Sudah beberapa tahun terakhir ini fuel surcharge menghantui para penumpang pesawat. Dengan berlindung di balik alasan harga avtur yang semakin naik (pada waktu itu), maskapai-maskapai penerbangan ramai-ramai dengan seenaknya mengenakan fuel surcharge sebagai tambahan atas biaya ‘terbang’ yang harus dibayar oleh penumpang.
Kenapa seenaknya? Karena fuel surcharge yang dikenakan oleh setiap maskapai penerbangan berbeda-beda jumlahnya meskipun untuk rute yang sama, tanpa ada penjelasan mengenai dasar perhitungannya. Dan jumlahnya pun bisa naik sewaktu-waktu. Sama dengan tarif dasarnya yang juga bisa berubah sewaktu-waktu.
Seiring dengan turunnya harga minyak di pasaran dunia, termasuk harga avtur, sebenarnya sudah ada perintah dari pejabat terkait agar para maskapai penerbangan itu juga menurunkan jumlah fuel surcharge yang dikenakan kepada penumpang. Tapi rupanya perintah itu hanya dianggap angin lalu. Fuel surcharge tetap tegar berjaya.
Namun untungnya tidak semua maskapai tutup mata soal fuel surcharge. Ternyata ada maskapai penerbangan yang cukup pintar memanfaatkan momentum itu untuk kepentingan strategi marketing.
Kemarin saya terima newsletter dari AirAsia soal promo kursi gratis untuk merayakan dihilangkannya fuel surcharge dari seluruh penerbangan AirAsia dan AirAsia X. Katanya, mulai tanggal 12 November 2008, para penumpang tidak perlu lagi membayar fuel surcharge untuk semua kursi di AirAsia dan AirAsia X. Menarik!
Dan pihak AirAsia pun dengan bangga mengklaim bahwa mereka adalah maskapai penerbangan pertama di dunia yang menghapus fuel surcharge. Sebuah strategi pemasaran menarik sekaligus tantangan bernada ejekan bagi maskapai lain yang masih enggan menurunkan apalagi menghapus biaya tambahan bahan bakar pesawat.
Apakah tanpa fuel surcharge membuat harga terbang dengan AirAsia kini menjadi lebih murah? Relatif begitu, karena fuel surcharge yang sebelumnya untuk penerbangan Surabaya-Jakarta misalnya, sebesar 130 ribu rupiah telah hilang dari komponen biaya. Sekarang biaya tambahan yang masih tertinggal adalah biaya administrasi, pajak, dan iuran wajib asuransi.
Tapi jangan lupa kalau di AirAsia masih ada biaya tambahan lain atas bagasi penumpang yang berkisar 15 – 30 ribu rupiah per potong. Ini tantangan bagi AirAsia untuk tidak berlama-lama ‘bangga’ sebagai satu-satunya maskapai penerbangan di Indonesia yang memungut tambahan biaya bagasi per potong (bagasi check-in). Berani? 🙂
“Kenapa seenaknya? Karena fuel surcharge yang dikenakan oleh setiap maskapai penerbangan berbeda-beda jumlahnya meskipun untuk rute yang sama, tanpa ada penjelasan mengenai dasar perhitungannya.”
Lho biaya base ticket kan juga sama, berbeda-beda jumlahnya anar airline meskipun untuk rute yang sama, tanpa ada penjelasan mengenai dasar perhitungannya
“Seiring dengan turunnya harga minyak di pasaran dunia, termasuk harga avtur, sebenarnya sudah ada perintah dari pejabat terkait agar para maskapai penerbangan itu juga menurunkan jumlah fuel surcharge yang dikenakan kepada penumpang”
Energy market biasanya bukan diisi oleh pembeli langsung, tapi oleh broker yang melakukan hedging price. Jadi walau sekarang turun, bisa jadi harga sudah ada di posisi atas, jadi baru turun 6 bulan kemudian. Tapi kalo naik terus jadi instant naik mah kebiasaan semua orang kali ye, ogah rugi… hehehe..
@Dedhi, karena saya melihat fuel surcharge menjadi semacam biaya tambahan yang meminta pemakluman penumpang atas harga minyak yang mahal, sehingga seharusnya ada penjelasan yang terbuka soal itu agar tidak menjadi sarana menaikkan harga secara terselubung di samping melalui komponen biaya dasar.
Untuk biaya dasarnya sendiri, ya terserah masing-masing maskapai tapi di luar itu seharusnya ada keterangan yang jelas dan terbuka. 🙂
Artikel di web ini bagus. Kami berharap bisa meningkatkan kerjasama dengan memasangkan WIDGET LintasBerita.com di website Anda sehingga akan lebih mempopulerkan artikel Anda untuk seluruh pembaca di seluruh nusantara dan menambah incoming traffic di website Anda. Salam!
wah ada udang dibalik batu nihh….
mbok ya kalau pasa tarif itu ALL-IN
biar konsumen ndan bingung
atau memang dibingungkan seperti tarif telepon
untuk sekarang air asia sudah memberlakukan tarif all in one, udah nggak ada administration fee segala macem.
untuk fuel surcharge yang berbeda disetiap maskapai, terkadang ada maskapai yang membeli fuel dalam jumlah yang banyak ada yang beli dalam jumlah yang sedikit sewaktu harga fuel melonjak. dan pada saat harga fuel turun, yang beli fuel lebih banyak masih belum menurunkan fuel surcharge karena stock fuel lama yang mereka beli dengan harga mahal masih banyak..