Digital cameras leave ‘fingerprints’ on their snaps

Digital cameras leave ‘fingerprints’ on their snaps: Jessica Fridrich and colleagues at Binghamton University in New York, US found that minute flaws in each camera’s sensors left their mark on the images, making it possible to link each picture to a particular camera. Metadata semakin tidak diperlukan dalam urusan pembuktian foto dari perangkat digital? Mari kita tunggu komentar ‘pakar metadata’ kita. Hi Roy!â„¢ 🙂

Tumbuhkan Semangat Bhinneka Tunggal Ika

Tumbuhkan Semangat Bhinneka Tunggal Ika: Indonesia negara majemuk, terdiri atas banyak suku, adat, budaya, dan agama yang berbeda-beda. Kita bersyukur di antara keberagaman itu tercipta kerukunan antarumat beragama, saling menghormati satu sama lain, seperti dilakukan pendahulu kita. Karena itu, mari kita tumbuhkan kembali semangat Bhinneka Tunggal Ika,” ujar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Ya, mari 🙂

Hargai Keberagaman Budaya Indonesia

Hargai Keberagaman Budaya Indonesia: Indonesia dikenal memiliki kekayaan dan keberagaman budaya. Terdiri dari berbagai suku bangsa, agama, bahasa, adat istiadat, cara berpakaian, dan kebiasaan. Karena itu, upaya-upaya meniadakan keberagaman atau upaya penyeragaman melalui Rancangan Undang-Undang Antipornografi dan Pornoaksi berarti runtuhnya Indonesia dan wilayah kebangsaan. Singkatnya, menurut Ratna Sarumpaet, kalau mau menghentikan pornografi, seharusnya negara mengatur “penyebaran” barang-barang pornografi, dan bukannya mengatur soal moral dan etika. Setuju!

Iklan Penolakan terhadap RUU APP

KAMI MENOLAK RUU APP

Indonesia adalah taman bunga peradaban. Di dalamnya mekar beragam tradisi.
Indonesia adalah pelangi kebudayaan. Di dalamnya berpendar beragam adat.
Indonesia adalah lahan subur kesenian. Di dalamnya tumbuh beragam kreasi.
Indonesia adalah ruang semua agama. Di dalamnya bergema beragam doa.

Kini, keragaman itu sedang terancam oleh RUU APP.
Rancangan Undang-Undang Anti Pornografi dan Pornoaksi melarang kita menikmati kekayaan budaya kita.

Kita dilarang berpakaian menurut adat kita.
Kita dilarang mengungkapkan kasih sayang pada orang yang kita cintai.
Kita dilarang mengekspresikan keindahan tubuh dan tari-tarian kita.
Kita dilarang mengungkapkan kekayaan seni dan sastra kita.
Kita dilarang untuk menjadi diri kita sendiri.

RUU APP bukan melarang pornografi,
melainkan membenci tubuh manusia, mendiskriminasi kaum perempuan.
RUU APP terlalu jauh memasuki wilayah pribadi manusia,
yaitu tempat setiap orang memelihara keunikannya.

Setiap orang memiliki ukuran moral yang berbeda.
Setiap orang memiliki persepsi sensualitas yang berbeda.
Setiap orang memiliki daya imajinasi yang berbeda.

Tentu, kita ingin lindungi anak-anak kita.
Karena itu pornografi sudah diatur dalam undang-undang tentang perlindungan anak.
Tentu, kita ingin media massa tumbuh sebagai alat komunikasi yang santun dan cerdas.
Karena itu masalah pornografi sudah diatur dalam undang-undang tentang penyiaran.
Bahkan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana sudah jelas mengatur masalah pelanggaran kesusilaan.

Jadi, Cukup! Jangan merusak keragaman Indonesia dengan RUU APP yang keliru itu.

Indonesia adalah keragaman untuk semua.
Indonesia adalah kebebasan untuk semua.
Indonesia adalah kesetaraan untuk semua.
Indonesia adalah kedamaian untuk semua.

tolak ruu app

Begitulah cuplikan isi iklan penolakan terhadap RUU APP yang termuat satu halaman penuh (halaman 19) di Jawa Pos edisi Jumat 21 April 2006 kemarin, seperti yang juga termuat di halaman depan situs web Aliansi Mawar Putih, penggerak aksi penolakan itu.

Disebutkan bahwa biaya pemasangan iklan yang katanya dipasang juga di Koran Tempo dan The Jakarta Post pada hari yang sama itu merupakan hasil gotong royong dari 3000 orang, yang nama-namanya ikut dicantumkan di situ. Hmm, sebuah bentuk gotong royong yang mengagumkan!
Continue reading…