Lip Sync itu Memalukan dan Mengecewakan!

Semalam gw nonton acara konser Dewa di RCTI dalam rangka launching album terbaru mereka, “Laskar Cinta“. Selain dari album baru, dalam acara itu mereka juga membawakan sejumlah lagu dari album-album sebelumnya seperti Arjuna (yang jadi lagu pembuka), Separuh Nafas, dan Pupus. Ada juga Kikan ‘Cokelat’ yang hadir sebagai bintang tamu dan duet dengan Once di tembang Elang.

Sebuah terobosan yang cukup menarik memang, bikin acara konser untuk meluncurkan album baru. Sayangnya, dalam konser berdurasi sekitar dua jam itu nampaknya pihak Dewa melakukan lip sync! ๐Ÿ˜› Sikap berpura-pura menyanyi lagu yang diputar dari CD player itu paling terasa dan terlihat saat mereka (sok) membawakan lagu-lagu dari album baru macam Cinta Gila, Pangeran Cinta, dan Matahari Bintang Bulan. Kejadian paling parah terjadi saat di lagu Matahari Bintang Bulan yang berirama reggae, di mana terlihat dengan jelas ekspresi Once tidak sesuai dengan lantunan lagu tersebut. Ia nampak keteteran untuk menyamakan gerakan mulut agar terlihat sesuai… ๐Ÿ˜ˆ

Penggunaan metode lip sync oleh grup sekelas Dewa jelas merupakan hal yang memalukan dan mengecewakan! ๐Ÿ˜ก Apalagi, ternyata grup yang cukup sering berganti personil itu sudah cukup sering melakukannya. Hal ini terlihat dari keluhankeluhan yang disampaikan penggemarnya dalam Forum yang ada di situs web Dewa. Duh… ๐Ÿ˜ฏ

Selain Dewa, penyanyi Indonesia papan atas yang juga sering ber-lip sync-ria saat tampil di tv adalah Chrisye! Sementara di barisan grup baru ada nama The Cat yang sempat gw saksikan sendiri melakukan lip sync saat tampil di Indosiar beberapa waktu lalu. ๐Ÿ˜ˆ Ck ck ck, apa gak malu ya ‘menipu’ para penggemarnya sendiri dengan selalu pura-pura menyanyi seperti itu? ๐Ÿ™„ Atau karena kurang pede? Atau masih belum bisa membedakan antara lagi bikin video klip dan tampil di panggung di depan para penggemar? ๐Ÿ˜‰

Jadi ingat dengan skandal lip sync paling heboh di kisaran tahun 88-91 lalu di mana ketahuan kalau ternyata duo yang tampil di berbagai panggung dan video klip itu ternyata bukan penyanyi yang sebenarnya. Yup, this is about Milli Vanilli! :plok:

Di luar negeri, nampaknya metode lip sync juga masih sering digunakan oleh sejumlah penyanyi terkenal. Yang terakhir lagi hangat dibicarakan adalah lip sync yang dilakukan oleh Ashlee Simpson! Nampaknya ‘akting’ menyanyi udah jadi hobi mendarah daging ya?! ๐Ÿ˜›

MC dan Budaya "Okay"

MC dan Budaya "Okay": "Nduk, jadilah MC tetapi jangan ngemce," pesan Krisbiantoro. Dalam pendapat Om Kris, rentetan kata "okay" itu muncul dari kedangkalan wawasan dan ketidaksiapan seorang pembawa acara. Kedangkalan atau keterbatasan wawasan itu pula yang kemudian melahirkan tabiat yang di mata penonton terasa aneh, lucu, dan memuakkan. :plok: Buat tukang ngemce, catet dan hitunglah berapa kali masih ngumbar kata "okay"! ๐Ÿ˜‰

Serasa Nonton Gim di Bioskop!

RE2Bagi yang pengen nonton Resident Evil: Apocalypse, ada baiknya kudu pastiin dulu deh apakah sebelumnya: (1) udah pernah main gim Resident Evil?; dan (2) udah nonton film Resident Evil (2002)? ๐Ÿ˜‰

Kalo jawabannya adalah tidak, mungkin lebih baik lupakan saja film itu. ๐Ÿ˜Ž Tetap nekat nonton? Bersiaplah terbingung-bingung (kayak gw!) ketika menyaksikan film yang disutradarai oleh Paul W.S. Anderson itu. ๐Ÿ˜ˆ Bingung soal kehadiran tokoh Jill Valentine (Sienna Guillory, yang pernah main di Helen of Troy) yang justru lebih menonjol dari Alice (Milla Jovovich), bingung soal proyek Nemesis yang seharusnya jadi tema utama sekuel kali ini namun malah tampil kurang greget, bingung ketika menyaksikan sejumlah adegan tembak-tembakan yang nuansa gim-nya kental banget, bingung dengan alur cerita yang agak amburadul, dan kebingungan lainnya… ๐Ÿ™„

Dengan cerita yang masih seputar virus yang dikembangkan oleh Umbrella Corporation, mau gak mau membuat yang menonton harus mengingat-ingat kisah yang terjadi di film Resident Evil sebelumnya. Lawan yang harus dihadapi pun sama: para penduduk yang berubah menjadi zombie! Apalagi di awal film ini terang-terangan ditunjukkan kalau sekuel kali ini memang merupakan sambungan atau kelanjutan dari film Resident Evil yang dirilis tahun 2002 lalu dan langsung menggambarkan kekacauan yang sedang terjadi lantaran ulah virus tersebut. Rasanya semua itu sudah cukup membingungkan bagi yang belum nonton seri sebelumnya. Hanya bedanya kali ini mengambil setting di dalam kota Raccoon City yang sudah terkontaminasi virus ganas itu dan akan diratakan dengan nuklir saat fajar menjelang oleh pihak Umbrella! Yah, masih soal virus dan zombie lagi! ๐Ÿ™ Kesannya kurang kreatif. Masalahnya itu-itu aja. Apa gak ada topik lain ya? ๐Ÿ˜› ๐Ÿ™„

Hal yang paling parah dari film ini sebenarnya adalah alur cerita yang suka kurang nyambung dan menyepelekan logika berpikir yang menonton! ๐Ÿ˜ก Sebut saja seperti adegan di mana tiba-tiba Alice menerobos masuk ke dalam gereja lewat jendela dengan mengendarai motor untuk membantu Valentine dan lainnya dalam menghadapi beberapa makhluk berwarna merah menyeramkan nan gesit. Kehadiran yang begitu kebetulan! ๐Ÿ˜‰ Juga tidak dijelaskan dari mana datangnya para makhluk-makhluk merah menyeramkan itu. ๐Ÿ™„
Continue reading…