Seberapa Panjang Sih Durasi Film di “Janji Joni”?

Janji JoniSeberapa panjang sih durasi film di “Janji Joni“? Ya, ini bukan salah ketik. Bukan seberapa panjang durasi dari film “Janji Joni”, melainkan seberapa panjang durasi film yang ada di di “Janji Joni” sehingga selama film itu diputar, sang pengantar rol film masih sempat-sempatnya melakukan berbagai kegiatan seperti nyeberangin orang buta, ngejar maling sepeda motor, terpaksa ikut nganterin istrinya sopir taksi ke rumah sakit bersalin hingga proses ngelahirin, pingsan, berperan jadi figuran film, bantu orang yang (pura-pura) dijambret, ngejar maling tas, ngeband, dikejar orang sekampung karena disangka, ngobrol sama seniman gila, dan lain-lain? Padahal itu semua masih ditambah dengan durasi dari rol film terakhir yang masih dibawa ke mana-mana tadi itu oleh si pengantar rol film. Asal tahu saja, film “Janji Joni” sendiri hanya berdurasi 85 menit! 😈 😆

Biarlah kita bertanya-tanya dengan seberapa panjang durasi film yang sedang diputar di bioskop tempat Joni (Nicholas Saputra) bekerja. Dan semakin bertanya-tanya dan terheran-heran ketika pada adegan Joni akan menolong Voni (Rachel Maryam) yang sedang (pura-pura) mempertahankan tasnya dari penodong, ia sempat berkata kalau waktunya tinggal 30 menit lagi biar bisa tiba di bioskop tepat waktu, padahal setelah itu ia masih harus mengejar Voni yang membawa kabur tasnya, mengorek info dari adiknya Voni (Dwiky Riza), ikutan ngeband, dan ngobrol dengan si seniman gila yang bandar maling (Sujiwo Tedjo). Biarlah. 😐

Mungkin bagi sutradara dan penulis naskahnya (Joko Anwar) yang lebih penting adalah bagaimana menggambarkan perjuangan Joni dalam menepati janjinya kepada seorang cewek cakep (Mariana Renata) yang baru dikenal di lobi bioskop. Agar si cewek cakep mau memberitahu namanya, Joni berjanji gak akan telat ngantar rol film yang hari itu akan ditonton si cewek bersama Otto (Surya Saputra), pacarnya yang arogan.

Undangan Janji Joni

Apakah Joni akan berhasil menepati janjinya atau tidak, mungkin membuat sebagian orang penasaran tetapi mungkin juga sebagian lainnya tidak. Karena bisa dibilang kekuatan film ini bukan soal itu. Justru rentetan berbagai kejadian seru nan lucu yang menghadangnya itulah yang menjadi kekuatan sesungguhnya dari film ini, meskipun rada gak masuk akal karena tiba-tiba semua orang menjadi iseng kepadanya tiap kali ia menolong orang lain. Mudah-mudahan film ini gak membuat kapok mereka yang suka menolong orang… 🙁

Dibuka dengan cerita si Joni mengenai tahap-tahap pembuatan film yang memuat sentilan-sentilan seputar industri film di sana sini, membuat proyek film layar lebar keempat Kalyana Shira Films itu menjadi agak berbeda dengan film Indonesia pada umumnya. Tidak lupa disisipkan pula bagaimana proses pemutaran film di bioskop-bioskop tanah air saat ini yang rata-rata untuk pemutaran di dua gedung bioskop hanya memperoleh jatah 1 copy film sehingga 1 copy film itu harus dibagi lagi jadi 6 rol film agar bisa diputar bergantian.

Joni melanjutkan ceritanya dengan jenis-jenis penonton bioskop di negeri kita ini. Mulai dari penonton spoiler (Jajang C Noer), penonton telmi (Noella Birowo), penonton pamer (Dinar), penonton pacaran (Ananda Mikola dan Wulan Guritno), penonton kritikus, penonton serius, hingga penonton perfeksionis. Adegan ini sebenarnya menarik dan mengundang senyum, tetapi mengingat keseharian Joni yang lebih sering mampir di ruang proyektor film (yang ada di belakang penonton) ketimbang jalan-jalan di dalam gedung bioskop seperti para penyobek tiket, maka adegan itu terasa sedikit aneh ketika kamera justru menyorot dari arah depan penonton… 🙄

Dan yang gak bisa diabaikan dari film ini adalah penampakan orang-orang kondang di sana-sini. Selain Nicholas, Mariana, dan beberapa nama kondang yang sudah disebut di atas, masih ada Gito Rollies (sebagai Pak Ucok, petugas proyektor film), Barry Prima (Jaka, si sopir taksi cerewet), Ria Irawan (sutradara cewek), dan Robby Tumewu (calon investor film). Bahkan beberapa diantaranya hanya muncul sekilas saja alias menjadi cameo. Sebut saja seperti Catherine Wilson, Tora Sudiro, DJ Wingky, Aming, Indra Birowo, Ronald Surapradja, Indra Herlambang, Bagus “Netral”, Tantowi Yahya, Alvin “Showbiz – METROTV” Adam, dan beberapa orang ngetop lainnya. Sayangnya gw gak melihat penampilan cameo dari Nia diNata, yang jadi produser film ini. Pasti lebih seru! 😀

Akting dari Nicholas sendiri cukup bagus. Meskipun karakter Rangga (dari film “Ada Apa dengan Cinta”) masih sedikit membayanginya, namun ia cukup berhasil memerankan tokoh Joni yang polos dan belum pernah pacaran itu dengan baik. Sementara Mariana Renata yang baru pertama kali ini main film tampil sedikit canggung, terutama ketika mengucapkan dialog yang agak panjang. Terkesan kurang wajar. Gak heran walaupun termasuk tokoh utama, sosok Angelique yang diperankannya malah jadi agak tenggelam dengan kehadiran si penonton telmi dan pertanyaan-pertanyaan tololnya… :mrgreen:

Di luar berbagai keunggulan dan ketidaklogisannya tadi, film ini bisa dibilang cukup menarik untuk sebuah tontonan yang menghibur. Jika hanya sekedar mencari tontonan komedi lokal yang asik dan segar, bolehlah film Janji Joni dipilih ketika mulai diputar di bioskop-bioskop di Indonesia pada 28 April 2005 besok! RECOMMENDED!

Oh ya, kalo nonton film ini di bioskop, jangan dulu buru-buru beranjak dari tempat duduk sebelum filmnya benar-benar selesai! Ingat itu! 😉

(Thanks buat Lucky atas undangan ikutan preview / premiere film “Janji Joni” pada Minggu, 24 April 2005 di Plaza Tunjungan, Surabaya)

UPDATE:
Gw dapat info dari Mirza kalo ada yang bilang Nia diNata muncul kok dalam film itu, sebagai penonton kritikus! Oke deh.. sip! Thanks Mirza dan temannya yang udah ngasih koreksi soal itu 🙂