film

Penampakan Film Jadul di Bioskop Surabaya

Film yang tergolong agak jadul seperti Confessions of a Shopaholic dan Whiteout diputar berbarengan dengan film-film baru seperti Clash of The Titans, How to Train Your Dragon, dan Alice in Wonderland? Mungkin terlihat agak aneh, namun itulah yang sedang terjadi di dunia bioskop Surabaya belakangan ini. Coba lihat iklannya yang dipasang di salah satu surat kabar lokal kemarin.

filmjadul0410

Koreksi saya jika salah, namun seingat saya Confessions of a Shopaholic dan Whiteout sudah pernah diputar di jaringan bioskop yang ada di Surabaya beberapa waktu lalu. (Yang pasti sih di Jakarta, kedua film itu sudah ditayangkan tahun lalu.) Makanya saya agak kaget ketika Sabtu lalu melihat iklan film Confessions of a Shopaholic untuk pertunjukan (menjelang) tengah malam (midnight) di salah satu bioskop di Surabaya. ‘Penampakan’ itu kemudian disusul kehadiran Whiteout beberapa hari kemudian di Surabaya. Dan puncaknya ketika kedua film keluaran tahun 2009 yang DVD orisinalnya sudah diluncurkan resmi beberapa bulan lalu itu hadir berbarengan di bioskop Surabaya sejak kemarin mendampingi sejumlah film baru produksi tanah air. Cukup mengejutkan sekaligus ‘mengharukan.’ ๐Ÿ˜

Sementara dua film lawas itu (kembali) masuk ke layar bioskop Surabaya, film lumayan baru seperti Green Zone malah tidak diputar bersamaan dengan bioskop di Jakarta (yang menayangkannya mulai bulan Maret lalu). Bahkan hingga hari ini juga, film tersebut belum diputar di Surabaya. Entah apa alasannya. ๐Ÿ™„ Saya sudah coba minta konfirmasi secara tertulis kepada pihak terkait namun belum ada jawabannya hingga sekarang.

Update (11/4):
Sabtu kemarin, 10 April 2010, Green Zone sudah diputar untuk pertunjukan midnight di Surabaya. Akhirnya…

Update (13/4):
Hari ini, 13 April 2010, Green Zone mulai diputar di pertunjukan reguler, yang berarti sekitar sebulan setelah pemutaran di Jakarta. ‘Mengharukan’…

Nonton Footage “How to Train Your Dragon” di Layar Bioskop

Screening Reaction “How to Train Your Dragon” 59 Minute Footage

Begitulah nama lengkap acara yang saya datangi Minggu pagi kemarin di Sutos XXI Surabaya. Semacam acara nonton film bareng gratis? Ya. ๐Ÿ™‚

Yang menarik dan berbeda jika dibandingkan dengan acara nonton film lain, film How to Train Your Dragon 3D yang dihadirkan dalam acara kemarin oleh Paramount Pictures perwakilan Indonesia sebagai penyelenggara bukan dalam bentuk full movie, melainkan versi footage berdurasi sekitar 59 menit. Jarang-jarang kan ada acara nonton bareng footage atau film versi yang belum selesai diedit? Apalagi melihatnya di layar bioskop besar dengan memakai kacamata 3D. ๐Ÿ™‚

Continue reading…

Mimpi Ajaib Laskar Para Pemimpi

sang pemimpi

Sama seperti menonton film “Laskar Pelangitahun lalu, kali ini saya juga belum membaca bukunya yang ditulis oleh Andrea Hirata ketika memutuskan untuk menyaksikan sekuelnya, “Sang Pemimpi“. Meskipun begitu, saya sempat berharap isi film yang masih digarap oleh Riri Riza ini tidak memunculkan berbagai pertanyaan di benak saya ketika menontonnya. Namun ternyata harapan itu tidak mudah terwujud. ๐Ÿ™‚

Film dibuka dengan adegan ayah Ikal (Mathias Muchus) yang sedang bersepeda di sebuah jalan yang sangat sepi. Sebuah adegan yang terlihat lumayan aneh ketika disandingkan dengan kemunculan judul film di layar bioskop.

Dari situ kemudian adegan demi adegan meloncat bergantian antar waktu, dari satu masa tertentu ke masa yang lain. Dari masa Ikal dewasa (Lukman Sardi) yang sedang bingung dengan menghilangnya Arai dewasa (Nazril Irham) secara tiba-tiba, lantas loncat ke masa remaja Ikal (Vikri Septiawan) dan Arai (Rendy Ahmad) di bangku SMA. Selanjutnya meloncat lagi ke masa kecil Ikal (Zulfanny) dan Arai (Sandy Pranatha) sebelum akhirnya balik lagi ke masa SMA yang diberi porsi terbesar dalam film ini. Butuh konsentrasi tersendiri biar tidak bingung mengikuti adegan-adegan yang berloncatan antar waktu seperti itu.
Continue reading…

Dunia dari Nol Lagi di Mata Roland Emmerich

2012

Setelah bolak-balik kehabisan tiket, akhirnya saya bisa juga menonton 2012 di Tunjungan 21 beberapa hari lalu.

Apakah saya termasuk yang penasaran dengan film itu? Iya, betul. Tepatnya, saya penasaran ingin melihat bagaimana visualisasi bencana super dahsyat dihadirkan Roland Emmerich (sutradara sekaligus produser) dalam filmnya kali ini. Apakah efek visualnya bakal lebih gila-gilaan dibandingkan beberapa filmnya terdahulu soal bencana dalam berbagai versi? Atau malah biasa-biasa saja?
Continue reading…

Rebutan Nanomite Sambil CLBK

gi joe

Meskipun tergolong sangat telat alias basbang, untunglah beberapa hari lalu saya masih bisa menyaksikan G.I. Joe: The Rise of Cobra di bioskop sebelum masa tayangnya berakhir.

Dan seperti dugaan saya, film yang diangkat dari mainan produksi Hasbro ini memang sayang untuk tidak ditonton di bioskop. Soalnya keseruan dan kecanggihan efek-efek yang ditawarkan bakal lebih terasa.

Lihat saja. Pameran kecanggihan special effect dibarengi efek suara dramatis sudah dimulai saat tim G.I. Joe tiba-tiba datang membantu Duke (Channing Tatum) dan Ripcord (Marlon Wayans) untuk menyelamatkan hulu ledak nanomite pesanan NATO yang mereka kawal dari serangan Baroness (Sienna Miller) dan pasukannya. Belakangan diketahui bahwa otak di balik itu adalah James McCullen (Christopher Eccleston) alias Destro, si pencipta senjata nanomite itu sendiri.
Continue reading…

Alien, Udang, atau Manusia?

district9

Peringatan: berhati-hatilah saat mengutak-atik barang-barang milik alien. Salah sedikit, bisa sangat fatal akibatnya. Itulah yang dialami Wikus van der Merwe (Sharlto Copley) dalam District 9.

Alien? Ah, lagi-lagi film soal alien. Bosan? Tunggu dulu. District 9 memang film soal alien, tapi yang satu ini agak berbeda.

Dibandingkan dengan kebanyakan film soal alien yang sudah pernah beredar di bioskop, District 9 menawarkan berbagai hal yang serba berbeda. Jangan lupakan juga faktor kehadiran Peter Jackson (The Lord of the Rings, King Kong) sebagai produser film yang disutradarai oleh Neill Blomkamp ini.
Continue reading…