film

Jejak-Jejak Tak Jelas Laskar Pelangi

tiket-laskar-pelangi

Meskipun didukung oleh banyak artis terkenal, namun sebenarnya kekuatan utama film Laskar Pelangi bukanlah itu. Bukan pada Lukman Sardi, Tora Sudiro, Cut Mini, Slamet Rahardjo, Ikranegara, Robbie Tumewu, Mathias Muchus, Rieke Diah Pitaloka, Alex Komang, atau Jajang C. Noer, tapi pada 10 anak-anak asli Belitung yang terpilih main di film yang diangkat dari novel berjudul sama milik Andrea Hirata ini. Merekalah bintang sesungguhnya film Laskar Pelangi.

Kepolosan dan keluguan anak-anak itu sudah mulai menarik perhatian sejak awal film. Berasal dari keluarga dengan latar belakang berbeda-beda, awal pertemuan mereka terjadi saat pendaftaran murid baru di SD Muhammadiyah Belitung, sebuah sekolah yang terancam ditutup karena kekurangan murid. Pada saat itu, kebanyakan orang tua di Belitung lebih memilih menyekolahkan anaknya di SDPN Timah yang bangunan dan fasilitasnya jauh lebih bagus.

Sepuluh anak dengan keunikan masing-masing itu Continue reading…

12 Film Komedi Paling Berpengaruh

aplaus-comedy12

Hari ini saya diberitahu oleh redaksi tabloid Aplaus The Lifestyle bahwa edisi terbaru yang memuat artikel saya sudah terbit. Sayangnya, versi cetaknya yang dikirimkan ke alamat saya, hingga hari ini belum saya terima. Karena penasaran, saya coba cek ke situs webnya Aplaus The Lifestyle. Eh, ternyata memang artikel terbaru saya sudah muncul di situ. Horeee… ๐Ÿ™‚

Adalah 12 Film Komedi Paling Berpengaruh yang menjadi judul artikel saya kali ini untuk tabloid terbitan dari Medan itu. Isinya soal 12 film komedi keluaran tahun 90an sampai awal 2000an yang menurut saya memberikan pengaruh bagi film-film komedi selanjutnya.

Bagaimana menurut kamu? Mungkin kamu punya versi sendiri? ๐Ÿ™‚

Alasan Kenapa The X-Files 2 Belum Diputar di Surabaya

Sebenarnya soal kenapa film The X-Files 2 tidak diputar di bioskop di Surabaya berbarengan dengan Jakarta dan beberapa kota lain sudah saya tanyakan ke 21cineplex.com. Namun hingga saat ini belum ada tanggapan. ๐Ÿ™

Akhirnya, karena penasaran, tadi coba telepon seorang teman lama yang sepertinya tahu banyak soal film-film yang diputar di Surabaya. Dari obrolan singkat tadi, saya sempat mengorek info bahwa ternyata belum diputarnya film The X-Files 2 di Surabaya karena dianggap calon penontonnya terbatas atau tertentu saja, tidak dari kalangan umum seperti The Dark Knight, misalnya. Begitu juga dengan Sex and the City yang sampai sekarang juga belum diputar di Surabaya.

Jadi, kapan The X-Files 2 atau The X-Files: I Want to Believe bakal diputar di Surabaya? Jawabannya: “Belum tahu.” ๐Ÿ˜ฅ

Eh, tapi The Mummy 3 bakal diputar besok lho! Padahal menurut IMDb, jadwal resmi pemutaran film itu di Indonesia adalah 6 Agustus 2008. Horee… ๐Ÿ™‚

Otomatis Romantis

Otomatis Romantis: Film komedi bertabur bintang tenar dengan dialog dan sentilan sosial cukup menarik yang sayangnya kualitas gambarnya kurang oke. Kisahnya soal hubungan cinta antara seorang pemimpin redaksi dan karyawan kelas biasa. Deja vu dengan FTV Ujang Pantri yang kebetulan sutradaranya sama? Sang sutradara sih tidak merasa deja vu dengan alasan “materi pemainnya beda“. *gubrak*

Nonton Si Big Red Sebelum Basi

hellboy
Agak aneh ya sistem pemutaran film di bioskop di Indonesia. Kadang jadual main sebuah film bisa berbarengan dengan jadual di bioskop negara-negara besar, tetapi tidak jarang sebuah film akhirnya main di bioskop-bioskop jaringan 21 setelah versi VCD / DVDnya sudah hampir dirilis atau malah sudah ada di toko-toko duluan… ๐Ÿ˜ฏ

Itulah yang terjadi dengan film Hellboy, yang menjadi pilihan Midnite Lovernya 89.7 HRFM Surabaya edisi Sabtu kemarin (24 Juli 2004). DVDnya udah mau dirilis 27 Juli 2004 besok, eh 21 Cineplex baru mau putar minggu ini….

Meskipun secara jadwal pemutaran film itu tergolong super basi, untungnya kualitas film itu sendiri gak basi dan gak garing! ๐Ÿ˜‰ Awalnya, gw sempat under estimate terhadap film soal si Big Red itu. Gw tidak banyak berharap soal efek dan setting yang wah. Eh, ternyata… asik juga lho setting, efek, dan pencahayaan yang ada di film itu. Seru!

Di samping itu, gw masih punya beberapa catatan lain:

  • Kisah awal si Big Red digambarkan terjadi pada tahun 1944 dan dikawal setting yang wah dan serba canggih… Sepertinya kurang nyambung ya? Tahun segitu emangnya udah ada peralatan secanggih yang dimunculkan di film itu? ๐Ÿ™„
  • Yang dimunculkan sebagai lawan si Hellboy adalah monster! Buset! Gw kok jadi ingat film tempo dulu macam Megaloman dan Gaban ya?! ๐Ÿ˜ˆ :mrgreen: Gak ada jenis musuh lain apa ya?!!! ๐Ÿ˜›
  • alur cerita yang kurang greget dan mudah ditebak… ugh! ๐Ÿ˜ˆ

Mudah-mudahan sekuelnya yang akan dirilis tahun 2006 nanti bisa lebih baik! Gw tunggu lho! ๐Ÿ˜‰ ๐Ÿ˜ˆ

Around the World with Midnite Lover

Midnite Lover is back! Ya, acara nonton midnite rame-rame digelar lagi oleh Hard Rock FM Surabaya pada Sabtu kemarin (10 Juli 2004) yang kali ini dengan menggandeng salah satu provider jaringan CDMA. Bioskopnya tetap di Tunjungan Plaza. Seperti biasa, semua peserta mendapat bonus goody bag yang berisi gift dari sponsor. Untuk kemarin ‘hanya’ mendapat starter pack dan souvenir notes dan pulpen doang…. Ditambah ada games berhadiah.

Dibanding acara ML yang season sebelumnya sih, kali ini giftnya agak garing. Kalah banyak dan kurang asik…:sad: Yang dulu itu bisa dapat macam-macam, mulai dari soft drink, permen, biskuit, dompet, sampai radio FM scan segala! ๐Ÿ˜‰

Untunglah film Around the World in 80 Days yang jadi film pilihan Midnite Lover kemarin itu cukup menarik dan bisa bikin orang segedung ketawa terpingkal-pingkal sampai bubaran. ๐Ÿ˜‰ :mrgreen:

Untung pula di film itu ada Jacky Chen yang berperan sebagai Passepartout/Lau Xing. Untunglah film itu dipenuhi sederet bintang ngetop seperti Sammo Hung, Owen Wilson, Kathy Bates, sampai Arnold Schwarzenegger (meskipun rata-rata hanya tampil 5-10 menit). Untung juga film tersebut mengikuti pakemnya Jacky Chen sehingga jadi enak ditonton sebagai hiburan segar, meskipun jadinya film daur ulang itu agak sedikit melenceng dari film aslinya yang dibuat tahun 1956.

Gak kebayang deh gimana film itu tanpa Jacky Chen dan pakem kung-fu komedi yang jadi ciri khasnya… ๐Ÿ˜‰