Daily Life

Farawell Party of Guystalk!

guy's talk

Kemarin gw diundang Bagus ke last edition party of Guystalk-nya 89.7HRFM Surabaya. Diundang makan-makan ya jelas gw gak berani ngelewatinnya.. he he he :mrgreen: Menunya cukup berlimpah pula. Ada nasi ayam goreng, bakso solo, kue, serta minuman kaleng! :plok:

Guystalk sendiri adalah sebuah acara mingguan di HRFM Surabaya yang selalu on air saban Kamis malam bersama Bagus dan Glenn, dengan mengusung topik-topik seputar obrolan cowok sekali. Topik-topiknya bisa dibilang seringkali nyerempet-nyerempet seputar sex! ๐Ÿ˜ˆ Lengkapnya, seperti yang dikatakan dalam situs webnya:

Apa yang pengen Hard Rockers ketahui tentang laki-laki, cari di sini. Mau ngomongin soal musik, gaya hidup, olahraga, sex, ayuuk ah, ada di Guys Topic. Cewek yang mau kasih opini, ada segmennya sendiri: What She Says. Ada bonus tips kencan juga di Date Line.”

Semalam, edisi terakhir dari acara buat cowok itu nampaknya dibuat sedikit lain dari biasanya. Selain ada acara makan-makannya, juga siarannya dipindah ke ruang lobi yang ada di depan studio / ruang siaran. Narasumber yang dihadirkan pun cukup spesial. Ada Irgo dari J.W Marriot yang sempat terpilih sebagai salah satu Cowok Metrosexual Surabaya dan pemilik Bakso Solo (depan SMP 6 Surabaya) yang terkenal dengan bakso dan menu minuman-minuman spesialnya! ๐Ÿ˜ฏ Ada juga sesi ngasih testimonial dari sejumlah orang, termasuk gw! :mrgreen:

Oh ya, bicara soal edisi terakhir, hingga acaranya usai tidak disebutkan alasan atau latar belakang mengapa acara tersebut harus dibubarkan setelah berlangsung sekitar 3 tahun! ๐Ÿ™„ Sengaja dibikin (sok) misterius? Bisa jadi! ๐Ÿ˜›

Mau misterius atau gak, yang jelas gw hanya bisa bilang tengkyu atas makan-makannya.:mrgreen: Good luck buat Bagus (host), Glenn (host), dan Pio (produser). Thanks juga atas giftnya! ๐Ÿ˜€

Finally, This Page Is Valid XHTML 1.0 Transitional!

Belum lama ini ketika sejumlah teman seperti Priyadi, Yulian, Boy, Idban, Thomas, dan Aris ramai-ramai membahas soal web standards, gw hanya bisa tersenyum kecut… ๐Ÿ˜ Kenapa? Pasalnya, saat itu halaman blog gw ini masih belum valid! ๐Ÿ™ Ketika dicek, ternyata terdapat sekitar 200-an errors! ๐Ÿ˜ณ ๐Ÿ˜ฅ

Nah, biar bisa valid dan gak malu-maluin lagi, gw jadi merasa tertantang! ๐Ÿ˜ˆ Secara bertahap dan iseng-iseng, gw coba ‘menyembuhkan’ error-error itu satu per satu… :mrgreen: Yang paling banyak sih error menyangkut tag <br /> dan alt. ๐Ÿ˜€ Hingga kemarin siang (8/11), jumlah errornya sudah berkurang jadi 58… :mrgreen:

Eh, agak sorean pas ngobrol sama Thomas via YM soal ini dan itu, gw ‘dikomporin’ soal error-error tadi… ๐Ÿ˜€ Sambil (nodong minta) dibantu ngoreksi sama si Thomas dan memakan waktu sekitar 2 jam, akhirnya bisa juga semua error tadi diberantas! ๐Ÿ˜ณ :plok: Begitu dicek, akhirnya: This Page Is Valid XHTML 1.0 Transitional! :music: wuih.. *lap keringat* Satu masalah sudah beres… :mrgreen:

Thanks buat semua yang udah ngomporin, terutama si Om Thomas! :mrgreen:

Ketersediaan Bacaan di Tempat Nongkrong

Sering nongkrong di cafe atau sejenis kedai kopi / roti moderen? Apa yang biasa kamu lakukan ketika berada di sana? (tentunya selain minum dan makan :P) Apakah lebih senang ngobrol, ngegosip, atau membaca? ๐Ÿ˜ˆ

Gw dan istri cenderung memilih yang terakhir, membaca! ๐Ÿ˜Ž Bacaannya bisa apa aja. Bahkan seingat gw, dulu pas masih kuliah kita berdua sempat nongkrong di Cafe Excelso – Plaza Surabaya sambil baca catatan kuliah buat ujian besoknya! :mrgreen: :music:

Belakangan ini, nampaknya kesenangan membaca sambil nongkrong mulai terlayani oleh sejumlah pengelola cafe dengan tersedianya majalah dan atau surat kabar di tempat yang mereka kelola. Hanya sayangnya, hal ini belum begitu menjadi perhatian utama oleh setiap pengelola atau pemilik. Terbukti dari beragamnya tingkat ketersediaan bacaan pada masing-masing cafe. Mulai dari yang tergolong serius menyediakan sederet bacaan menarik dan terbaru sampai yang hanya sekedar asal ada bacaan saja. ๐Ÿ˜

Khusus di Surabaya, gw iseng ngamati soal ketersediaan bacaan pada sejumlah cafe yang gw sempat nongkrongin dalam kurun waktu kira-kira 6 bulanan belakangan ini. Adapun tempat-tempat nongkrong yang gw maksud itu adalah Oh La La Cafe (Plaza Tunjungan 2 & SPI), Wingdome (Citywalk), Cinnzeo (Plaza Tunjungan 3), RBT (Plaza Tunjungan 3), Excelso Cafe (Plaza Tunjungan 4), Starbucks (Plaza Tunjungan 4), dan Coffee Bean & Tea Leaf (Plaza Tunjungan 3). :music: Mana yang paling oke? ๐Ÿ˜ˆ

Dari semua itu, yang gak terlihat nyediain bacaan hanyalah Excelso Cafe (Plaza Tunjungan 4)! ๐Ÿ˜› Padahal yang lainnya rata-rata menyediakan…

Namun di antara tempat yang tersedia bacaan, nampaknya yang paling menyedihkan adalah Starbucks (Plaza Tunjungan 4)! ๐Ÿ˜› Kenapa?
Continue reading…

Spammer dan Kesadaran

Orang bodoh yang menyadari dirinya bodoh sesungguhnya tidak bodoh ketimbang orang bodoh yang tidak mau mengakui dirinya bodoh.

Gw kenal dengan seseorang yang cukup memuja spam dan tidak menolak jika disebut sebagai spammer. Bahkan ketika gw ajak talkshow di radio dan diperkenalkan sebagai salah seorang spammer, dia pun tetap dengan percaya diri dari awal hingga akhir acara mempromosikan tindakan spam yang dia lakukan sebagai sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain yang menerima e-mail spam darinya! Baginya, “spam adalah email yang berisi informasi bermanfaat bagi kita.” โ— ๐Ÿ™„
Continue reading…

‘Terjebak’ Dalam Pembukaan Food Court Baru

Entah mengapa, belakangan ini tempat makan berkonsep food court makin bermunculan di Surabaya… Sebenarnya sih gak masalah, sejauh makanan yang ditawarkan enak dan tidak mahal… :plok:

Sabtu kemarin gw sempat nyoba another new food court. Bermula dari siangnya gw diberitahu teman kantor, Opi, kalo lagi ada diskon di sebuah depot baru yang ada di daerah jalan Diponegoro, Surabaya. Katanya, diskonnya 50%! Awalnya sih gw kurang percaya, tapi secara dia juga buka stan di tempat itu… yah, bolehlah dibuktikan… ๐Ÿ˜ˆ

Nah, rencananya sih abis jemput Lucky dari bandara (thanks buat roti Chrystal Jade-nya :P), gw dan Ita iseng mau nyoba tempat makan baru itu… eh, kebetulan Lucky pengen makan juga, ya sekalian aja bareng ke sana… ๐Ÿ˜€

Begitu tiba di tempat yang (kira-kira) dimaksud, kita bertiga sempat kurang yakin kalo ini adalah tempat makan yang dimaksud. Pasalnya, meskipun di luar pagar ada papan nama bertajuk “Central Food House and FreshOne Bakery”, tetapi yang terlihat menonjol hanyalah papan nama toko roti… dari parkiran gak terlihat ada tanda-tanda di mana depot baru itu berada.. hanya saja, kok terlihat lalu lalang orang-orang berpakaian seperti sedang ke kondangan… ๐Ÿ™„ Sedikit kontras dengan kita yang berpakaian biasa-biasa aja.. mana blon mandi… :mrgreen: Waduh… ๐Ÿ˜ฏ Buat mastiin, gw telpon Opi. Eh, ternyata dia juga gak bisa kasih kepastian… lebih parah lagi, dia juga ngaku kalo soal diskon itu dia gak yakin besarnya 50%… apalagi dia belum pernah ke tempat itu…*gedubrak* ๐Ÿ™ Grrr… pengen gw lempar sandal aja anak itu… ๐Ÿ‘ฟ

Berhubung udah nyampe di situ, ya udah… kita nyoba masuk.. eh, ternyata tempat makannya seruangan dengan toko roti.. hanya letaknya ada di samping… Suasananya sudah rame… banyak meja yang sudah terisi… sudah gitu, sekilas interiornya terlihat cukup mewah.. terkesan lebih condong ke suasana resto ketimbang sebuah depot atau food court… Dalam hati gw berpikir, jangan-jangan kita beneran salah masuk dan harganya bisa harga resto yang mahal nih… :confused: Ketika lagi nyari-nyari meja yang kosong, kita dihampiri salah satu pelayannya. Ia bertanya, “Selamat malam.. undangan?” What?!!
Continue reading…

Super Bookstore Toga Mas yang Terlalu PEDE

Rabu kemarin, teman gw cerita kalo bentar lagi di Surabaya bakal hadir toko buku baru di Go Skate, Surabaya! Gw terpana. Hah? di Go Skate? ๐Ÿ˜ฏ Gak salah? Iya, bahkan ada cafenya segala, kata teman gw itu lagi. Ya udah, gw percaya deh… (meskipun dalam hati, gak bisa kebayang kok bisa milih Go Skate… secara gedung itu tergolong kumuh dan kurang nyaman gitu loh… :roll:).

Beberapa hari kemudian, terlihat sejumlah spanduk soal toko buku itu. Eh, ternyata bener juga soal toko buku tadi :P… Yang kebayang dalam otak gw, kayaknya toko bukunya bakal dibikin senyaman dan sebagus mungkin nih biar sebanding dengan ‘perjuangan’ para pengunjungnya yang harus ke Gedung Go Skate… ๐Ÿ˜‰

Akhirnya, bareng Ady ‘HRFM’, semalam gw cabut ke toko buku yang punya nama lengkap Super Bookstore Toga Mas itu. Apalagi kebetulan katanya ada acara dialog bareng I Made Wiryana, seorang pakar Linux yang sedang berlibur dari kuliahnya di Jerman. Lumayan… Sekali dayung, dua tiga benua terlampauilah… :mrgreen:

Begitu masuk, langsung kelihatan kalau toko buku baru ini menempati satu lantai (lantai 2) sepenuhnya. Wah, gede juga. Tapi kok hawanya terasa panas ya? ๐Ÿ™„ Ups, ternyata toko segede itu hanya mengusung puluhan kipas angin sebagai ‘pendingin’ ruangan! Tak ada AC!!! ๐Ÿ‘ฟ ๐Ÿ˜ฅ Waduh, plis deh! Iih, PEDE juga pemiliknya! ๐Ÿ˜ฏ Jadi penasaran, apa sih sebenarnya yang diandalkan?!!

Mungkin koleksi bukunya yang diandalkan? Okelah, mari kita lihat-lihat deh…:twisted: Begitu mulai lihat-lihat buku yang dipajang, sepertinya ada yang aneh dan tidak biasa nih… Gw baru sadar, ternyata di tempat itu pengelompokan buku diatur berdasarkan penerbit bukan per kategori seperti yang dilakukan di toko buku lain. Mungkin konsepnya mau meniru seperti di department store macam Matahari atau Rimo. Tetapi, itu kan pakaian di mana sudah banyak orang yang memang brandminded. Namun, kalau diterapkan dalam jualan buku? Hmm, gw rasa sih belum saatnya. Apalagi warna dan model rak bukunya serta penataannya sendiri gak menarik. ๐Ÿ˜›

Selain membingungkan, juga nampaknya pihak Toga Mas sendiri belum siap. Lihat saja, Ady nanya bukunya Kiyosaki aja, lama banget petugasnya nyari. Bayangin, petugasnya aja bingung nyari buku yang harusnya cukup populer, gimana kalo yang nyari itu pengunjung?!! ๐Ÿ™„ ๐Ÿ˜›

Bener-bener PEDE deh! Good luck deh! Yang jelas, gw malas deh kalo mo ke sana lagi… ๐Ÿ˜‰

*pengen nyambit teman gw tadi, karena promonya jauh dari kenyataan* ๐Ÿ˜ˆ

UPDATE:
Untuk yang mau menulis komentar, akan lebih baik jika membaca komentar yang ini dan ini lebih dulu. ๐Ÿ™‚
Perhatikan juga bahwa ini adalah tulisan tahun 2004. Tentu situasi dan kondisinya berbeda dengan tahun sekarang.

Terima kasih dan selamat berkomentar ๐Ÿ™‚