Daily Life

I’m Back!

Yes, I’m back! Bisa ngeblog lagi! :mrgreen: Kemarin sore tiba di Bandara Djuanda, Surabaya sekitar pukul 15.00 WIB dengan pesawat Fokker 100-nya Pelita Air dari Gorontalo.

Gw mudik ke Gorontalo dari tanggal 24 Desember 2004 pakai Pelita Air juga, hanya sayangnya untuk rute Surabaya – Makassar pada saat itu kudu pakai Fokker 28 yang kecil itu ๐Ÿ™

Selama 10 hari di Gorontalo, seperti gw tebak sebelumnya, gw gak bisa online. ๐Ÿ™ Warnetnya sekarang hanya satu, itupun rada jauh dari rumah. Jadi males buat nyoba. Akhirnya kerjaan gw di sana hanya keliling-keliling dan makan. Gak heran berat gw sampai naik 5 kg! :mrgreen:

Gini dulu ah, besok gw sambung lagi beserta foto-fotonya. Foto-fotonya belum gw download dari Nikon D70 gw… Masih gak sempat… ๐Ÿ˜

Mudik!

Besok gw bersama istri bakal cabut ke Gorontalo. Baliknya tanggal 2 Januari 2005. :mrgreen: Ngapain? Mudik alias pulang kampung! Udah lebih dari 3 tahun gw blon pulang ke Gorontalo… :mrgreen:

Gak tau di sana bisa ngeblog gak ๐Ÿ™„ Bisapun, mungkin kudu ke warnet ๐Ÿ™ Dulu, warnet-warnet di sana pakai Wasantara. Kalo sekarang, mungkin mereka pakai Olami. Mudah-mudahan tidak mengecewakan deh koneksinya ๐Ÿ˜‰

Sampai ketemu taon depan! :music: Happy new year! :plok:

Circle K di Bali

Circle K Bali

Selama jalan-jalan di Bali, ada satu hal yang cukup bikin gw takjub. Yaitu, kehadiran waserba (semacam minimarket) Circle K di mana-mana. Bukan soal harga yang murah sih, tetapi soal keberadaannya. Kita jalan ke mana aja pasti bakal ketemu convenience store waralaba asal Amerika Serikat itu. Bahkan di beberapa jalan, jarak antara gerai satu dengan lainnya hanya beda kurang dari 100 meter! ๐Ÿ˜ฏ FYI, menurut catatan di situs webnya, di Bali minimal terdapat 30 gerai Circle K! Gw rasa sih lebih… :mrgreen:

Selain kehadirannya yang di mana-mana, jam buka dari semua cabangnya yang 24 jam itu juga menjadi daya tarik tersendiri. Bandingkan dengan Surabaya, misalnya. Mana ada model mini market begitu yang buka sepanjang hari? Kalaupun ada, bentuknya supermarket. Itupun hanya satu pula: Sinar Supermarket cabang Bintoro! ๐Ÿ˜ Menyedihkan ya?! ๐Ÿ˜ฅ

Balik soal Circle K, ternyata jaringan minimarket yang mulai beroperasi sejak tahun 1950-an di Texas itu hingga saat ini sudah mempunyai gerai di seluruh dunia sejumlah lebih dari 4000 gerai! ๐Ÿ˜ฏ Berminat buka di Surabaya gak ya? ๐Ÿ™„

5 Days in Bali

Akhirnya bisa ngeblog lagi! :mrgreen: Beberapa hari lalu gw lagi jalan-jalan di Bali bareng teman-teman kantor. Tepatnya mulai 7-11 Desember 2004. Kapan lagi bisa ke Bali dan dibayarin kantor? He he he :mrgreen: ๐Ÿ˜ˆ

Foto Bersama di GWK

Rombongan berangkat dari Surabaya sekitar jam 10-an siang (molor 2 jam dari jadwal semula, karena ada yang molor. Bete deh nunggunya :razz:) dengan dua mobil. Gw kebagian nyetir duluan sampai di Pasir Putih, Situbondo. Abis makan siang, lanjut deh sampe Ketapang. Eh, sepi loh… Jadi, kita bisa langsung masuk kapal feri. Gak pake antri… :mrgreen:

Masuk Gilimanuk, Bali sekitar jam 6 sore waktu Bali. Biar udah jam segitu, suasananya masih cukup terang lho… Gw jadi berpikir, kayaknya Bali lebih cocok pakai waktunya Indonesia bagian Barat deh… he he he ๐Ÿ˜ˆ
Continue reading…

Keponakan Ke-2

Celine

Tanggal 23 November 2004, jam 14.14 WIB lalu di Graha Medika, Jakarta telah lahir keponakan gw yang ke-2 :plok: Namanya, Celine Paramita Chandra. ๐Ÿ™‚

Celine ini merupakan anak kedua dari Ko Ferry dan Ongso Lily yang tinggal di Jakarta. Oh ya, anak sebelumnya juga cewek, Felina ๐Ÿ™‚

Selamat! Semoga kehadiran Celine menambah kebahagiaan yang telah ada. Semoga Celine tumbuh menjadi anak yang sesuai dengan harapan luhur orangtua. ๐Ÿ™‚

Musik di Resto Khas

Beberapa hari ini gw kekurangan ide buat nulis, padahal pengen nulis… ๐Ÿ˜ˆ Mungkin pengaruh sibuk nyiapin ‘sesuatu’ yang bakal soft launching dalam satu dua hari ini kali ya… he he he :mrgreen:

Akhirnya gw ingat soal musik di resto, terutama di resto khas. ๐Ÿ˜ˆ Resto khas itu contohnya seperti resto yang menu utamanya dari negara atau daerah tertentu. Misalnya, resto masakan Jepang, Thailand, dan Jawa. Bagi gw, setiap makan di resto adalah sebuah pengalaman, termasuk resto khas. Pengalaman itu tidak hanya soal cita rasa saja, tetapi juga menyangkut pelayanan dan suasana! Seringkali, pemilik atau pengelola resto khas kurang menyadari akan hal itu. Yang lebih dipentingkan hanyalah salah satu diantaranya, bukan kombinasi atau gabungan dari semua hal itu. Cukup memprihatinkan! ๐Ÿ™

Membangun suasana yang sesuai dengan tema khas resto pun tidak cukup hanya diwakili oleh macam makanan dan interior. Musik yang diperdengarkan juga punya pengaruh yang cukup gede lho! Seperti tadi malam ketika gw mencoba resto Chubo Chubo, Plaza Tunjungan 4. Resto ini dari interior dan macam makanannya udah jelas banget kalau mengusung cita rasa serba khas Jepang. Sayangnya, makanan yang ditawarkan biasa-biasa aja… tidak ada yang istimewa..Gw dan istri mencoba 2 macam menunya (chicken lemon dan satunya mirip-mirip beef yakiniku). Sudah gitu, makanannya kurang asik, masih ditambah musik yang diputar saat itu adalah tembang-tembang dari album terbaru Dewa! ๐Ÿ˜ก Kacau deh! ๐Ÿ‘ฟ Akan lebih menyenangkan dan lebih nyambung deh kalau yang diperdengarkan adalah musik bernuansa Jepang! ๐Ÿ˜Ž

Kejadian serupa juga gw alami ketika makan di Coca Suki yang menawarkan menu ala Thailand. Ternyata musik yang terdengar adalah lagu-lagu Indonesia, udah lawas pula! ๐Ÿ˜ Sementara ketika mampir ke Ayam Goreng Mbok Berek, bukannya menikmati alunan musik khas Jawa, kita malah disetelin lagu-lagu slow rock lawas dari salah satu radio! ๐Ÿ˜ฏ Padahal interiornya sudah cukup mendukung sebagai sebuah resto tradisional Jawa… Duh! ๐Ÿ™„