Movies

Kisah Tentang (Ayahnya) Ahok?

Awalnya, saya mengira film A Man Called Ahok ini akan benar-benar mengisahkan segala hal tentang Ahok dari kecil hingga dewasa. Ternyata, sayangnya, tidak demikian.

Dari awal hingga kira-kira 60 menit berlalu, film ini lebih banyak bercerita soal Kim Nam, ayahnya Ahok, yang diperankan oleh Danny Sumargo. Mulai dari karakternya yang suka menolong orang hingga kesulitan ekonomi dan oknum pejabat tengil yang harus dihadapinya. Meskipun agak loncat-loncat, kisahnya itu sebenarnya cukup menarik, bukannya tidak menarik.

Namun, hal tersebut membuat fokus film ini terhadap Ahok seperti teralihkan. Tidak hanya sesaat tetapi lebih dari separuh film. Akan beda situasinya jika, misalnya, penggambaran kisah sang ayah itu semuanya diperlihatkan dari kacamata Ahok kecil. Pembacaan narasi oleh Daniel Mananta tidak banyak membantu merangkaikan semua hal itu agar selaras dengan judul film.
Continue reading…

Yang Masih Tersisa dari Film “Searching”

Film “Searching” memang sudah tidak tayang lagi di bioskop, tetapi cerita yang diusungnya masih berkesan di benak saya.

Mengusung kisah pencarian seorang anak hilang oleh ayahnya, sekilas, film ini terkesan biasa-biasa saja. Apalagi tidak bertaburan nama-nama besar. Namun, sebenarnya tidak demikian. Topik yang tergolong sederhana itu cukup berhasil digarap menjadi sesuatu yang oke. Lebih oke daripada ekspektasi saya sebelumnya.

searching

Awalnya, saya tertarik menonton film arahan Aneesh Chaganty ini karena mendapat kabar digunakannya internet sebagai alat bantu utama dalam pencarian itu.

Kombinasi penggunaan komputer dan internet memang membuat film ini lebih menarik untuk diikuti. Namun, plot ceritanya tetap menjadi faktor penting. Plot yang tidak terlalu gampang ditebak, bahkan dari awal cenderung mengecoh dengan disertai, tentunya, unsur kejutan. Keberhasilan John Cho yang memerankan sang ayah bernama David Kim dan Michelle La sebagai Margot Kim yang mendadak hilang juga tidak bisa dilewatkan.

Selain itu, sesungguhnya ada hal lain yang lebih penting yang bisa dipetik untuk menjadi pelajaran. Yaitu, pesan dan sentilan terkait dengan hubungan antar anggota keluarga di era media sosial seperti sekarang.

Apa saja?
Continue reading…

Kisah Kasih Wonder Woman di Zaman Perang Dunia

Setelah Batman v Superman dan Suicide Squad yang mengecewakan, sebenarnya saya gak mau berharap terlalu banyak dari film Wonder Woman yang juga rilisan DC Comics. Tetapi, ternyata film arahan Patty Jenkins yang mulai diputar sejak 31 Mei 2017 lalu di Indonesia ini agak berbeda jika dibandingkan kedua film tadi itu.

Diawali dengan suguhan pemandangan indah lanskap sebagian kota Paris, terutama area sekitar Museum Louvre. Kemudian tampak sosok Diana Prince alias Wonder Woman (Gal Galdot) yang bekerja di tempat itu. Ia baru saja menerima kiriman paket berisi fotonya saat terlibat dalam Perang Dunia I. Foto itu kemudian membawa ingatannya kembali ke kenangan kisah kasihnya di masa silam.

Kasih? Ya, kenangan yang tersaji tidak hanya seputar kisah masa kecilnya di pulau Themyscira sebagai anak dari Ratu Hippolyta (Connie Nielsen), kepala suku Amazons yang semuanya cewek. Kemunculan tiba-tiba seorang pilot sekaligus mata-mata bernama Steve Trevor dan pasukan tentara Jerman yang mengejarnya, yang entah mengapa bisa menembus kabut yang selama ini menyembunyikan pulau itu dari dunia luar, mengubah perjalanan hidup Diana. Termasuk dalam urusan asmara.

Mirip dengan foto yang dikirim oleh Bruce Wayne. Beda warna… PHOTO: Warner Bros.

Dalam pertempuran di pantai, suku Amazons berhasil mengatasi serangan pasukan Jerman dengan aksi yang mengagumkan tetapi harus kehilangan Jendral Antiope (Robin Wright) yang tertembak peluru lawan dalam melindungi sang keponakannya, Diana. Mereka kemudian mengorek keterangan dari Steve mengenai apa sesungguhnya yang terjadi di luar sana dengan menggunakan Laso Kebenaran, agar tidak dibohongi.

Terpengaruh (dan terpesona) dengan cerita soal perang dunia dan mengira semua itu disebabkan oleh dewa perang Ares, Diana lantas memutuskan berlayar meninggalkan pulau bersama Steve dengan bermodal Laso Kebenaran dan juga pedang “godkiller” yang disebut sebagai peninggalan dewa Zeus. Tujuannya adalah untuk menemukan dan melenyapkan Ares. Sebuah rahasia besar menyangkut dirinya, yang tidak diceritakan oleh sang ibu, ikut membayangi kepergiannya.
Continue reading…

Antara Deadpool yang Konyol dan Membosankan

Ketika mendengar atau membaca kabar bahwa dalam film Deadpool terdapat banyak kejenakaan yang mengundang senyum, sebagian orang mungkin menduga isinya tidak jauh berbeda dengan sejumlah film bergenre superhero seperti X-Men, Ant-Man, Iron Man, atau The Avengers yang memang mengusung cukup banyak unsur komedi dan sama-sama merupakan karakter keluaran Marvel (meskipun ada perbedaan dalam hal hak produksi film).

Dugaan tersebut kurang tepat. Formula komedi atau ramuan kelucuan film Deadpool yang disutradarai oleh Tim Miller ini bukanlah seperti itu.

Penampilan sosok Deadpool alias Wade Wilson kali ini juga tidak persis dengan yang muncul di film X-Men Origins: Wolverine (2009), walaupun sama-sama diperankan oleh Ryan Reynolds.
Continue reading…

Arsip ABN: 12 Pekerjaan Dian Sastro

Beberapa tahun lalu, saya pernah rutin menulis di Asia Blogging Network (ABN) mengenai musik dan film. Karena sekarang situs ABN sudah ditutup, otomatis tulisan-tulisan saya di dalamnya juga tidak bisa dibaca lagi.

Ketika situsnya masih bisa diakses, sebagian besar tulisan saya di sana sempat saya salin kembali datanya, terutama untuk topik musik. Tapi untuk topik lainnya, tidak sempat.

Setelah saya coba telusuri via Wayback Machine, ternyata arsip tulisan-tulisan saya lainnya masih tersedia. Syukurlah.

Dari arsip tulisan saya selama di ABN itu, ada beberapa tulisan favorit yang ingin saya tampilkan kembali di Internet. Untuk itu, saya sudah minta izin ke Budi Putra sebagai salah satu pendiri ABN.

Kali ini, yang saya muat kembali adalah salah satu tulisan saya pada 10 Oktober 2007 lalu di ABN.

12 Pekerjaan Dian Sastro

diansastro-dtk

Siapa yang tak kenal dengan Dian Sastro? Bisa jadi rata-rata orang di Indonesia sangat familiar dengan sosok cewek bernama lengkap Diandra Paramita Sastrowardoyo ini, terutama setelah ia sukses dengan film Ada Apa dengan Cinta (AAdC) pada tahun 2002.

Meskipun awalnya lebih dikenal sebagai seorang bintang film, namun belakangan ini ia justru lebih banyak diberitakan sedang melakoni beberapa pekerjaan lain di luar urusan film. Apakah ada yang tahu apa saja pekerjaannya itu?

Kalau ditelusuri, sebenarnya tidak sedikit bidang pekerjaan lain yang juga pernah atau sedang dirambah oleh gadis kelahiran 16 Maret 1982 ini loh. Kalau dihitung-hitung, hingga sekarang, setidaknya ada 12 macam pekerjaan yang cukup bervariasi dan menarik. Dan angka 12 itu pun relatif, bisa jadi jumlahnya lebih dari itu, tergantung dari sudut mana kita melihatnya. Misalnya, soal Dian yang pernah meraih Gadis Sampul pada tahun 1996. Apakah itu dapat dianggap sebagai pekerjaan atau cukup sebagai penghargaan yang pernah diraih?

Beberapa di antaranya memang terkait dengan perannya di film, tetapi karena dikerjakan langsung olehnya di lapangan yang sebenarnya maka bolehlah pekerjaan itu dimasukkan dalam daftar. Jadi, apa saja 12 pekerjaan yang sudah pernah dilakoni Dian Sastro? Yuk, kita simak satu per satu.
Continue reading…

The Dark Knight Rises: Ketika Batman Harus Dipensiunkan

TDKR

Ya, ini memang basbang. Berhubung belakangan ini banyak kesibukan, baru sekarang saya bisa menyelesaikan tulisan soal film Batman terbaru.

Kehadiran tokoh Joker yang diperankan mendiang Heath Andrew Ledger di The Dark Knight (2008) telah membawa pengaruh luar biasa dalam sejarah film Batman selama ini.

Sejak saat itu, berbagai tokoh penjahat dalam film-film Batman sebelumnya menjadi terlihat biasa saja. Bisa dibilang, Joker versi Heath Ledger membuat semacam ‘standar’ baru lawan Batman dalam film. Termasuk juga untuk film Batman sesudahnya.

Sosok antagonis bernama Bane yang diperankan Tom Hardy dalam “The Dark Knight Rises“, misalnya. Kemunculannya tentu memunculkan pertanyaan, apakah teroris bermasker yang berniat menghancurkan Gotham City itu bisa menandingi Joker versi The Dark Knight?
Continue reading…