengan Spider-Man 3 (2007).

[rate 3.5]

Print Friendly, PDF & Email