Daily Life

Jangan Ganggu Konser Musik!

Sepertinya kejadian pelemparan benda-benda tertentu ke arah panggung udah bukan hal baru ya di sini. Kalo yang dilempar itu adalah bunga dan sebagainya sih gak apa-apa. Mungkin itu tandanya sayang :mrgreen: Tetapi kalo berupa botol plastik dan sandal? Itulah yang terjadi di dua konser cukup besar yang terakhir gw datangi.

Di A Mild Live Soundrenaline 2005 di Surabaya yang terlihat menjadi sasaran pelemparan adalah Peterpan. Saat mereka sedang manggung dihadapan penonton yang didominasi penggemar Iwan Fals dan Slank, beberapa kali terlihat lemparan botol plastik air kemasan ke panggung. Bahkan salah satu dari lemparan itu tepat mengenai Ariel, sang vokalis!

lemparan

Sementara di acara Sampoerna Hijau Parade Bedug yang digelar minggu lalu di Surabaya, hal serupa terjadi lagi. Beberapa pengisi acara yang tampil sebelum Slank naik panggung, mendapat lemparan benda-benda tertentu yang datang dari arah penonton. Yang agak berbeda, jenis benda yang dilempar tidak hanya botol plastik air kemasan saja, tetapi juga benda-benda lain seperti sandal dan uang recehan! ๐Ÿ˜ฏ Lihat aja fotonya tuh…

Gw gak tahu apa tujuan pelemparan itu, tetapi yang jelas tindakan seperti itu sangat memprihatinkan. Apalagi aksi panggung Peterpan saat itu asik-asik aja dan penampilan beberapa band baru yang menjadi korban pelemparan itu juga lumayan. Seandainya aksi panggungnya jelekpun, bukan begitu cara protes. Bukannya cukup diteriaki aja atau dicuekin? ๐Ÿ™„

Atas peristiwa itu, Kaka dari Slank juga menyayangkannya. Saat di atas panggung di acara Sampoerna Hijau Parade Bedug, vokalis Slank itu sempat berseru kepada penonton agar mau menghormati artis lain yang tampil sebelum Slank. Mudah-mudahan himbauan Kaka itu manjur.

Sudah cukup berbagai tindakan kekerasan terjadi di negeri ini. Jangan ditambah lagi. Jangan ganggu konser musik! :nono:

Upeti Molen Bandung dari Endhoot

molen

Tanggal 4 Oktober 2005 tiba-tiba Endhoot (via YM) bilang “ben, ada molen, besok ambil di doni ya.” Wah, asik-asik! :plok:

Besoknya, 5 Oktober, ngecek ke Doni soal keberadaan upeti itu agar bisa segera diamankan :mrgreen: Ternyata udah datang! Gak lama kemudian, gw langsung ke tempatnya. Eh, paket kiriman itu blon dibuka. Setelah dibuka, di dalamnya ada 5 kotak yang masing-masing untuk gw, Doni, Pakerte Aris, Q, dan Pika & Arief (khusus kedua anak ini jatahnya digabung… soalnya udah mo nikah *gak nyambung*).

Di perjalanan balik ke kantor, gw langsung mencicipi molen itu. Empuk, tapi di dalamnya gak ada cokelat atau keju seperti molen yang biasa gw makan… ๐Ÿ˜€ Akhirnya molen 10 biji itu hanya bertahan hingga keesokan harinya… itupun hanya tersisa satu.. he he he… Thanks Endhoot! ๐Ÿ™‚

Kiriman molen dari Endhoot ini bisa dibilang pengganti upeti dari kunjungannya ke Surabaya bulan Agustus lalu yang hanya menyetor sebungkus snack kepada para anggota IDGmail cabang Surabaya :nono: Jadi, kapan ngirim upeti lagi? ๐Ÿ˜‰ ๐Ÿ˜†

Beralih ke Radnet Cerm@t

bwtest

Udah seminggu ini gw berlangganan layanan dial-up Cerm@t dari Radnet sebagai pengganti layanan dial-up Centrin yang kualitasnya semakin menjengkelkan itu. Sebenarnya pilihan pertama gw untuk menggantikan Centrin bukanlah Radnet. Semua ini gara-gara membaca postingnya Didats soal layanan dial-up Cerm@t.

Hal penting yang membuat gw tertarik dengan Cerm@t adalah tawaran “Free connection time charge from 23:00 until 05:00:mrgreen: Cukup bayar biaya abondemen sebesar 30an ribu, maka gw bisa menikmati layanan gratis biaya koneksi mulai jam 11 malam hingga 5 pagi. Wah, kebetulan! Selama ini, kalo di rumah gw seringkali baru mulai berinternet di atas jam 11 malam ๐Ÿ™‚

Setelah urusan pendaftaran dan pembayaran selesai (meskipun rada bingung pas ada permintaan fotokopi KTP), mulailah gw ber-Cerm@t. Yang pertama gw tes adalah ‘lag time‘-nya, apakah parah kayak Centrin atau normal. Ketika gw coba mengakses situs berita seperti detikcom misalnya, nampaknya tidak ada masalah. Berita yang tampil memang merupakan berita terbaru, bukan berita beberapa jam sebelumnya seperti ketika gw masih berlangganan Centrin.

Bagaimana dengan kecepatannya? Dengan memanfaatkan layanan CNET, kecepatan koneksinya mencapai 38,1 kbps seperti terlihat pada screenshot. Hmm, cukup cepat… Namun sayangnya untuk hari-hari selanjutnya kecepatannya tidak sebesar itu. Malah kadang hanya sekitar 10 kbps ๐Ÿ™ Ternyata koneksinya gak stabil… ๐Ÿ™

usage time

Kayaknya yang stabil adalah dibebaskannya biaya koneksi mulai jam 23.00 hingga 05.00 itu… Mudah-mudahan tagihan telepon bulan depan gw gak membengkak ๐Ÿ˜€

Mengapa?

Tanggal 1 Oktober 2005 nampaknya harus penuh dengan kejutan dan keheranan. Belum habis sisa keterkejutan dan keheranan lantaran kenaikan harga BBM yang rada keterlaluan, sekarang harus muncul keterkejutan lain atas peristiwa ledakan di Bali pada hari yang sama! ๐Ÿ˜ฏ

Mengapa ledakan bom terjadi lagi? Mengapa Bali? Mengapa pelakunya tega? ๐Ÿ™„

Yang juga mengherankan, mengapa tv swasta nasional kita telat melaporkan peristiwa itu? Pertama kali gw dengar mengenai peristiwa ledakan yang terjadi sekitar pukul 19.45 WITA itu lewat Radio Suara Surabaya sekitar pukul 19.00 WIB ketika masih di jalan. Tiba di rumah gw langsung menyetel tv karena berharap ada informasi yang lebih jelas. Ternyata tidak ada satupun tv swasta nasional yang memberitakan soal peristiwa itu! Informasi via running text pun tidak ada! Baru menjelang pukul 20.00 WIB, berita itu muncul via “Breaking News” di METROTV! Mengapa sampai telat begitu? ๐Ÿ™„

Selain berharap semoga para korban berada dalam kondisi yang sesuai dengan segala kebaikan yang pernah diperbuat selama ini, gw hanya bisa meniru iklan rokok untuk bertanya sekali lagi: “tanya mengapa?” ๐Ÿ™„

Menaikkan Harga BBM dengan Damai

Akhirnya gw ikutan juga nulis soal kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), menyusul rekanrekan blogger lain yang sudah melakukannya kemarin-kemarin. Padahal keinginan menulis soal BBM ini udah coba gw abaikan beberapa hari belakangan ini… he he he :mrgreen:

Dari dulu, setiap kali terjadi kenaikan harga BBM di Indonesia hampir selalu dibarengi dengan terjadinya demo penolakan, penimbunan BBM, kelangkaan BBM, dan kenaikan harga barang dan jasa. Sekarang ini pun ketika harga BBM sudah bisa dipastikan akan naik lagi pada 1 Oktober 2005, hal serupa terjadi lagi! Kepanikan, kemarahan, dan kesedihan pun hadir di mana-mana. Singkatnya, terjadi gejolak di masyarakat.

Melihat keadaan seperti itu, gw jadi bertanya, tidak bisakah pihak berwenang menaikkan harga BBM dengan damai dan tanpa menimbulkan gejolak? Hmm.. Seharusnya bisa, setidaknya tidak perlu sampai terjadi gejolak cukup besar seperti sekarang ini. Caranya? Continue reading…

Dial-up Centrin Surabaya Tidak Bisa Akses Google

Beberapa saat yang lalu (masih dalam hitungan menit), gw gak bisa mengakses ke situs-situs seperti Gmail, Google, dan Yahoo! Yang keluar adalah error message seperti ini:

ERROR
The requested URL could not be retrieved

While trying to retrieve the URL: http://google.com/

The following error was encountered:

* Connection Failed

The system returned:

(110) Connection timed out

The remote host or network may be down. Please try the request again.

Your cache administrator is proxyadmin@centrin.net.id.
Generated Sun, 25 Sep 2005 08:02:50 GMT by proxysby.centrin.net.id (squid/2.5.STABLE7)

Google down? Sepertinya tidak mungkin. Buktinya begitu koneksi dial-up gw ganti ke D~NET (akun gratisan terbatas), tidak muncul error seperti itu. Semua situs bisa diakses normal.

Sebenarnya hal ini sudah sering terjadi selama gw pakai dial-up Centrin Surabaya. Namun biasanya setelah dicoba beberapa kali bisa normal kembali. Dan biasanya juga untuk mengakses situs yang sangat sering diakses orang seperti Google tidak pernah ada masalah.

Sepertinya memang sudah saatnya berpindah ke layanan dial-up ISP lain. Apalagi selama ini gw jarang menggunakan e-mail yang diberikan oleh Centrin sehingga tidak tergantung seperti halnya nomor GSM dari Mentari yang layanannya tidak kalah payahnya. Besok Senin gw mo daftar dial-up ISP lain ah… Good bye Centrin Surabaya! :bye: