Daily Life

Aturan Last Order ala KFC Mal Galaxy

Selama ini gw pikir aturan last order hanya diterapkan oleh resto atau cafe yang nota bene menawarkan beragam menu hidangan yang butuh waktu khusus untuk memasaknya. Dengan demikian, pihak pengelola masih punya waktu yang cukup untuk menyajikannya tanpa harus memperpanjang jam tutup. Berbeda dengan tempat makan yang mengandalkan menu junk fast food, yang biasanya sudah siap saji tentu tidak perlu waktu lama untuk menyajikannya kepada pembeli. Namanya juga fast food, agak aneh dong kalo ada aturan last order ๐Ÿ˜›

Senin kemarin, setelah nonton “Mr. & Mrs. Smith” di Galaxy 21, gw mampir di KFC cabang Mal Galaxy yang berada di lantai 1 gedung yang sama. Kebetulan gw lihat masih buka dan di luar juga masih hujan. Sambil menunggu Continue reading…

Aturan Mitra 21 yang Menjengkelkan

Hari ini gw pengen nonton film Mr. & Mrs. Smith dan sekalian pengen merasakan suasana baru dari Mitra 21, Surabaya yang baru dibuka kembali bulan lalu.

Rencananya gw nonton setelah pulang kantor. Biar gak kehabisan tiket, siangnya gw udah ke bioskop itu untuk membeli tiket entar malam. Selama ini gw gak mau go show alias datang langsung pas dekat-dekat jam pertunjukan tanpa sudah punya tiket di tangan. Entar udah datang Continue reading…

Happy 1st Anniversary, id-gmail!

Manfaat bermilis mungkin sudah banyak yang merasakannya. Tetapi manfaat dari ikut milis yang isinya gak karuan (baca: junk)? Adakah? ๐Ÿ™„

Jika yang dimaksud adalah milis id-gmail (id-gmail@googlegroups.com), maka jawaban gw: ada! ๐Ÿ˜ˆ

Ya, meskipun kebanyakan isi e-mail yang dikirim ke milis gajah (nama lain dari milis id-gmail) itu tidak serius, namun bukan berarti milis itu gak asik. Justru kalo serius, namanya bukan id-gmail.

Banyak yang terheran-heran mengapa milis yang mengusung nama id-gmail bukannya membahas soal Gmail malah ngobrol hal-hal yang gak penting? Justru itulah salah satu keunikan milis yang digagas oleh Risiyanto Budi alias pakerte sejak 13 Juni tahun silam tersebut! =))

Jadi, apa saja manfaat yang diperoleh dari ikut milis id-gmail? Antara lain, bisa ketawa-ketawa sendiri di depan monitor komputer, teman makin bertambah, dapat banyak info-info asik, dan masih banyak lagi! Penasaran? Makanya gabung! :plok:

Apalagi mumpung lagi ultah ke-1, untuk ikutan milis id-gmail gak perlu uang pendaftaran dan iuran bulanan. Gratis! Buruan klik di sini! :mrgreen:

Ribetnya Bikin Ubuntu Bersuara

Sejak Senin kemarin gw bete. Setelah migrasi ke Ubuntu Hoary 5.04, komputer gw di kantor gak bisa dipakai buat dengerin lagu ๐Ÿ˜ก Soundcardnya gak kedeteksi ๐Ÿ™

Coba-coba apa yang disaranin orang-orang di Ubuntu forums mengenai masalah sound-nya Ubuntu Hoary, tetap aja gak berhasil ๐Ÿ™ Baca panduan di Ubuntuguide.org juga tidak membantu mengatasi masalah. Bete dah! ๐Ÿ˜ฅ

Sore tadi, dengan rasa putus asa, gw iseng-iseng ngecek driver terbaru di Advanced Linux Sound Architecture (ALSA). Kelar download driver versi terbaru (ALSA 1.0.9b release), gw ikuti panduan menginstal driver untuk Creative Labs Sound Blaster Vibra16X. Gw asal nebak aja kalo panduan itu cocok dengan tipe soundcard CT-2502 yang terpasang di komputer gw di kantor.

Kelar menjalankan perintah: ./configure --with-cards=sb16 --with-sequencer=yes;make;make install, gw gak langsung reboot. Gw pikir masih tetap gak bisa…

Pas gw coba reboot… eh suara midinya terdengar! Wow! :plok: Finally… ๐Ÿ™‚

Akhirnya bisa kerja sambil denger lagu lagi! :music: Gak jadi nyoba distro lain ๐Ÿ˜›

Faktor Kenyamanan Ruang Tunggu di Bengkel

Beberapa hari lalu gw ke bengkel untuk ganti oli. memang sudah saatnya, bahkan dilihat dari angka kilometer yang tertera sekarang, sebenarnya agak lewat dari yang direkomendasi oleh bengkel langganan gw untuk ganti oli… :mrgreen:

Namun kali ini yang gw datangi bukan bengkel langganan gw. Biasanya gw ke bengkel Liek Motor yang ada di Jl. Walikota Mustajab. Tapi ternyata bengkelnya udah tutup. Menurut petugas yang menerima telepon, urusan bengkel dialihkan ke cabang yang di jalan Indrapura! *gedubrak* ๐Ÿ˜ฏ

Wah, jauh juga ya kalo harus ke Indrapura. Itu udah termasuk daerah Surabaya Utara, sementara gw ada di Surabaya Timur. Jalan Walikota Mustajab sendiri ada di daerah tengah kota. Hmm… ๐Ÿ™„ Karena belum punya alternatif bengkel lain, akhirnya gw menuju ke daerah Indrapura itu. Sekalian nyoba ๐Ÿ™‚

Begitu nyampe sana dan daftarin mobil di meja layanan bengkel, gw disuruh nunggu di ruang tunggu yang ada di bagian belakang serta diberi kupon untuk ditukar dengan minuman dan snack. Wah, dari sini langsung terasa deh perbedaannya dengan bengkel yang ada di Walikota Mustajab dulu…
Continue reading…

Mencari Oleh-oleh Khas Surabaya

Sudah lebih dari 10 tahun tinggal di Surabaya yang hari ini (31 Mei) berulang tahun ke-712, tetap saja hingga sekarang gw masih bingung apa sebenarnya oleh-oleh khas Surabaya yang bisa diberikan kepada keluarga atau kenalan yang berkunjung. Gw tetap gak tahu apa yang bisa dibawa untuk dibanggakan sebagai buah tangan dari Surabaya ketika mengunjungi keluarga atau teman di kota lain ๐Ÿ˜ฅ

Tentunya bentuk oleh-oleh yang gw maksud bukan berupa makanan basah, tetapi makanan kering atau barang yang bisa diidentikkan dengan kota Surabaya. Kira-kira sejenislah dengan kaos Joger, sosis Titiles, kacang Bali dari Bali, bakpia pathok dan kaos Dagadu dari Jogja, molen dari Bandung, sirup markisa dari Makassar, bagea dari Ternate, dan kain Karawang dari Gorontalo.

Selama ini, biasanya gw hanya membawakan sejenis camilan dan makanan kering seperti kerupuk belinjo, kerupuk udang, kripik belinjo, udang “Bu Rudy”, dan kue belinjo “Anda” atau “88”. Padahal kalo ditelusuri lebih lanjut, setahu gw, jenis camilan seperti kerupuk belinjo dan kerupuk udang berasal dari Sidoarjo. So, bisa dibilang mungkin hanya dua nama terakhir yang termasuk produk buatan Surabaya. Hiks… ๐Ÿ˜ฅ Gw sendiri masih kurang sreg mengusung keduanya sebagai oleh-oleh khas Surabaya… ๐Ÿ˜

Hmm, mungkin ada yang bisa ngasih tahu gw apa sebenarnya oleh-oleh khas Surabaya? ๐Ÿ™„