Ribetnya Bikin Ubuntu Bersuara

Sejak Senin kemarin gw bete. Setelah migrasi ke Ubuntu Hoary 5.04, komputer gw di kantor gak bisa dipakai buat dengerin lagu ๐Ÿ˜ก Soundcardnya gak kedeteksi ๐Ÿ™

Coba-coba apa yang disaranin orang-orang di Ubuntu forums mengenai masalah sound-nya Ubuntu Hoary, tetap aja gak berhasil ๐Ÿ™ Baca panduan di Ubuntuguide.org juga tidak membantu mengatasi masalah. Bete dah! ๐Ÿ˜ฅ

Sore tadi, dengan rasa putus asa, gw iseng-iseng ngecek driver terbaru di Advanced Linux Sound Architecture (ALSA). Kelar download driver versi terbaru (ALSA 1.0.9b release), gw ikuti panduan menginstal driver untuk Creative Labs Sound Blaster Vibra16X. Gw asal nebak aja kalo panduan itu cocok dengan tipe soundcard CT-2502 yang terpasang di komputer gw di kantor.

Kelar menjalankan perintah: ./configure --with-cards=sb16 --with-sequencer=yes;make;make install, gw gak langsung reboot. Gw pikir masih tetap gak bisa…

Pas gw coba reboot… eh suara midinya terdengar! Wow! :plok: Finally… ๐Ÿ™‚

Akhirnya bisa kerja sambil denger lagu lagi! :music: Gak jadi nyoba distro lain ๐Ÿ˜›

Faktor Kenyamanan Ruang Tunggu di Bengkel

Beberapa hari lalu gw ke bengkel untuk ganti oli. memang sudah saatnya, bahkan dilihat dari angka kilometer yang tertera sekarang, sebenarnya agak lewat dari yang direkomendasi oleh bengkel langganan gw untuk ganti oli… :mrgreen:

Namun kali ini yang gw datangi bukan bengkel langganan gw. Biasanya gw ke bengkel Liek Motor yang ada di Jl. Walikota Mustajab. Tapi ternyata bengkelnya udah tutup. Menurut petugas yang menerima telepon, urusan bengkel dialihkan ke cabang yang di jalan Indrapura! *gedubrak* ๐Ÿ˜ฏ

Wah, jauh juga ya kalo harus ke Indrapura. Itu udah termasuk daerah Surabaya Utara, sementara gw ada di Surabaya Timur. Jalan Walikota Mustajab sendiri ada di daerah tengah kota. Hmm… ๐Ÿ™„ Karena belum punya alternatif bengkel lain, akhirnya gw menuju ke daerah Indrapura itu. Sekalian nyoba ๐Ÿ™‚

Begitu nyampe sana dan daftarin mobil di meja layanan bengkel, gw disuruh nunggu di ruang tunggu yang ada di bagian belakang serta diberi kupon untuk ditukar dengan minuman dan snack. Wah, dari sini langsung terasa deh perbedaannya dengan bengkel yang ada di Walikota Mustajab dulu…
Continue reading…

Konsep Jungkir Balik

Konsep Jungkir Balik: Tulisan Kartono Mohamad (Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI)) di Kompas mengenai penerapan konsep jungkir balik di negeri ini, mulai dari bikini, korupsi, polio, hingga busung lapar. Hmm, kayaknya masih banyak lagi deh contoh lain yang gak kalah ironis. Ya gitu deh, masih banyak yang sok jaim… ๐Ÿ˜› Eh, istilah “konsep jungkir balik” lutju juga! He he he ๐Ÿ˜€