Produsen Printer dan Tinta Infus

Gunakan tinta asli. Jangan gunakan tinta infus atau suntikan karena bisa merusak head printer. Kata-kata semacam itulah yang selalu dikampanyekan oleh para produsen printer di Indonesia pada setiap kesempatan.

Bincang Fotografi

Saat berlangsung Bincang Fotografi @ HRFM Surabaya pada Selasa, 10 April 2007 lalu yang membahas topik “Mencetak Foto di Rumah”, kalimat-kalimat seperti itu muncul juga lho… πŸ˜† Kali ini diusung oleh Devina, perwakilan EPSON yang menjadi tamu pagi itu.

Mari kita lihat. Apakah kampanye tersebut efektif? Gw rasa kurang efektif. Lihat saja sekarang ini, di mana-mana bermunculan pusat pengisian catrige dan penjualan printer modifikasi (yang sudah dilengkapi dengan tinta infus). Pada saat talkshow berlangsung juga cukup banyak yang bertanya soal tinta infus dan sebangsanya. πŸ˜‰

Sepertinya tinta suntikan atau infus masih akan tetap berjaya selama harga tinta yang diusung produsen printer masih tergolong mahal (bahkan beberapa di antaranya harganya hampir sama dengan harga printer di toko). Pengguna printer rumahan masih tidak akan mudah terpengaruh dengan kampanye tinta asli dan peringatan soal resiko rusaknya head printer selama selisih uang yang dikeluarkan untuk membeli tinta keluaran produsen printer masih terlalu besar ketimbang mengisi ulang catrige atau memodifikasi printer-nya agar dapat memakai tinta infus.

Usai acara, gw sempat mengusulkan ke teman dari EPSON itu, bagaimana kalo produsen printer seperti EPSON ngeluarin produk semacam tinta infus juga? Apa jawaban yang gw terima? “Wah, ribet tuh, harus diusulin ke Jepang dulu.” *gedubrak* πŸ™„