Daily Life

Menghentikan “Push RBT” XL

Selamat dtg di XL RBT.Anda mendapat RBT Jalanmu Bu..-Andra A.. GRATIS selama 7hr. Utk stop sms UNSUB ke1818,utk perpanjang langganan reply dg YA.(Rp350/sms)

Demikian isi SMS yang tiba-tiba masuk ke nomor XL saya belum lama ini. Hah? Nomor saya dipasangi RBT (Ring Back Tone)? Saya coba menghubungi nomor XL saya, eh benar ada RBT-nya. Duh! Apa-apaan ini? Tanpa minta persetujuan saya, kok langsung dipaksa pakai RBT? Sudah begitu, untuk berhenti pun dikenakan biaya tambahan! ๐Ÿ˜ก
Continue reading…

Akhirnya Berlangganan Telkom Speedy Unlimited

Akhirnya, saya tergoda juga untuk berlangganan paket internet jalur ADSL dari Telkom Speedy, setelah selama ini mencoba bertahan hanya dengan menggunakan koneksi dari Indosat 3.5G. Faktor utama pendorongnya, tentunya, adalah gara-gara kualitas koneksi Indosat 3.5G yang belakangan semakin tidak memuaskan (baca: semakin sering lambat), khususnya ketika digunakan di daerah Surabaya Timur.

Awal bulan Februari lalu, setelah tanya via 147 mengenai persyaratannya, kemudian saya datang ke Plasa Telkom terdekat untuk mendaftar. Proses pendaftarannya tergolong mudah, tidak ribet dan bertele-tele seperti waktu saya mendaftar berlangganan Telkomsel Flash beberapa tahun lalu.
Continue reading…

Nonton Footage “How to Train Your Dragon” di Layar Bioskop

Screening Reaction “How to Train Your Dragon” 59 Minute Footage

Begitulah nama lengkap acara yang saya datangi Minggu pagi kemarin di Sutos XXI Surabaya. Semacam acara nonton film bareng gratis? Ya. ๐Ÿ™‚

Yang menarik dan berbeda jika dibandingkan dengan acara nonton film lain, film How to Train Your Dragon 3D yang dihadirkan dalam acara kemarin oleh Paramount Pictures perwakilan Indonesia sebagai penyelenggara bukan dalam bentuk full movie, melainkan versi footage berdurasi sekitar 59 menit. Jarang-jarang kan ada acara nonton bareng footage atau film versi yang belum selesai diedit? Apalagi melihatnya di layar bioskop besar dengan memakai kacamata 3D. ๐Ÿ™‚

Continue reading…

Gen FM Masuk Surabaya?

Tadi siang, ketika lewat di daerah Gubeng, Surabaya, saya melihat ada sejumlah spanduk vertikal berwarna hijau muda yang terpasang di sepanjang pinggiran jalan. Di spanduk itu tidak banyak tulisan yang tertera, tapi karena ukuran tulisannya agak kecil dan kurang tebal, jadinya yang paling terbaca dari balik kemudi mobil hanya ini: 103.1 fm.

Radio baru di Surabaya? Melihat sekilas warna dan jenis huruf yang digunakan, saya langsung menduga: Gen FM masuk Surabaya? Kemungkinan besar (dengan keyakinan lebih dari 68%) sih begitu. ๐Ÿ™‚

Buru-buru saya pindahkan frekuensi radio di mobil ke 103.1 FM. Ya, ketemu siarannya, meskipun sempat terlewat ketika saya melakukan pencarian frekuensi secara otomatis. Kayaknya daya pancarnya masih belum kuat. Begitu mulai masuk ke wilayah lain menjauhi daerah Gubeng dan sekitarnya, suaranya jadi tidak jelas dan timbul tenggelam. Duh!

Seperti siaran percobaan pada umumnya, sepanjang siaran yang saya dengarkan tadi belum ada penyebutan nama radionya secara lengkap. Rekaman suara Jingle-nya yang muncul di sela lagu-lagu hanya menyebutkan angka frekuensinya saja: satu kosong tiga koma satu ef em. seratus tiga koma satu ef em

Jadi, kapan radio baru cabang Jakarta yang menggunakan bekas frekuensi Radio Camar Surabaya itu akan resmi mengusung mereknya sendiri di udara kota Surabaya? Saya belum tahu. Yang jelas, jangan lupa perkuat dulu daya pancarnya ya sebelum mengundang makan-makan (ge-er). ๐Ÿ™‚

9 Peristiwa Menarik di Dunia Internet Indonesia 2009

9 peristiwa 2009

Selamat Tahun Baru 2010! Maaf, baru sekarang bisa mengucapkan. ๐Ÿ™‚

Seperti tahun lalu dan beberapa tahun sebelumnya, sebagai tradisi pembuka tahun baru, saya selalu mencoba mengumpulkan berbagai peristiwa menarik menyangkut dunia internet Indonesia sepanjang tahun 2009 lalu.

Setelah mengingat-ingat dan mengumpulkan data dari sana-sini, berikut ini adalah 9 peristiwa menarik yang menyangkut atau terjadi di dunia internet Indonesia tahun 2009, setidaknya menurut saya.

Apa saja itu?

Continue reading…

Mimpi Ajaib Laskar Para Pemimpi

sang pemimpi

Sama seperti menonton film “Laskar Pelangitahun lalu, kali ini saya juga belum membaca bukunya yang ditulis oleh Andrea Hirata ketika memutuskan untuk menyaksikan sekuelnya, “Sang Pemimpi“. Meskipun begitu, saya sempat berharap isi film yang masih digarap oleh Riri Riza ini tidak memunculkan berbagai pertanyaan di benak saya ketika menontonnya. Namun ternyata harapan itu tidak mudah terwujud. ๐Ÿ™‚

Film dibuka dengan adegan ayah Ikal (Mathias Muchus) yang sedang bersepeda di sebuah jalan yang sangat sepi. Sebuah adegan yang terlihat lumayan aneh ketika disandingkan dengan kemunculan judul film di layar bioskop.

Dari situ kemudian adegan demi adegan meloncat bergantian antar waktu, dari satu masa tertentu ke masa yang lain. Dari masa Ikal dewasa (Lukman Sardi) yang sedang bingung dengan menghilangnya Arai dewasa (Nazril Irham) secara tiba-tiba, lantas loncat ke masa remaja Ikal (Vikri Septiawan) dan Arai (Rendy Ahmad) di bangku SMA. Selanjutnya meloncat lagi ke masa kecil Ikal (Zulfanny) dan Arai (Sandy Pranatha) sebelum akhirnya balik lagi ke masa SMA yang diberi porsi terbesar dalam film ini. Butuh konsentrasi tersendiri biar tidak bingung mengikuti adegan-adegan yang berloncatan antar waktu seperti itu.
Continue reading…