movie

Yang Masih Tersisa dari Film “Searching”

Film “Searching” memang sudah tidak tayang lagi di bioskop, tetapi cerita yang diusungnya masih berkesan di benak saya.

Mengusung kisah pencarian seorang anak hilang oleh ayahnya, sekilas, film ini terkesan biasa-biasa saja. Apalagi tidak bertaburan nama-nama besar. Namun, sebenarnya tidak demikian. Topik yang tergolong sederhana itu cukup berhasil digarap menjadi sesuatu yang oke. Lebih oke daripada ekspektasi saya sebelumnya.

searching

Awalnya, saya tertarik menonton film arahan Aneesh Chaganty ini karena mendapat kabar digunakannya internet sebagai alat bantu utama dalam pencarian itu.

Kombinasi penggunaan komputer dan internet memang membuat film ini lebih menarik untuk diikuti. Namun, plot ceritanya tetap menjadi faktor penting. Plot yang tidak terlalu gampang ditebak, bahkan dari awal cenderung mengecoh dengan disertai, tentunya, unsur kejutan. Keberhasilan John Cho yang memerankan sang ayah bernama David Kim dan Michelle La sebagai Margot Kim yang mendadak hilang juga tidak bisa dilewatkan.

Selain itu, sesungguhnya ada hal lain yang lebih penting yang bisa dipetik untuk menjadi pelajaran. Yaitu, pesan dan sentilan terkait dengan hubungan antar anggota keluarga di era media sosial seperti sekarang.

Apa saja?
Continue reading…

Banyak Superhero, Banyak Humor, tapi…

The Avengers

Akhirnya bisa menulis soal film The Avengers. Ya, basbang memang. 😀

Sebelumnya saya sudah pernah menonton film Hulk, Iron Man, The Incredible Hulk, Iron Man 2, Thor, dan Captain America: The First Avenger yang para tokoh utamanya muncul di film ini.

Sebagai penggemar kisah superhero, meskipun bukan termasuk “penggemar tingkat tinggi” yang sampai mengoleksi segala macam pernak-perniknya, sebenarnya saya sangat senang bisa menyaksikan berkumpulnya banyak superhero sekaligus dalam satu film seperti di The Avengers ini.

Tapi jika Iron Man (Robert Downey, Jr), Captain America (Chris Evans), Hulk (Mark Ruffalo), Thor (Chris Hemsworth), Black Widow (Scarlett Johansson), dan Hawkeye (Jeremy Renner) hanya sekadar muncul bareng dalam sebuah film, tentu saja akan terasa biasa dan hambar.
Continue reading…

Ini Soal Marcus Wright, bukan John Connor

tiket-terminatorsalv

Setelah Terminator 3: Rise of the Machines di tahun 2003, rupanya butuh waktu cukup lama untuk memunculkan seri terbaru Terminator ke pasaran.

Sekilas, agak membingungkan kalau harus menentukan apakah Terminator Salvation ini adalah sekuel atau prekuel. Memang, berbeda dengan tiga film sebelumnya, sebagian besar adegan dalam seri Terminator kali ini berlatar suasana masa depan. Namun di sisi lain, film ini juga memunculkan versi remaja dari Kyle Reese (Anton Yelchin), yang notabene adalah calon bokapnya John Connor (Christian Bale) di The Terminator (1994).

Bagi yang sudah agak lupa dengan cerita di film-film Terminator sebelumnya, khususnya The Terminator, akan lebih bingung lagi. Apalagi tidak ada cuplikan adegan-adegan dari film terdahulu sebagai pengingat.
Continue reading…

Marilah Sabar Menanti James Bond

Setelah Casino Royale yang mengecewakan, sekarang Daniel Craig datang lagi tetap sebagai James Bond lewat Quantum of Solace.

Di bawah arahan sutradara Marc Forster, film ke-22 James Bond ini dari awal langsung menyajikan menu adegan kejar-kejaran di daerah Italia yang lumayan seru antara mobil Aston Martin yang dikendarai Bond dengan mobil lain sambil tembak-tembakan. Tak lama kemudian setelah Bond berhasil meloloskan diri dan mengantar ‘paket’ yang berada di dalam bagasi mobil, aksi kejar-kejaran dimulai lagi. Kali ini bukan pakai mobil. Bond mengejar mata-mata organisasi Quantum yang hampir membunuh M (Judi Dench) di antara atap-atap bangunan hingga mengacaukan sebuah perlombaan.

Kurang? Mau adegan kejar-kejaran lagi? Masih ada adegan kejar-kejaran lain yang berlangsung di laut waktu Bond ‘menculik’ Camille (Olga Kurylenko) dari tangan Jendral Medrano (Joaquin Cosío).
Continue reading…

Jejak-Jejak Tak Jelas Laskar Pelangi

tiket-laskar-pelangi

Meskipun didukung oleh banyak artis terkenal, namun sebenarnya kekuatan utama film Laskar Pelangi bukanlah itu. Bukan pada Lukman Sardi, Tora Sudiro, Cut Mini, Slamet Rahardjo, Ikranegara, Robbie Tumewu, Mathias Muchus, Rieke Diah Pitaloka, Alex Komang, atau Jajang C. Noer, tapi pada 10 anak-anak asli Belitung yang terpilih main di film yang diangkat dari novel berjudul sama milik Andrea Hirata ini. Merekalah bintang sesungguhnya film Laskar Pelangi.

Kepolosan dan keluguan anak-anak itu sudah mulai menarik perhatian sejak awal film. Berasal dari keluarga dengan latar belakang berbeda-beda, awal pertemuan mereka terjadi saat pendaftaran murid baru di SD Muhammadiyah Belitung, sebuah sekolah yang terancam ditutup karena kekurangan murid. Pada saat itu, kebanyakan orang tua di Belitung lebih memilih menyekolahkan anaknya di SDPN Timah yang bangunan dan fasilitasnya jauh lebih bagus.

Sepuluh anak dengan keunikan masing-masing itu Continue reading…