Mirota dan Card Connection

mirota vs diskon

Akhir bulan Maret lalu gw mendapat pengalaman yang tidak menyenangkan ketika belanja di Mirota Craft Centre yang berada di jalan Sulawesi, Surabaya. Ceritanya begini. Berhubung gw dan istri ingin ngasih oleh-oleh berbau etnik kepada sepupu gw dari luar negeri yang lagi berkunjung ke Surabaya, berkunjunglah gw ke Mirota yang selama ini dikenal menjual barang-barang berbau tradisional yang bisa dijadikan oleh-oleh.

Setelah menemukan barang yang sesuai, gw menuju ke meja kasir. Bersama barang yang gw beli, gw menyodorkan juga kartu TELEphone (prepaid calling card) yang tercantum logo Card Connection dan Ovis Dining Club untuk mendapatkan diskon karena di meja kasir terpasang logo Card Connection. Sebelumnya, istri gw sudah berpesan untuk memanfaatkan kartu itu karena dengan kartu tersebut, dia sudah beberapa kali mendapat diskon sebesar 10% ketika berbelanja di situ. Meskipun kali ini jumlah belanjaan gw gak seberapa besar, tapi gw pikir lumayanlah. Apa salahnya memanfaatkan fasilitas diskon? πŸ™‚

Eh, ternyata prosesnya gak selancar yang gw bayangkan. Rupanya si petugas kasir gak ngeh dengan urusan diskon. Kartu TELEphone yang gw sodorkan sempat gak dianggap, diabaikan begitu saja. Begitu gw ingatkan soal diskon, dia malah kebingungan. Ditanyakan ke karyawati yang lain, tetap aja tidak ada yang berani memberikan diskon. Atas penolakan itu, gw masih berusaha meyakinkan kalau dengan kartu itu memang bisa dapat diskon. Soalnya aneh aja istri gw pakai kartu sejenis bisa dapat diskon hingga berkali-kali, kok giliran gw dianggap tidak berlaku. Sesaat kemudian keluarlah seorang karyawati lain, yang kelihatannya punya jabatan lebih tinggi dari petugas kasir tadi. Dia pun berpendapat teguh kalau kartu yang gw sodorkan tadi hanyalah sekedar kartu telepon biasa yang gak berhak dapat diskon meskipun ada logo Card Connection-nya.

Melihat sikap pihak Mirota yang sepertinya begitu yakin soal tidak adanya fasilitas diskon untuk kartu tersebut, gw lantas menantangnya begini, “Kalau memang ditolak, saya minta pernyataan tertulis atas penolakan kartu itu.” Begitu gw bilang begitu, si karyawati segera menghilang entah ke mana. Gak lama, yang keluar bukanlah surat penolakan tertulis melainkan seorang karyawan bernama Budi yang belakangan mengaku sebagai manajer toko itu.

Dengan tampang yang sama sekali gak friendly, si manajer berpendapat serupa dengan karyawati tadi. Ia juga menolak adanya diskon dengan kartu itu. Sembari memasang raut muka yang agak kencang, ia mengatakan bahwa, “Itu tidak sesuai kontrak kami dengan Card Connection. Dalam kontrak itu, kami hanya menerima kartu privileges dan discounts.” Seraya menunjuk tulisan yang terdapat di bagian bawah tulisan Card Connection, baginya kartu berlogo Card Connection yang gw bawa hanyalah kartu telepon biasa, yang tidak berhak memperoleh diskon. “Ah, soal kontrak itu kan urusan Anda dengan Card Connection. Saya sebagai konsumen tahunya kartu ini bisa dipakai di tempat yang memasang logo Card Connection, ” komentar gw menanggapi alasannya.

Masih dengan tampang yang kurang bersahabat, ia sempat memutuskan untuk memberi diskon khusus tanpa memperhitungkan keberadaan kartu itu. “Tapi untuk kali ini saja,” katanya dengan nada kurang tulus. Langsung aja gw bilang dengan tegas, “Kalo memang gak mau ngasih diskon ya gak apa-apa. Sebenarnya saya juga gak ngejar besarnya diskon. Cuma aneh aja, sebelumnya bisa-bahkan sampai tiga kali, sekarang gak dapat diskon.”

Saat itu, gak sengaja gw melihat ada nomor telepon yang tercantum di bawah logo yang terpasang di meja kasir. “Gini deh. Biar jelas, coba aja cek ke Card Connection. Tuh ada teleponnya, ” kata gw ke si manajer yang masih pasang tampang kencang. Ia lantas menyuruh salah seorang karyawati untuk menelpon ke nomor itu. Gak lama kemudian, karyawati yang disuruh menelepon tadi muncul dan bilang kalau kartu TELEphone seperti yang gw bawa termasuk kartu diskon yang diakui oleh Card Connection!

Meskipun akhirnya mengijinkan petugas kasir memberikan diskon terhadap belanjaan gw secara normal sesuai ketentuan Card Connection, rupanya si manajer tetap kurang rela. Ia masih sempat berujar dengan nada yang tetap tidak ramah bahwa diskon itu, “Hanya untuk kali ini saja. Lain kali tidak bisa pakai kartu itu di sini karena tidak sesuai kontrak kita dengan Card Connection! Mungkin nanti kita akan pasang ketentuannya di meja kasir.” *GEDUBRAK* Udah dikonfirmasi langsung ke Card Connection kok tetap gak rela gitu sih?

Duh, kenapa belakangan ini gw jadi sering bertemu manajer-manajer yang kaku banget dalam menghadapi komplain pelanggan ya? Mudah-mudahan sikap manajer seperti itu hanyalah “tren sesaatβ„’” dan bukan merupakan salah satu bab dalam kelas-kelas manajemen atau marketing…