Kotak Musik Baru tapi Lawas dari Bruno Mars

Ini memang hal klasik, tapi bagaimana pun juga kehadiran album kedua (masih) selalu mengundang rasa penasaran. Apakah di album keduanya sang musisi akan berani menawarkan warna baru yang sama sekali berbeda? Atau memilih tampil ‘aman’ dengan sekadar menawarkan menu serupa dengan isi album perdana?

Apalagi jika itu adalah album kedua milik Bruno Mars yang album pertamanya, “Doo-Wops & Hooligans”, sukses di pasaran dan sempat masuk nominasi piala Grammy. Apa yang dilakukan untuk album terbarunya? Tampaknya penyanyi bernama asli Peter Gene Hernandez tersebut cenderung memilih tampil ‘aman’, tapi dengan caranya sendiri.

Bruno Mars


Hal itu terasa dari ramuan menu album bertajuk “Unorthodox Jukebox” ini yang tidak jauh berbeda dengan album pertama. Tetap menawarkan berbagai warna musik. Mulai dari pop, soul, R&B, reggae, hingga oldies. Bahkan, seperti ada rumus tertentu.

Lihat saja, setelah pada album terdahulu menggandeng musisi asal Jamaika peraih piala Grammy, Damian Marley (anak dari Bob Marley) dalam lagu “Liquor Store Blues”, sekarang Bruno bekerja sama dengan produser rekaman asal Jamaika yang juga pemenang piala Grammy, Dwayne Chin-Quee atau Supa Dups, untuk penggarapan lagu “Show Me” di album ini.

Selain itu, Bruno tidak lupa pula mengambil ‘inspirasi’ musik atau gaya bernyanyi dari musisi kondang seperti yang dilakukan dalam album pertamanya. Jika sebelumnya, beberapa lagunya mengingatkan pada Michael Jackson dan Jason Mraz, sekarang pendengar album berisi 10 lagu ini seperti ditarik kembali ke masa kejayaan sejumlah musisi legendaris seperti The Police, Kool & The Gang, Prince, dan tentunya Michael Jackson.

Dengarlah, sekadar menyebut contoh, lagu “Locked Out of Heaven” yang iramanya langsung mengantar ingatan kita pada “Roxanne” milik The Police, “Treasure” jika suka dengan lagu-lagu dari Kool & The Gang, atau “Moonshine” saat kangen mendengar gaya bernyanyi khas Michael Jackson.

Yang mungkin agak berbeda adalah lirik yang dilontarkan kali ini. Kalau di album sebelumnya penuh rayuan cinta, sekarang agak berbalik arah. Ada penyesalan, sindiran, kekecewaan, dan juga kemarahan terhadap lawan jenis, terutama pada lagu-lagu macam “When I Was Your Man”, “Natalie”, dan “Money Make Her Smile”,

Tidak hanya itu. Beberapa lagu di album ini malah mengusung lirik yang tergolong cukup vulgar. Mungkin inilah yang menyebabkan tidak disertakannya buklet lirik lagu album ini. Untuk melihat salinan liriknya, para penggemar harus berkunjung ke situs webnya.

Di luar hal-hal tersebut, sebenarnya isi album ini rata-rata cukup enak didengar, apalagi bagi kuping dari pendengar yang masa remajanya ada pada era 80-90an.