Ketika beberapa hari lalu saya naik pesawat Air Asia Indonesia ke Jakarta, ada pengumuman yang disampaikan oleh pramugarinya bahwa mulai November 2008, maskapai penerbangan itu akan memberlakukan pemberian nomor kursi bagi semua penumpangnya.
Wah, akhirnya Air Asia ‘menyerah’ juga! Padahal ketika rata-rata maskapai penerbangan di Indonesia mengatur pemberian nomor kursi pesawat kepada setiap penumpang, selama ini Air Asia Indonesia justru menerapkan aturan yang berbeda.
Sejak awal kehadirannya di Indonesia, seingat saya, Air Asia tidak mengatur soal nomor kursi penumpang. Para penumpangnya dibebaskan memilih sendiri nomor kursi yang ingin diduduki begitu masuk ke dalam pesawat. Meskipun begitu, awalnya keleluasaan itu sempat agak dibatasi dengan adanya aturan urutan penumpang yang boleh masuk duluan ke dalam pesawat berdasarkan urutan waktu check-in-nya. Penumpang lanjut usia dan yang membawa anak kecil termasuk yang didahulukan. Belakangan nampaknya aturan itu dihapus dan diganti dengan tawaran membeli layanan Xpress Boarding bagi yang ingin duluan masuk ke dalam pesawat untuk memilih kursi.
Bagi saya sih kebebasan memilih nomor kursi setelah berada di dalam pesawat cukup mengasikkan. Apalagi saya bukan termasuk peminat nomor kursi yang berada di barisan-barisan depan. Biasanya saya memilih barisan kursi agak belakang, sekitar nomor 20 ke atas. Dan karena penerbangan Air Asia Indonesia yang saya tumpangi rata-rata adalah penerbangan terakhir, biasanya jumlah penumpangnya tidak terlalu banyak sehingga tidak sulit menemukan baris-baris kursi kosong. Terutama di bagian belakang. Saya pun bisa dengan mudah memilih baris kursi yang kosong untuk mendapatkan ruang gerak yang ekstra lega. He he he…
Sayangnya, kebebasan itu sebentar lagi sudah tidak ada. Nomor kursi sudah harus ditentukan sebelum naik ke dalam pesawat, sama seperti maskapai lain. 🙁
numpak ge’the’k ae’ Mas,
ben iso milih panggonan sak senenge’ dhewe. hehehe
Pernah suatu kali saya naik Air Asia dari Jakarta ke Denpasar. Antrian saat boarding ternyata kacau. Lebih rapi antrian penumpang Patas AC34 di Blok M menuju ke Karawaci.
Seorang bapak yang mengenakan celana pendek adu pukul dengan seorang pemuda. Gara-garanya adalah sodok menyodok yang menyebabkan kaki salah seorang diantaranya terinjak. Keributan dilerai oleh satpam. Kedua orang itu dipisah. Tapi, kehebohan terjadi lagi di dalam pesawat. Si pemuda melampiaskan kemarahannya dengan memukul si bapak yang sudah mendapat tempat duduk. Para penumpang histeris. Satpam datang lagi.
Keributan seperti ini tidak akan terjadi jika masing-masing penumpang sudah mendapat kursi pesawat.
Tahu tuh, padahal kan itulah salah satu keasyikan naek airlines yang bener2 lowcost 🙁
soal penumpang yang masih gradakan, emang harus diedukasi terus menerus, jangan terlena dengan kalimat “masih belum siap” kayak semua pembaruan yang pengen dilakukan sekarang.
Sedih, gak ada lagi dong maskapai low cost yg bener2 memiliki ciri2 maskapai low cost di Indonesia
Jangan2 bentar lagi tiket AirAsia dijual di Travel Agent trus harganya bisa dimaenin juga lagi
@Puji, wuih kok seheboh gitu? Jadi heran mereka mau rebutan kursi yang mana? Ah tapi kalo memang dasarnya orang ybs udah reseh, dikasih nomor kursi atau tidak pun sepertinya tdk menjamin gak bikin ribut.
@gagahput3ra, betul. harus terus diedukasi.
btw, sdh lama kok bisa beli tiket via travel agent. hanya ada tambahan biaya sekitar 20 ribu.
Kan bisa pindah2 bos kalau emang kosong. Saya sih kalau memang kosong selalu cari yg di belakang2.
Dari budaya yang ga beraturan, alesannya mungkin cukup meyakinkan. Mendingan cari duit dari express boarding. Namun belum tentu banyak yg bayar, karena budaya pelit juga. 🙂
hhhh…sebenernya ak no comment aja, tapi cool banget nih blog
boro-boro milih nomor kursi, wong naik pesawat aja belum pernah. Aku katro ya?
cius masbro udah naik pesawat ?