Antara Volume Suara dan Daur Ulang Lagu Cinta

Saya baru menyadari bahwa ternyata sampul-sampul album Marcell Siahaan selama ini punya kesamaan, termasuk sampul album terbarunya yang bertajuk “And the Story Continuesโ€ฆ“.

Coba perhatikan, yang selalu dipasang pada sampul albumnya rata-rata berupa foto sosoknya dalam versi closeup-nya. Fotonya yang ditampilkan tidak pernah pose seluruh badan atau hal lain yang berbeda. Lukisan pemandangan, misalnya.

Selain itu, tampaknya sampul-sampul albumnya bisa jadi referensi bagi penggemarnya yang ingin atau perlu mengetahui perkembangan sosok Marcell dan model rambutnya yang cukup sering berubah dari waktu ke waktu. Siapa tahu butuh. Saya sih gak. He he heโ€ฆ ๐Ÿ˜†

Sementara soal isi albumnya, terus terang, saya tertarik membeli CD orisinal ini gara-gara membaca promosi Marcell via akun Twitter-nya, @MarcellSiahaan, yang sempat menyebutkan beberapa judul lagu seperti Mau Dibawa Kemana dan I Knew I Loved You.

Mengetahui adanya nama Andi Rianto sebagai produser dan penata musik di album rilisan E-Motion Entertainment ini (kecuali lagu Takkan Terganti, oleh Tohpati) semakin memancing rasa penasaran saya.

Lagu Mau Dibawa Kemana sendiri tentunya sudah tidak asing lagi bagi Andi Rianto. Selain pernah menampilkannya saat masih โ€˜mengasuhโ€™ acara musik televisi โ€œHarmoniโ€, seingat saya, ia dan Magenta Orchestra-nya juga yang menggarap aransemennya ketika lagu milik grup Armada itu dinyanyikan oleh Citra Skolastika di babak workshop Indonesian Idol pada tahun 2010 lalu.

Yang menarik, meskipun sudah beberapa kali terlibat dalam penggarapan sejumlah versi aransemen dari lagu yang -secara lirik- sebenarnya lebih cocok dibawakan oleh penyanyi cewek itu, namun aransemen yang diberikan Andi Rianto kepada Marcell kali ini tetap memiliki ciri khas dan kelebihan tersendiri lewat alunan irama swing. Nuansa jazzy-nya cukup kental terasa.

Kesan berbeda saya dapatkan saat mendengar hasil daur ulang tembang I Know I Loved You. Yang satu ini malah terdengar biasa saja. Di samping suara Marcell menjadi kurang menonjol, irama yang dihadirkan juga kurang memikat. Padahal sebelumnya saya berharap bisa mendengarkan variasi atau improvisasi yang jauh berbeda dibandingkan dengan versi asli milik Savage Garden. Kalau sudah begini, saya lebih memilih versi aslinya saja.

Seperti melanjutkan โ€˜hobiโ€™ di album sebelumnya, kali ini tidak hanya dua lagu lawas saja yang dinyanyikan ulang oleh Marcell. Masih ada tembang Takkan Terganti dari Kahitna dan Sisa Semalam milik kelompok Java Jive. Kedua lagu tersebut terbilang cukup berhasil dihadirkan kembali dalam versi yang lebih mellow khas penyanyi solo asal Bandung itu.

Beberapa lagu lainnya juga tidak kalah menarik. Sebut saja seperti lagu Melati yang tampaknya khusus ditujukan kepada istrinya, Rima Melati Adams. Untuk berduet, Marcell menggandeng Dewi Sandra dan Rayi โ€œRANโ€ yang masing-masing hadir di lagu Tanpa Kata dan Permainan Cinta.

Dari 11 lagu di albumnya yang ke-4 ini, hampir semuanya bertema soal cinta dengan lirik yang rata-rata bermakna cukup dalam. Mungkin hanya Nusantaraku yang lain sendiri. Lagu ciptaan Andi Rianto, Marcell, dan Rully Worotikan ini berseru soal Bhinneka Tunggal Ika. Menarik!

Secara keseluruhan, lagu-lagu yang ditawarkan kali ini terbilang enak didengar dan tidak cepat membosankan. Memang sih sejumlah lagunya harus disetel beberapa kali baru bisa dinikmati dengan asyik. Tapi justru di situlah keunggulannya. Agak berbeda ketimbang kebanyakan lagu lokal di pasaran saat sekarang yang langsung terdengar enak tapi lantas lewat begitu saja.

Sayangnya, segala keunggulan itu harus terganggu oleh masalah teknis. Pada beberapa lagu, volume suaranya terdengar tidak standar. Beberapa lagu itu, di antaranya, adalah Peri Cintaku, Sisa Semalam, Tanpa Kata, Melati, dan Dia yang Kucinta.

Pada bagian awal lagu, suara musik dan vokal terdengar terlalu kecil. Bahkan saking kecilnya, vokal Marcell terdengar seperti berbisik lirih dengan kualitas suara yang โ€˜mendemโ€™ atau seperti terkungkung. Tapi mulai pertengahan hingga menjelang lagunya selesai, volume suaranya malah terdengar semakin membesar. Lumayan mengagetkan dan sangat mengganggu kenyamanan pendengaran. Apalagi jika sebelum atau sesudah mendengarkan album ini juga menyetel album lain, gangguan itu makin kentara.

Ketika saya memprotes soal gangguan itu lewat Twitter, pihak terkait sih langsung berjanji akan memperbaikinya segera. Mungkin untuk rilis berikutnya. Semoga proses perbaikannya berjalan lancar dan tidak mengecewakan yang (sudah) membeli CD orisinal. ๐Ÿ™‚

Tiba-tiba saya jadi ingat kata-kata Hugh Grant dalam film Music & Lyrics (2007): โ€œJust a little bit louder, โ€˜cause this song is intended for humans, okay?โ€