bioskop

Terkantuk-kantuk Gara-gara Pangeran Berdarah Campuran

tiket-hp6

Sudah menonton sekuel Harry Potter terbaru? Bagaimana? Setelah berada di dalam gedung bioskop sekitar 2,5 jam atau tepatnya 153 menit untuk menonton tuntas film berjudul lengkap Harry Potter and the Half-Blood Prince itu, adakah adegan yang paling berkesan?

Bagi saya, yang belum pernah membaca versi bukunya yang ditulis oleh J. K. Rowling, jawaban sejujurnya adalah tidak ada. Semuanya tampak biasa-biasa saja, bahkan cenderung berjalan agak lambat dan cukup bertele-tele. Singkatnya, membosankan dan bikin mengantuk.

Entah kenapa berbagai kepingan cerita yang terbeber sepanjang film arahan David Yates ini terasa kurang menyatu dan tidak ada sesuatu yang benar-benar menonjol. Bahkan termasuk soal sang Pangeran Berdarah Campuran yang menjadi judul sekuel kali ini tidak terasa sebagai topik utama.
Continue reading…

Misteri Sederhana untuk Profesor Langdon

angels_demons

Di tengah tren prekuel yang melanda dunia film Hollywood beberapa tahun belakangan, kisah petualangan Profesor Langdon kali ini justru sengaja dibikin sebagai sebuah sekuel dari film The Da Vinci Code meskipun berdasarkan novelnya yang ditulis Dan Brown sebenarnya Angels & Demons ini merupakan prekuel.

Langdon, yang tetap diperankan oleh Tom Hanks, tiba-tiba diminta oleh kepolisian Vatikan untuk menguak misteri di balik penculikan empat ”preferiti” atau kandidat Paus dan pembunuhan seorang ilmuwan CERN peneliti antimatter yang diduga berkaitan dengan kelompok Illuminati. Hasil percobaan antimatter yang bisa meledakkan Vatikan dan sekitarnya juga dicuri dari lokasi penelitian. Semua itu terjadi sesaat setelah Paus meninggal.
Continue reading…

Kenapa “The X-Files 2” Tidak Diputar di Surabaya?

Menurut IMDb, jadwal tayang film The X-Files 2 atau The X-Files: I Want to Believe untuk Indonesia adalah tanggal 25 Juli 2008 lalu. Tapi pada kenyataannya hingga hari ini, film tersebut tidak (atau belum?) diputar di bioskop-bioskop yang ada di Surabaya. ๐Ÿ™

Saya sudah periksa di situs web Cinema 21, ternyata untuk saat ini, film tersebut hanya diputar di Jakarta (UPDATE: dan juga Bogor, Batam, Tangerang, Bekasi, Palembang) saja. Entah kenapa. ๐Ÿ™„

Sepertinya film The X-Files: I Want to Believe bernasib serupa dengan Sex and the City. Meskipun bulan lalu sudah diputar di Jakarta, namun seingat saya hingga saat ini film Sex and the City belum diputar di bioskop Cinema 21 di Surabaya. Entah kenapa juga… ๐Ÿ™„

Mungkin sudah saatnya Surabaya punya alternatif jaringan bioskop lain selain Cinema 21 / Cinema XXI? ๐Ÿ˜Ž ๐Ÿ˜‰

Ini Mission: Impossible III atau ALIAS versi Bioskop?

[rate 3]

IM3

Bagi penggemar serial tv ALIAS pasti akan merasakan semacam deja vu saat menonton Mission: Impossible III (MI: 3). Lihat saja. Kalau biasanya seri Mission: Impossible selalu dibuka dengan adegan dimana sang agen utama Ethan Hunt (Tom Cruise) menerima pesan dengan cara yang unik sebelum theme song berkumandang, kali ini tidak begitu. Yang hadir malah cuplikan adegan menegangkan. Mirip dengan adegan pembukaan dalam setiap episode ALIAS!

Seakan tidak mau tanggung-tanggung, pengaruh ALIAS tidak berhenti sampai situ. Urusan pencahayaan, setting, bahkan alur ceritanya juga begitu, ALIAS banget deh. Parahnya, Ethan yang dalam dua seri sebelumnya tidak punya kantor resmi, dalam sekuel ini digambarkan harus sering hadir di kantor pusat IMF (Impossible Mission Force), layaknya agen Sydney Bristow dalam ALIAS. Dipilihnya Laurence Fishburne untuk berperan sebagai pimpinan IMF juga mengingatkan kepada tokoh Marcus Dixon yang menjadi bosnya Bristow. Kehadiran sesaat Greg Grunberg yang di ALIAS berperan sebagai Eric Weiss, rekan kerja Bristow, semakin melengkapi invasi ALIAS itu.

Kerasnya aroma ALIAS tentunya tidak perlu terlalu diherankan mengingat yang duduk di bangku sutradara kali ini adalah J. J. Abrams, creator sekaligus penuilis cerita ALIAS. Apalagi kabarnya alasan Tom Cruise memutuskan untuk merekrut Abrams yang barusan masuk dalam The TIME 100 itu lantaran sangat terkesan ketika menonton DVD ALIAS. Sayangnya, Continue reading…

Nonton Si Big Red Sebelum Basi

hellboy
Agak aneh ya sistem pemutaran film di bioskop di Indonesia. Kadang jadual main sebuah film bisa berbarengan dengan jadual di bioskop negara-negara besar, tetapi tidak jarang sebuah film akhirnya main di bioskop-bioskop jaringan 21 setelah versi VCD / DVDnya sudah hampir dirilis atau malah sudah ada di toko-toko duluan… ๐Ÿ˜ฏ

Itulah yang terjadi dengan film Hellboy, yang menjadi pilihan Midnite Lovernya 89.7 HRFM Surabaya edisi Sabtu kemarin (24 Juli 2004). DVDnya udah mau dirilis 27 Juli 2004 besok, eh 21 Cineplex baru mau putar minggu ini….

Meskipun secara jadwal pemutaran film itu tergolong super basi, untungnya kualitas film itu sendiri gak basi dan gak garing! ๐Ÿ˜‰ Awalnya, gw sempat under estimate terhadap film soal si Big Red itu. Gw tidak banyak berharap soal efek dan setting yang wah. Eh, ternyata… asik juga lho setting, efek, dan pencahayaan yang ada di film itu. Seru!

Di samping itu, gw masih punya beberapa catatan lain:

  • Kisah awal si Big Red digambarkan terjadi pada tahun 1944 dan dikawal setting yang wah dan serba canggih… Sepertinya kurang nyambung ya? Tahun segitu emangnya udah ada peralatan secanggih yang dimunculkan di film itu? ๐Ÿ™„
  • Yang dimunculkan sebagai lawan si Hellboy adalah monster! Buset! Gw kok jadi ingat film tempo dulu macam Megaloman dan Gaban ya?! ๐Ÿ˜ˆ :mrgreen: Gak ada jenis musuh lain apa ya?!!! ๐Ÿ˜›
  • alur cerita yang kurang greget dan mudah ditebak… ugh! ๐Ÿ˜ˆ

Mudah-mudahan sekuelnya yang akan dirilis tahun 2006 nanti bisa lebih baik! Gw tunggu lho! ๐Ÿ˜‰ ๐Ÿ˜ˆ