Litbang Kompas dan Data Waralaba Asing

Hari ini, 23 September 2006, Kompas -melalui rubrik Fokus- membahas soal “Konsumtivisme” yang disertai dengan sejumlah artikel pendukung. Yang menarik adalah soal tabel “Sejumlah Waralaba Asing di Indonesia” yang terpasang satu halaman (di halaman 35) dengan artikel berjudul “Donut sebagai Gaya Hidup” ๐Ÿ˜‰

Dalam tabel susunan Litbang Kompas yang diolah dari berbagai sumber (lengkapnya yang tertulis pada bagian bawah tabel: “Sumber: Litbang Kompas, diolah dari majalah Swa dan Wartek, tabloid Kontan dan Nova, situs KFC dan DailyBread”) itu disebutkan puluhan merek lengkap dengan nama perusahaan pemiliknya dan asal negara. Sekilas tidak ada yang aneh dengan isi tabel tersebut. Namun, setelah dibaca lebih teliti, rupanya tidak semua merek dalam tabel tersebut cocok disebut sebagai merek waralaba asing. Setidaknya ada tiga merek yang sebenarnya merupakan merek bikinan perusahaan lokal di Indonesia. Hah? ๐Ÿ˜ฏ

waralaba asing kompas

Ketiga merek itu adalah Hoka-Hoka Bento, Daily Bread, dan Izzi Pizza. Dalam tabel, Hoka-Hoka Bento disebut berasal dari Jepang dan Izzi Pizza ditulis berasal dari Italia. Sementara pada kolom asal negara untuk Daily Bread tidak diisi. Entah kenapa. Padahal berdasarkan artikel dalam majalah SWA dan Warta Ekonomi, ketiga merek itu dijelaskan sebagai merek-merek lokal alias kepunyaan perusahaan Indonesia. Bukan merek yang diimpor dari negara lain. Jadi, bagaimana (Litbang) Kompas? ๐Ÿ™„

Ny. Ong vs. Ny. Yong

Gepuk adalah salah satu jenis makanan pesanan gw yang dikirim Endhoot dari Bandung minggu lalu. Gw memang sengaja pesan lantaran sudah lama bikin gw penasaran. Berhubung beberapa minggu belakangan ini gw sibuk banget, baru hari ini bisa bahas soal makanan asal Bandung itu.

Oh ya, katanya Endhoot, bagi orang Bandung, gepuk sendiri artinya adalah empal. Padahal jika dibandingkan dengan empal yang biasa gw temui di warung-warung yang ada di Surabaya, penampilan gepuk dari Bandung itu jauh berbeda. Biar gampang dibedakan, menurut gw, gepuk itu adalah empal yang dimasak sampai empuk atau something like thatโ„ข ๐Ÿ™‚ CMIIW.

Ternyata di Bandung ada dua merek gepuk yang terkenal, Ny. Ong dan Ny. Yong. Kalau hanya melihat penampilannya, sekilas keduanya mirip banget. Apalagi merek yang diusung juga hampir sama. Cukup membingungkan bagi yang belum mengetahuinya keberadaan dua merek tersebut.

Keduanya boleh sama-sama menyebut diri sebagai gepuk asal Bandung, harga per potong juga boleh sama-sama 6000 rupiah per potong, nama juga boleh mirip, tetapi ternyata rasanya berbeda. Bahkan perbedaan rasanya cukup kontras. Mana yang lebih enak? Lihat dulu perbandingannya… ๐Ÿ˜‰
Continue reading…

DTK: Deja vu Tidak Komplit

[rate 3.0]

Sabtu malam kemarin (9/9), kebetulan gw sempat menyaksikan sinetron baru di RCTI berjudul DTK “Dunia Tanpa Koma”, yang digembar-gemborkan sebagai sebuah sinetron yang menjanjikan. Dilihat dari pendukungnya memang cukup menjanjikan. Mulai dari artis pendukungnya sampai penulis skenarionya, semuanya memang nama-nama kondang. Lihat saja yang sudah tampil dalam episode pertama kemarin itu, ada Dian Sastro, Fauzi Baadila, Tora Sudiro, Surya Saputra, Didi Petet, Slamet Rahardjo, Wulan Guritno, Indra Birowo, Cut Mini, dan Donny Damara. Itu masih ditambah dengan sederet nama terkenal lain macam Leila S. Chudori (penulis skenario), Leo Sutanto (produser), dan Maruli Ara (sutradara). Kurang? ๐Ÿ˜‰

Ya, kurang Nicholas Saputra, Rachel Maryam, dan Aida Nurmala! Kenapa? Continue reading…