Kemarin, 9 April 2009, saya juga ikut mencontreng dong. Tapi saya baru datang ke TPS menjelang pukul 12 siang bersama istri saya.
Tiba di TPS dekat rumah, suasana sudah agak sepi. Yang terlihat hanya para petugas dan seorang warga lainnya.
Saat hendak mencontreng empat kertas suara yang diberikan oleh petugas, saya agak terkejut. Ternyata alat yang disediakan untuk mencontreng adalah pulpen bertinta merah. Saya pikir bakal disediakan spidol, biar lebih jelas contrengannya.
Setelah memasukkan empat kertas suara itu ke empat kotak yang berbeda dan mencelupkan ujung jari kelingking ke botol tinta, saya mendengar ada petugas yang mengingatkan para petugas lain bahwa sudah jam 12 (siang). Saya sempat melirik lagi ke bilik suara. Eh, sudah tidak ada warga lain. Kayaknya saya dan istri saya jadi pencontreng terakhir di TPS tersebut.
Continue reading…