Duel Pisang Goreng Ponti di Surabaya

Setelah booming di Jakarta, nampaknya belakangan ini pisang goreng genre Ponti mulai marak di Surabaya. Kebetulan beberapa hari ini pisang goreng ponti sedang ramai dibicarakan di dua milis yang gw ikuti, milis Jalansutra dan ID-Gmail.

Di Surabaya, sejauh yang gw tahu, setidaknya sudah ada tiga penjual pisang goreng jenis itu. Salah satunya bercokol di jalan Ngagel Jaya Selatan, dua lainnya berada di pinggir jalan Mulyosari. Kalo gw perhatikan, nampaknya salah satu penjual pisang goreng yang ada di Mulyosari itu memasang merek yang sama dengan yang ada di Ngagel Jaya Selatan. Mereknya Jumbo. Sepertinya masih satu grup. Adapun penjual satunya lagi memakai merek Kepomponk.

Sebenarnya beberapa hari lalu gw sudah sempat membeli pisang goreng ponti yang ada di jalan Ngagel Jaya Selatan itu. Menurut gw sih rasanya tidak terlalu enak, terutama balutan tepung krispinya yang terasa hambar dan terlalu tebal. Keunggulannya mungkin hanya terletak pada pisangnya yang empuk dan rasanya manis. Melihat proses penggorengannya, sepertinya pisangnya sendiri tidak terkena panasnya minyak goreng karena ‘terlindungi’ oleh balutan ‘selimut’ adonan tepung krispi dan berpori-pori yang dimasukkan duluan ke dalam wajan penggorengan. Sayangnya saat itu gw lupa bikin screenshot-nya ๐Ÿ™

Kemarin malam ketika melewati jalan Mulyosari dan melihat ada dua penjual pisang goreng ponti dengan merek yang berbeda itu, gw langsung terpikir untuk membikin screenshot-nya sekaligus membandingkan keduanya dalam sebuah duel ๐Ÿ˜‰

Pisang Goreng Ponti JUMBO KEPOMPONK
Lokasi (Surabaya) Jalan Mulyosari Jalan Mulyosari
Kondisi pisang Manis, masak Kurang manis, belum masak
Rasa kremesan tepung Tawar Agak manis
Harga per potong Rp 3000,- Rp 2500,-

Hasilnya? Kepomponk unggul dalam hal harga yang lebih murah dan ‘selimut’ kremesan tepung yang terasa agak manis. Kekurangannya ada pada rasa pisang yang kurang manis dan kurang empuk lantaran pisangnya belum masak (matang) benar. Sementara Jumbo meraih angka tertinggi untuk kualitas pisangnya yang lebih manis, empuk, dan sudah masak. Sisi lemahnya terletak pada harganya yang tergolong mahal dan tawarnya rasa ‘selimut’ kremesan tepungnya.

Jadi, menang mana? Hmmm… ๐Ÿ™„ Sebenarnya gw lebih suka pisang goreng biasa dan pisang goreng kipas ketimbang pisang goreng ponti, tetapi kalau terpaksa harus memilih sepertinya gw akan menunjuk Jumbo. Soalnya namanya pisang goreng ‘kan yang penting rasa pisangnya yang manis dan empuk… ๐Ÿ™‚

pisgor ponti

Continue reading…

Rahasia Badan Rahasia di Balik Benteng Digital

[rate 4.0]

digital fortress

Meskipun merupakan novel pertama Dan Brown yang diterbitkan jauh sebelum The Da Vinci Code, novel edisi Bahasa Indonesia cetakan Mei 2006 dari Digital Fortress (1998) ini tetap menarik untuk dibaca. Dengan mengusung setting dunia teknologi yang tergolong jarang digunakan dalam sebuah novel drama, Digital Fortress menawarkan kisah penuh ketegangan dan konflik kepentingan. Ya, bagi yang tidak terbiasa berada dalam lingkungan komputer dan internet bersiaplah untuk masuk ke sebuah dunia lain yang sarat dengan istilah-istilah asing. Cerita yang diusung novel ini memang kental dengan istilah dalam dunia teknologi. Buat yang tidak terbiasa mungkin akan terasa berat membosankan. Untunglah Dan Brown masih menyisakan celah untuk urusan cinta, politik, kehormatan, dan kekuasaan.

Semua dimulai dari sebuah akhir pekan penuh kejutan bagi Susan Fletcher. Pagi-pagi David Becker, kekasihnya, dengan alasan ada urusan penting, secara mendadak menunda rencana kencan romantis perayaan enam bulan pertemuan mereka. Belum hilang dari keterkejutannya dengan sikap David, kembali cewek berusia 38 tahun itu terheran-heran ketika ditelepon Komandan Strathmore, atasannya, untuk segera ke kantor karena ada urusan darurat. Tidak biasanya ada kerjaan penting bagi dirinya di akhir pekan. Susan mungkin tidak mengira bahwa semua itu hanyalah awal dari berbagai rentetan peristiwa yang akan menjadi bagian paling menegangkan dalam hidupnya sebagai Kepala Bagian Kriptografi NSA (National Security Agency).
Continue reading…