Foods

Steaknya Beda, Sausnya Sama

restonine

Akhirnya, Jum’at (2 Juli 2004) kemarin baru bisa nyoba Resto Nine yang berada di jalan langganan banjir, Mayjend Sungkono, Surabaya ๐Ÿ˜‰ Kapan hari sih pas Valentine’s Day mau ke situ, takut banjir. Padahal katanya kalo banjir dan gak bisa datang, duit yang mesti dibayar dimuka itu dianggap batal. Gw agak penasaran sih dengan resto yang berada di daerah Surabaya Barat itu. Pasalnya ada beberapa teman yang bilang makanannya enak-enak, meskipun tergolong mahal… Malah ada teman lain yang bilang kalo di situ harga makanannya gak ada yang di bawah 100 ribu! ๐Ÿ™„

Namun, setelah ke sana langsung, sepertinya masalah harga tidak sepenuhnya sesuai apa kata teman-teman gw. Memang cukup banyak sih jenis makanannya yang berharga lebih dari 100 ribuan, namun bukan berarti tidak ada yang di bawah itu lho. Buktinya, Steve’s Favorite Ribs dan Beef Ribs yang gw dan istri pesan pada malam itu berharga di bawah 100 ribu kok. Padahal keduanya itu termasuk menu favorit resto itu! ๐Ÿ˜‰

Soal rasa sih bolehlah. Cukup enaklah, meskipun tidak istimewa banget. Yang bikin gw heran aja, saus yang disajikan di steak yang gw dan istri pesan ternyata sama lho rasanya. Padahal kan satunya pork, satunya lagi beef… Padahal lagi, dari nama menu udah jelas-jelas beda… ๐Ÿ™„ Lain halnya kalo satunya Beef Ribs dan satunya lagi Pork Ribs, mungkin bisa gw maklumi… Agak mengecewakan! ๐Ÿ™ Sudah gitu, minuman bernama Splash Nine yang gw pesan juga rasanya mirip sirup, padahal dalam keterangannya disebut kalau ada campuran fruit juice di dalamnya…. Bete dah minumnya.. gak sesuai dengan yang gw bayangkan dan gak sebanding dengan harganya… ๐Ÿ˜ก
Continue reading…

Serba Bebek

the duck king

Gak sengaja semingguan ini menu makan malam gw dan istri ternyata serba bebek! Mulai dari bebek goreng tugu pahlawan, bebek panggang The Duck King, bebek goreng kalianyar, dan tadi malam nyoba bebek goreng km jalan menur. Padahal gak ada rencana khusus lho! Gile gak! ๐Ÿ˜€

Di antara semua itu yang paling berkesan adalah pas makan di The Duck King yang ada di Plaza Tunjungan 4 lantai paling dasar. Kenapa? Nah, makanya ini gw mo cerita. ๐Ÿ˜›

Meskipun bukan hari Sabtu atau Minggu, ternyata rame juga yang makan di resto yang belum lama buka itu. Gw datang hari Selasa malam. Di depan pintu masuk, ada petugas yang mendata dulu nama, nomer HP, dan jumlah orang yang mau makan. Kata petugasnya, mungkin perlu nunggu sekitar 15 menit. Daripada bengong di depan situ, kita bilang ke petugasnya mo jalan sebentar dulu. Eh, baru jalan belum 20 meter, gw udah ditelpon. Katanya, udah ada tempat. Asik juga nih! Tempat lain mana pake ditelpon segala… Mungkin kalau di tempat lain malah disuruh kejar ‘kali ya?! ๐Ÿ˜€

Menu bebeknya yang khas ada bebek panggang dan bebek peking (peking duck). Bedanya, kalo bebek panggang disajikan begitu saja sedangkan kalau bebek peking kulitnya akan diiris-iris untuk dimakan dengan dadar dari tepung dan dagingnya akan dimasak tersendiri dengan saus lada hitam. Karena dulu gw udah pernah makan model bebek peking begitu di resto Jade Imperial pas ada yang traktir, jadi gw milih bebek panggang aja 1/2 ekor ditambah scallop. ๐Ÿ˜€

Rasa bebek panggangnya oke deh, apalagi sausnya enak. Dari segi harga sih tidak semahal yang gw bayangkan. Sebandinglah, hanya sayangnya pas disajikan udah gak panas lagi. Udah agak dingin. Apa hanya dicomot aja dari yang ada di gantungan aja ya? Lain kali harus pesen yang masih hangat ah! Sementara masakan scallop goreng telurnya juga oke, apalagi ada semacam kremesan dari telur. Nyam nyam nyam… ๐Ÿ˜€

Brosur Cerdas

cinnzeo

Udah pernah ke Cinnzeo yang ada di Plaza Tunjungan 3 lantai dasar (daerah eks Ice Skating)? Itu lho cafe yang jualan roti-roti serba cinnamon alias kayu manis semua! Tetap gak tahu? Grrr… ๐Ÿ‘ฟ Ya udah, gpp. Gw emang bukan mo cerita soal kuenya yang meskipun empuk, full taste, tetapi tetap aja bagi gw rasanya agak gimana gitu… karena aslinya gw emang kurang suka roti bercitarasa cinnamon.

Bagi gw, yang lebih menarik dari cafe waralaba asal Kanada itu justru brosurnya! Secara ukuran dan penampilan sih gak beda jauh dengan brosur-brosur yang dibagi di cafe-cafe lain. Yang membedakan dan membuat menarik adalah isinya!

Tidak seperti brosur pada umumnya yang hanya berisi daftar harga dan kata-kata pujian basi mengenai produk yang ditawarkan, brosur keluaran Cinnzeo itu -di samping ada daftar harganya- juga menyajikan beberapa informasi menarik seputar cinnamon. Mulai dari apa itu cinnamon atau kayu manis sampai sejarah pembuatan cinnamon rolls yang jadi andalan Cinnzeo.

Dari dua brosurnya yang gw ambil, gw baru tahu kalo cinnamon yang kualitasnya paling oke adalah Siam Cinnamon asal Vietnam! Gw juga baru tahu kalo cinnamon rolls itu merupakan andalan daerah Amerika Utara yang bercitarasa dunia. Sementara toko roti Cinnzeo sendiri pertama kali dibuka pada September 1987 di Toronto Dominion Square, Calgary, Alberta. Rupanya dari awal konsepnya adalah toko roti dalam mal! Oh ya, yang lebih seru lagi, informasi dalam brosurnya itu masih ditambah foto-foto yang memperlihatkan langkah-langkah pembuatan roti cinnamon rolls yang legendaris itu! Asik deh pokoknya! Brosur-brosur yang cerdas! ๐Ÿ™‚

Sin Cia dan Chicken Cordon Blue-nya The Edge

the edge

Pas Sin Cia atau Tahun Baru Imlek 22 Januari kemarin, kelar keliling ke rumah-rumah sodara, malamnya nyoba resto baru yang namanya The Edge di daerah Surabaya Barat. Kelihatannya sih menarik…

Suasana tempatnya yang di bagian luar sih cukup asyik. Nuasana alamnya kerasa, serasa di rumah pohon karena dari lantainya yang kayu ada batang-batang pohon-pohon yang menyembul. Untuk makannya gue pesan Australia Tenderloin Steak dan Chicken Cordon Blue. Tenderloin disajikan di atas hotstone, yang selalu disebut-sebut dalam promosinya. Rasanya? Biasa-biasa saja tuh, malah rasanya cenderung kurang enak dibanding steak di tempat lain yang biasanya sudah berbumbu. Bayangin aja, sepotong daging setengah matang berada di atas sebuah batu persegi empat datar yang panas malah mengingatkan gue dengan model panggang sendiri di restoran Jepang kayak Hanamasa. Mau memotongnya pun harus sedikit hati-hati kalau tidak mau terlempar dari tatakan ‘batu panas’ itu… :nono: ๐Ÿ˜€

Bagaimana dengan Chicken Cordon Blue-nya? Nah, ini dia! Rasanya sangat mengerikan! Yaiks! ๐Ÿ˜ก Gak jelas bumbunya atau tepungnya, pokoknya makan daging ayam yang digoreng tepung itu bikin ilang selera dah! ๐Ÿ˜ Herannya kok itu dimasukkan sebagai salah satu menu ‘Main Dishes‘nya… Lagi mabok ya pak? ๐Ÿ˜›