Hanya Lima Menit ke Singapura

Hanya butuh waktu 5 menit menuju ke Singapura? Iya. Namun, sayangnya, itu bukan dari Surabaya. Dari Surabaya memang ada beberapa penerbangan nonstop ke Singapura, tetapi butuh waktu sekitar 2,5 jam alias 150 menit. Bukan 5 menit.

Jadi, 5 menit itu dari mana?

Nah, ternyata ada cara lain menuju Singapura di luar cara yang pernah saya coba. Yaitu, lewat Johor Bahru, Malaysia. Itulah cara yang saya pilih beberapa waktu lalu. Hitung-hitung sebagai pengalaman bahru, eh baru.

Dari Surabaya, saya dan istri terbang ke Johor Bahru dengan menggunakan AirAsia. Kami tiba sekitar pukul 10 waktu setempat. Senai International Airport (JHB), bandara Johor Bahru, terlihat agak sepi.

Senai International Airport, bandara Johor Bahru.

Karena harus menunggu hingga waktu lapor masuk (check-in) hotel tiba (sekitar pukul 12.00), kami memutuskan hari itu hanya berjalan-jalan di pusat kota Johor Bahru aja. Meskipun bukan tergolong kota besar tetapi infrastruktur jalannya tampak tertata bagus dan mulus.

Keesokan harinya, pagi-pagi kami sudah meninggalkan hotel dengan menggunakan taksi daring Grab menuju Stasiun JB Sentral. Masuk ke dalam stasiun, saya melirik-lirik mencari tempat makan untuk sarapan. Terlihat di dekat pintu masuk ada yang berjualan nasi bungkus. Saya membeli nasi bungkus dengan lauk ikan teri dan telur dadar. Harganya hanya 2 ringgit (MYR) atau sekitar 6.000 rupiah saja. Itu sudah termasuk sendok plastik. Murah sekali. Isinya memang tidak banyak tetapi lumayan sebagai pengganjal perut sambil menanti jam keberangkatan kereta.

Nasi 2 Ringgit

Ya, pagi itu kami akan naik kereta menuju Singapura. Tiketnya sudah saya beli sebelumnya via daring di situs web KTM Benhad. Harganya 5 MYR per orang. Tersedia beberapa pilihan jam keberangkatan dari pagi hingga malam. Dari Johor Bahru, saya memilih waktu keberangkatan pukul 9.50 pagi, sedangkan dari Singapura pukul 21.10 waktu setempat. Saya sekalian membeli tiket balik dari Singapura biar lebih murah. Jika membeli di Singapura, harganya sih 5 juga, tetapi dalam mata uang dolar Singapura. Tentunya jadi lebih mahal dong.

Mendekati pukul 9.50, gerbang menuju ke kereta dibuka. Setelah melewati pengecekan tiket, kami masih harus melewati bagian imigrasi Malaysia dan pemeriksaan barang dengan mesin X-ray terlebih dahulu sebelum akhirnya naik ke kereta.

Keretanya tergolong kuno, tetapi ada pendingin udara.

Sebenarnya waktu membeli tiket, saya sudah memilih nomor gerbong dan kursi, tetapi tampaknya orang-orang lebih memilih langsung duduk di kursi yang kosong. Tidak peduli soal nomor kursi. Baiklah…

Kereta yang digunakan tergolong kuno. Tampak kusam di mana-mana. Begitu pula kursinya. Syukurlah kereta itu dilengkapi dengan pendingin udara yang masih berfungsi dengan baik. Tempat meletakkan tas atau barang bawaan lain juga cukup lapang. Lumayanlah.

Jadul tapi lumayanlah…

Agak tertunda beberapa menit dari jadwal, sekitar pukul 10, kereta mulai bergerak perlahan. Tanpa perlu melaju kencang, sebentar saja kereta sudah memasuki Woodlands Train Checkpoint atau Woodlands CIQ yang berada di wilayah Singapura. Waktu yang dibutuhkan terbilang sangat singkat. Hanya sekitar 5 menit, sesuai yang tercantum di tiket. Lima menit!

Dari balik jendela kereta.

Turun dari kereta, para penumpang diarahkan memasuki sebuah ruangan yang merupakan tempat melapor ke imigrasi Singapura. Bagi yang bukan penduduk lokal diharuskan mengisi formulir kedatangan sebelum mengantre.

Dari Woodlands CIQ kami harus ke Stasiun Woodlands MRT karena akan naik MRT. Sebenarnya, kami bisa menggunakan bus yang lewat di depan Woodlands CIQ untuk ke stasiun MRT terdekat, tetapi saat itu kebetulan saya gak membawa uang pas (catatan: supir bus tidak menyediakan pengembalian uang) dan belum membeli kartu EZ-Link. Akhirnya kami memutuskan naik Uber saja.

Tiba di Stasiun Woodlands MRT, kami makan dulu sebelum naik MRT untuk memulai jalan-jalan di Singapura. Kebetulan di stasiun itu banyak makanan yang murah meriah dan mengundang selera.

Setelah keluar dari Stasiun Marsiling, belok kiri untuk ke halte bus di seberang jalan.

Malamnya kami balik ke Woodlands CIQ lagi karena harus kembali ke Johor Bahru. Untuk menuju ke Woodlands CIQ dari pusat kota, kami mesti turun di Stasiun Marsiling terlebih dahulu. Kemudian, setelah keluar dari stasiun, belok ke kiri lalu naik jembatan penyeberangan untuk menuju ke halte bus yang ada di seberang jalan. Kami lalu menunggu bus nomor 856.

Menunggu bus 856.

Oh ya, di dekat situ ada penjual durian. Kami sempat membeli durian dan langsung menghabiskannya di situ, sambil menunggu bus datang.

Perjalanan naik bus melewati beberapa halte. Ketika tiba di tiba di Woodlands CIQ, masih ada waktu sekitar 45 menit sebelum jam keberangkatan pukul 21.10. Syukurlah kami tidak terlambat.

Turun dari bus, lalu berjalan kaki sekitar 50 meter ke Woodlands Train Checkpoint.

Setelah menukar tiket daring di loket, kami langsung bergegas naik tangga ke lantai 2. Di depan pintu masuk terlihat sudah banyak orang yang mengantre.

Untuk perjalanan dengan kereta dari Singapura ke Johor Bahru, ternyata proses imigrasinya agak berbeda. Setelah melewati imigrasi Singapura, prosesnya langsung disambung dengan melapor ke imigrasi Malaysia di ruang sebelah. Dari situ baru naik kereta. Jadi, ketika tiba di Stasiun JB Sentral kami sudah tidak perlu melewati proses imigrasi lagi.

Naik kereta lagi untuk balik ke Johor Bahru. Hanya 5 menit juga.

Bagaimana? Tertarik mencoba pergi ke Singapura hanya dalam tempo 5 menit? 🙂

Print Friendly, PDF & Email