Etc

IXUS 10 Jutaan? Yang Bener Aja!

Kemarin pas gue ikutan ngobrol di TReMM-nya HardRockFM Surabaya dengan topik “Kamera Digital”, ada penelpon yang nanya,”Apa betul harga kamera digital Canon IXUS itu sampai 10 juta? Soalnya adik saya beli segitu.” ๐Ÿ˜ฏ

Harga IXUS 10 jutaan?! Ah, yang bener aja! Meskipun si penelpon tidak jelas dengan tipenya apa, tapi setahu gue, semua tipe dari seri IXUS-nya Canon (yang aslinya berkode S itu) gak ada yang harganya sampai 10 juta deh. Baik tipe IXUS-I, IXUS-II, maupun Ixus-400. ๐Ÿ™„ Gue udah cek di JPC Kemang, ek-gadgets.com, FastnCheap, dan Bhinneka.com, semuanya gak ada yang lebih dari 4 juta. Bahkan yang dipaket dengan printerpun, harganya masih di bawah 5 juta! โ—

Gue sih curiga kalo adiknya itu jagoan markup… ๐Ÿ˜€ :nono:

Kudu Sedia Trolly…

Kemungkinan besar toko-toko kaset & CD di sini macam DT kudu sedia trolly (paling gak keranjang belanja kayak di supermarket) dan cafe di dalamnya (karena banyak yang bakal nongkrong lama-lama) kalau niru jurusnya Virgin Megastore cabang London ini. ๐Ÿ˜‰

Anggaran beli kaset/CD/VCD juga bisa meningkat nih… he he he :mrgreen:

Hasil MPPC 2003

Ternyata Mossaik Press Photo Contest 2003 sudah kelar penjuriannya, tepatnya 8 Desember kemarin sudah dipilih pemenangnya. Ada Deni Sugandi (Bandung), Pandji Vasco da Gama (Solo), dan Feri Arianto (Surabaya) yang terpilih sebagai pemenangnya. Selamat ya! Sayang gue bisa gak ikutan karena gak sempat ‘hunting’ ๐Ÿ™

Oh ya, ada beberapa catatan mengenai lomba foto itu, seperti yang diinformasikan Pak Hendro ‘Mossaik’ Dwijo Laksono dalam press release yang dikirim kemarin dulu. Apa saja? Simak deh.

  • Hingga tanggal 1 Desember 2003, karya yang sampai di meja panitia mencapai 456 foto. Jumlah ini didapat dari 206 peserta yang mengirim 1 s/d 3 foto.
  • Peserta adalah fotografer Indonesia, baik freelance maupun fotografer yang terikat atau bekerja pada sebuah media massa serta masyarakat umum.
  • Dari catatan panitia, mereka berasal dari 36 kota. Diantaranya Jakarta, Surabaya, Bandung, Yogyakarta, Solo, Aceh dan lain-lain.
  • Penjurian dilakukan pada tanggal 8 Desember 2003, di Gedung Baru Suara Surabaya Media, lantai 1, dari jam 10.30 WIB s/d 16.00 WIB.
  • Adapun juri kontes ini adalah : Oscar Matulloh (Galeri Foto Jurnalistik Antara), Nicolas Cornet (Foto jurnalis Perancis) dan Mamuk Ismuntoro (Fotojurnalis Mossaik).
  • Kamis, 11 Desember 2003, ke tiga pemenang sudah menyerahkan bukti otentik untuk mendukung validitas karya yang dilombakan. Ketiganya sudah menyerahkan klise foto pada panitia, dan berdasar pemantauan dari panitia, ketiga bukti dari peserta dinyatakan sah. Dengan demikian, nama tiga pemenang di atas sudah sah dan tidak dapat diganggu gugat lagi.
  • 74 foto pilihan akan dipamerkan pada tanggal 26 Desember – 4 Januari 2004 di Atrium Plasa Tunjungan IV Lantai UG.

Lain kali bikin lagi ya! ๐Ÿ™‚

Etiket Berponsel Kamera

Pas lagi nyari bahan soal “Camera Phone Etiquette” buat onair di TReMM-nya HardRockFM Surabaya tadi sore (03/12), gue dapat informasi dari sini kalau ternyata di kantor pusatnya Samsung Electronics ada peraturan yang melarang tamu dan karyawannya mempergunakan ponsel kamera. Selama berada dalam lingkungan kantor perusahaan asal Korea Selatan itu, lensa kamera pada ponsel akan ditempeli semacam selotip. Ironis juga ya mengingat Samsung sendiri tercatat sebagai salah satu produsen ponsel kamera juga.dan belakangan lagi gencar mempromosikan produksinya. ๐Ÿ˜ฎ

Nampaknya masalah etiket menjadi hal yang penting dalam berponsel kamera. Bahkan mungkin lebih penting daripada etiket dalam berponsel biasa. Buktinya, selain aturan di kantor Samsung tadi, beberapa negara telah menerapkan peraturan yang tidak kalah ketatnya. Misalnya, larangan penggunaan ponsel kamera di tempat-tempat semacam gym atau fitness center dan kolam renang. Di samping itu ada pula yang menerapkan aturan harus terdengar semacam bunyi-bunyian sebelum kameranya digunakan sehingga orang di sekitarnya tahu kalau akan difoto.

Bicara soal etiket, gue juga nemu sebuah artikel menarik di CNETAsia mengenai etiket dasar dalam berponsel kamera. Sebelum didamprat orang, mungkin ada baiknya menyimak sebagian isinya:

  • DO keep the lens cover closed whenever you’re not taking pictures, if your camera-phone comes with such an option.
  • DO make sure you have the subject’s knowledge before mass-mailing his picture. Consent for a shot isn’t equivalent to permission for publishing it.
  • DO check with the relevant authorities before using your camera-phone in sensitive areas. Photography isn’t allowed in some places, such as military compounds, for reasons of privacy or national security.
  • DON’T go snapping pictures with your camera-phones on planes. Even though you’re not making calls, most phones automatically search for available networks once they’re turned on. This may disrupt navigational equipment during flight.
  • DO respect different cultures in different countries. If you’re a visiting tourist, you may be expected to pay someone to take his photograph.
  • DO turn off your camera-phone’s flash function (if available) in places when it could be disruptive or distracting. You wouldn’t want zookeepers or colleagues yelling at you.
  • DON’T send photo messages to all your friends, unless you know it will appeal to them. As much as you’re proud of them, not everyone wants to see your mundane pictures. Remember, recipients often have to pay to download MMS messages.

Ada yang mau nambahin? ๐Ÿ™‚

Alasan Tetap Berjomblo Ria

Buat yang lagi pulang kampung dengan masih menyandang gelar jomblo, apalagi kalo umur udah 30 taon atau di atasnya, kemungkinan besar bakal terjadi ‘persidangan’ oleh keluarga menyangkut soal itu. Bila kamu memang pengen cepat dijodohin ala Siti Nurbaya, ya udah diem-diem aja. ๐Ÿ˜›

Tetapi buat yang masih pede dengan gelar itu (atau emang gak laku-laku tapi gak mau ngaku), ini ada 5 alasan jitu ala Ethan Watters yang bisa dipake buat ngeles pas ‘disidang’ dan tetap bertahan sebagai jomblo forever. ๐Ÿ˜‰

Salah satu alasannya seperti ini:
“Don’t take this the wrong way, Mom and Dad, but what about all the divorces in your generation? People my age are not indifferent to marriage–and we’re certainly not indifferent about love–but we have learned to be deeply cautious, in part because of divorce in our own
families or those that happened next door. Statistics have shown that
marriages started after age 25 work out better in the long run. In fact,
because of our marriage delay, the divorce rate is now going down.”