Musik di Resto Khas

Beberapa hari ini gw kekurangan ide buat nulis, padahal pengen nulis… 😈 Mungkin pengaruh sibuk nyiapin ‘sesuatu’ yang bakal soft launching dalam satu dua hari ini kali ya… he he he :mrgreen:

Akhirnya gw ingat soal musik di resto, terutama di resto khas. 😈 Resto khas itu contohnya seperti resto yang menu utamanya dari negara atau daerah tertentu. Misalnya, resto masakan Jepang, Thailand, dan Jawa. Bagi gw, setiap makan di resto adalah sebuah pengalaman, termasuk resto khas. Pengalaman itu tidak hanya soal cita rasa saja, tetapi juga menyangkut pelayanan dan suasana! Seringkali, pemilik atau pengelola resto khas kurang menyadari akan hal itu. Yang lebih dipentingkan hanyalah salah satu diantaranya, bukan kombinasi atau gabungan dari semua hal itu. Cukup memprihatinkan! πŸ™

Membangun suasana yang sesuai dengan tema khas resto pun tidak cukup hanya diwakili oleh macam makanan dan interior. Musik yang diperdengarkan juga punya pengaruh yang cukup gede lho! Seperti tadi malam ketika gw mencoba resto Chubo Chubo, Plaza Tunjungan 4. Resto ini dari interior dan macam makanannya udah jelas banget kalau mengusung cita rasa serba khas Jepang. Sayangnya, makanan yang ditawarkan biasa-biasa aja… tidak ada yang istimewa..Gw dan istri mencoba 2 macam menunya (chicken lemon dan satunya mirip-mirip beef yakiniku). Sudah gitu, makanannya kurang asik, masih ditambah musik yang diputar saat itu adalah tembang-tembang dari album terbaru Dewa! 😑 Kacau deh! πŸ‘Ώ Akan lebih menyenangkan dan lebih nyambung deh kalau yang diperdengarkan adalah musik bernuansa Jepang! 😎

Kejadian serupa juga gw alami ketika makan di Coca Suki yang menawarkan menu ala Thailand. Ternyata musik yang terdengar adalah lagu-lagu Indonesia, udah lawas pula! 😐 Sementara ketika mampir ke Ayam Goreng Mbok Berek, bukannya menikmati alunan musik khas Jawa, kita malah disetelin lagu-lagu slow rock lawas dari salah satu radio! 😯 Padahal interiornya sudah cukup mendukung sebagai sebuah resto tradisional Jawa… Duh! πŸ™„

Print Friendly, PDF & Email